15 Oktober, 2009 - Published 05:44 GMT

 
                
Email kepada teman              Versi cetak
Irak: 85.000 tewas terbunuh
 
        

Kekerasan di Irak masih terus berlanjut sesudah perang selesai
Lebih dari 85.000 warga Irak tewas di negeri itu antara 2004 hingga 2008, 
demikian menurut perkiraan pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah Irak sejak 
perang meletus.
Perkiraan itu didasarkan pada surat kematian yang dikeluarkan oleh kementerian 
kesehatan yang telah memasukkan hitungan 15.000 jenazah tak teridentifikasi.

Perkiraan ini juga menghitung kematian mengenaskan awak militer, polisi dan 
warga sipil, namun tidak memasukkan hitungan warga asing atau anggota kelompok 
perlawanan.

Upaya terdahulu untuk memperkirakan jumlah korban tewas disebut-sebut 
kontroversial.

Laporan sebelumnya menggunakan hitungan dengan memakai metode berbeda-beda 
hingga menghasilkan taksiran antara 100.000 hingga lebih dari 500.000 kematian 
sejak 2003.

Kementrian Hak Asasi Manusia memasukkan perkiraan ini dalam laporan HAM di 
negeri itu.

'Angka yang mengerikan'

Namun perkiraan itu tidak memasukkan hitungan korban yang jatuh pada beberapa 
bulan pertama setelah perang pecah sesudah invasi yang dipimpin AS tahun 2003, 
karena saat itu tidak ada pemerintahan yang berfungsi di Irak untuk merekam 
catatan kejadian.

"Sementara akibat serangan teroris seperti ledakan, pembunuhan, penculikan dan 
pengusiran, kelompok pelanggaran hukum telah menciptakan angka yang mengerikan 
ini yang menunjukkan besarnya tantangan penegakan hukum bagi warga Irak," 
demikian laporan tersebut menyatakan.

Diantara para korban terdapat 1.279 anak, 2.334 perempuan, 263 profesor di 
universitas, 21 hakim, 95 pengacara dan 269 wartawan.

Data hanya merujuk pada korban tewas akibat kejadian mengenaskan, seperi korban 
terbunuh akibat penembakan, pemboman, serangan mortir dan pemancungan.

Tidak termasuk didalamnya faktor kematian tak langsung seperti akibat rusaknya 
infrastruktur, tempat perawatan kesehatan serta stress yang juga menyumbang 
pada banyak kematian.

Sekitar 148.000 orang cedera pada periode yang sama.

Wartawan BBC Gabriel Gatehouse di Baghdad mengatakan jumlah ini mungkin 
terlihat mengejutkan namun sesungguhnya ini perkiraan yang relatif konservatif.

Baik pendukung maupun penentang invasi AS ke Irak menuding pihak lawan 
memanipulasi jumlah korban untuk mendapat keuntungan bagi agenda politik mereka 
sendiri, tambah Gatehouse.

Kenyataannya adalah, di tengah situasi kacau dan kekerasan yang terjadi setelah 
invasi, angka korban sesungguhnya mungkin tidak akan pernah terungkap.

Taksiran korban yang terbaru versi Iraq Body Count, sebuah lembaga swadaya 
masyarakat yang menghitung para korban sipil sejak perang dimulai, menyebut 
jumlah korban mencapai 93.540 jiwa.

Kirim email ke