Bagi masyarakat Cina, bambu dianggap sebagai salah satu jenis tumbuhan mulia. Ratusan tahun lalu, seorang penyair Cina terkenal, Pou-Sou-Tung, mengungkapkan bahwa suatu makanan harus memiliki daging, sedangkan rumah harus memiliki bambu. Tanpa daging kita bisa kurus, sedangkan tanpa bambu kita bisa kehilangan ketenteraman dan kebudayaan. Suatu ungkapan yang mengagungkan tumbuhan bambu, karena begitu pentingnya fungsi bambu bagi kehidupan masyarakat Cina.
Bagaimana peranan bambu bagi masyarakat Sunda? Beberapa jenis bambu (awi) juga sering digunakan dalam penyelenggaraan upacara tanam padi masyarakat Sunda, antara lain awi tamiang yang biasa disertakan dalam sesajen. Jenis bambu lainnya, bambu hitam (awi hideung) sebagai bahan musik angklung buhun sakral, yang biasa digunakan untuk mengiringi upacara ngaseuk huma. Selain sebagai bahan musik angklung buhun, beberapa jenis bambu juga digunakan untuk berbagai bahan alat musik lainnya, antara lain calung, suling, celempung, calintu, dan lain-lain. Bahkan, jenis- jenis bambu bukan saja digunakan sebagai bahan upacara dan musik. Berbagai jenis bambu juga biasa dimanfaatkan untuk aneka ragam kepentingan masyarakat Sunda, misalnya pada masa lalu, ketika rumah- rumah pedesaan orang Sunda masih berbentuk panggung. Sebagian besar bahan rumah tersebut menggunakan bambu, seperti dinding rumah (bilik), pelupuh, langit-langit, penyangga atap (layeus dan susuhunan), pengikat atap (hateup), dan tangga rumah (taraje). Salengkepna: www.kasundaan.org Orang Jepang bahkan membuat teh dari daun awi/ bambu. Salam, KAsep kun...@kasundaan.org ti urang, ku urang, keur balarea dari kita, oleh kita, untuk semua