SBY-Boediono Unggul JAKARTA, (PR).- Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono (SBY-Boediono) unggul mutlak (raihan suara di atas 50 persen) dari dua pasangan pesaingnya, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla-Wiranto dalam Pemilu Presiden 2009.
Hal itu berdasarkan penghitungan cepat (quick count) yang dilakukan sejumlah lembaga survei dan penghitungan manual Komisi Pemilihan Umum (KPU), di Jakarta, Rabu (8/7). Penghitungan cepat itu di antaranya dilakukan oleh Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Lembaga Survei Indonesia (LSI), Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Cirrus, dan Lembaga Riset Indonesia (LRI). Dengan hasil itu, berarti pilpres hanya berlangsung dalam satu putaran. Menurut survei Puskaptis, SBY-Boediono meraih 57,94 persen suara, Megawati-Prabowo 28,16 persen, dan JK-Wiranto 18,89 persen. SBY-Boediono unggul di 26 provinsi, Megawati-Prabowo unggul di 3 provinsi, sedangkan JK-Wiranto unggul di 4 provinsi. Di luar dugaan, JK-Wiranto yang semula diprediksi akan mampu mengimbangi SBY-Boediono, ternyata hanya unggul di empat provinsi, yakni Bengkulu, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Sementara Megawati-Prabowo unggul di Jambi, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Di Jabar, pasangan SBY-Boediono unggul mutlak dengan meraih 76,16 persen, diikuti Megawati-Prabowo 18,20 persen, dan JK-Wiranto hanya 5,63 persen. JK-Wiranto juga kalah di kampung halaman Jusuf Kalla sendiri yang hanya meraih 24,72 persen. Sementara Megawati-Prabowo berhasil meraih 52 persen suara dan SBY-Boediono 23,28 persen. Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid mengatakan, hasil survei itu menunjukkan bahwa figur Susilo Bambang Yudhoyono masih sangat dominan. Sementara itu, penghitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menghasilkan SBY-Boediono unggul 60,17 persen dan unggul lebih dari 20 persen suara di tujuh belasa provinsi. Adapun raihan dua pasangan lainnya yakni pasangan Megawati-Prabowo 27,27 persen, dan pasangan JK-Wiranto 12,55 persen). Angka golongan putih (golput) Pilpres 2009 sebanyak 28 persen. Direktur Eksekutif LSI Denny J.A. mengemukakan, di lebih dari tujuh belas provinsi, SBY-Boediono unggul lebih dari 20 persen, sedangkan JK-Wiranto hanya menang mutlak 63,45 persen di Sulsel. "Jadi SBY menang satu putaran. Ini klaim yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademis dan sesuai dengan UUD 1945," katanya. Menurut Denny, ada enam alasan SBY-Boediono menang satu putaran. Pertama, posisi SBY sangat kuat sebelum kampanye dimulai awal Juni 2009, yaitu 63,1 persen. Alasan kedua, penambahan elektabilitas JK dan Mega selama kampanye tidak signifikan. Ketiga, kepribadian SBY sangat disukai dan sulit digoyahkan. Keempat, publik puas dengan kondisi kehidupan di berbagai sektor. Kelima, publik pada umumnya puas dengan kinerja SBY sebagai presiden. Keenam, mayoritas publik memang ingin satu putaran saja karena menurut survei, 85 persen responden ingin satu putaran. Survei LP3ES juga menunjukkan SBY-Boediono mendapatkan 60,28 persen suara. Posisi kedua ditempati Megawati-Prabowo 27,40 persen, dan JK-Wiranto 12,32 persen. Sementara itu, hasil sementara penghitungan KPU dari total 4.093.744 suara yang sudah masuk hingga pukul 20.00 WIB, dimenangi pasangan SBY-Boediono 60,72 persen (2.485.581 suara), disusul Megawati-Prabowo yang meraih 1.214.486 suara (29,67 persen), dan JK-Wiranto meraih 393.677 suara atau 9,62 persen. Di Jabar dengan total 966.657 suara, SBY-Boediono meraih 577.845 suara atau 59,78 persen, diikuti Megawati-Prabowo 310.769 suara atau 32,15 persen, dan JK-Wiranto meraih 78.043 suara atau 8,07 persen. Hanya hasil dari The Institute Indonesia Development Monitoring (IDM) yang memenangkan pasangan Megawati-Prabowo dengan suara tertinggi 38 persen, disusul pasangan JK-Wiranto 31,25 persen, dan SBY-Boediono 30,35 persen. Unggul di sarang lawan Keunggulan suara SBY-Boediono juga terjadi di TPS tempat Jusuf Kalla dan Wiranto mencontreng. Di TPS 19, Taman Suropati Menteng, Jakarta Pusat, tempat JK mencontreng, SBY-Boediono mendapat 219 suara, disusul JK-Wiranto 105 suara, dan Mega-Prabowo 40 suara. Perolehan suara pasangan SBY-Boediono juga berjaya di TPS tempat Wiranto mencontreng yakni di TPS 14 Bambu Apus, Jakarta Timur. Pasangan JK-Wiranto hanya meraup 162 suara, sedangkan SBY-Boediono meraih 205 suara. Adapun pasangan Mega-Prabowo hanya 30 suara. Sementara di TPS tempat Megawati mencontreng di TPS 26, Kebagusan, Jakarta Selatan, Mega-Prabowo meraih 110 suara, disusul SBY-Boediono 89 suara, dan JK-Wiranto hanya meraih 21 suara. Tunggu hasil KPU SBY menyambut positif hasil penghitungan cepat beberapa lembaga survei yang menyebutkan dirinya dan Boediono jauh mengungguli pasangan Megawati-Prabowo dan JK-Wiranto. Kendati demikian, SBY meminta pendukung dan konstituennya untuk tetap menunggu hasil penghitungan oleh KPU. "Saya ucapkan rasa syukur alhamdulillah. Namun, penghitungan suara jelas belum selesai sampai KPU sebagai lembaga yang berhak melakukan penetapan pemenang," ujar SBY di kediamannya, Puri Cikeas Indah, Kab. Bogor, Rabu (8/7). Oleh karena itu, SBY dan tim suksesnya masih terus menunggu hasil penghitungan suara oleh KPU. Selama KPU melaksanakan tugasnya, SBY mengimbau semua pihak untuk menjaga suasana aman dan damai. Kemenangan SBY-Boediono tak urung membuat ratusan warga berbondong-bondong untuk memberikan selamat. Namun, keinginan mereka tidak terpenuhi karena terlebih dulu dicegah Paspampres. Warga akhirnya hanya menunggu di depan pintu masuk Cikeas. Tak terpuji Cawapres Prabowo Subianto menganggap hasil penghitungan cepat belum bisa dipertanggungjawabkan. Menurut dia, pengumuman hasil penghitungan cepat itu tergolong praktik-praktik yang tidak terpuji dan tampak terencana menyesatkan opini rakyat Indonesia. Prabowo mengatakan itu dalam konferensi pers di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jln. Teuku Umar No. 27, Menteng, Jakarta Pusat, semalam. Prabowo yang tampil tidak ditemani capres Megawati Soekarnoputri itu, mengkritisi pengumuman exit poll satu jam setelah TPS dibuka dan mengumumkan pemenang pilpres. Prabowo belum akan memberikan ucapan selamat kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 2. Ia masih akan menunggu hasil penghitungan manual oleh KPU. (A-78/A-130/A-154/A-156/A-160)*** Cite: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=85722