10 Juli, 2009 - Published 04:13 GMT

 
                
Email kepada teman              Versi cetak
Pemerintah Cina larang shalat Jumat
 
        

Masjid-masjid di Urumqi dilarang menggelar shalat Jumat
Pemerintah Cina melarang seluruh masjid di kota Urumqi melaksanakan ibadah 
shalat Jumat.
Larangan ini diterbitkan beberapa hari setelah kekerasan etnis antara warga 
Muslim Uighur dan suku Han. Sejauh ini kerusuhan tersebut telah menewaskan 156 
orang.

Ribuan tentara masih menjaga ketat di setiap sudut Urumqi, ibukota Provinsi 
Xinjiang, untuk mencegah terulangnya kerusuhan.

Pemerintah Cina menegaskan telah memerintahkan hukuman tegas bagi mereka yang 
terlibat kekerasan.

Seorang pejabat pemerintah yang enggan disebutkan namanya kepada AP 
menganjurkan agar masyarakat melakukan ibadah di rumah daripada berkumpul di 
masjid-masjid.

Pejabat itu menambahkan larangan berkumpul di masjid-masjid diterbitkan demi 
terjaminnya keamanan publik.

Jaringan Al-Qaeda

        

Tentara masih berjaga di seluruh kota Urumqi
Kerusuhan itu terjadi hari Minggu lalu saat warga suku Uighur menggelar unjuk 
rasa mengecam bentrokan antara suku Uighur dan Han beberapa pekan sebelumnya di 
sebuah pabrik mainan di Provinsi Guangdong.

Laporan resmi pemerintah menyatakan 156 orang tewas dan sebagian besar dari 
korban tewas adalah suku Han.

Kelompok suku Uighur mengatakan korban tewas jauh lebih banyak. Mereka 
mengklaim 90% korban tewas adalah suku Uighur.

Kerusuhan itu juga menyebabkan lebih dari 1.400 orang ditahan.

Kemarin, pemerintah Cina mengatakan telah memperoleh bukti-bukti kuat bahwa 
beberapa orang yang terlibat kerusuhan itu pernah menerima pelatihan dari 
kelompok-kelompok teroris asing termasuk Al-Qaeda.

Sayangnya, Menteri Luar Negeri Cina Qin Dang tidak menyebutkan apa saja 
buktu-bukti tersebut, namun dia mengatakan kelompok-kelompok tersebut sangat 
kuat terkait dengan tiga kelompok teroris luar negeri.

Ketegangan telah berlangsung selama bertahun-tahun di Provinsi Xinjiang. 
Kondisi itu dipicu saat suku Han pindah secara besar-besar ke kawasan yang 
merupakan pusat warga minoritas Uighur.

Sebagian besar suku Uighur merasa mereka tidak merasakan kemajuan ekonomi dan 
mereka juga merasakan diskriminasi dalam berbagai hal.

 

Kirim email ke