Adrianto Sinaga: "Hantu" Bukan Film Horor Biasa Dikirim tanggal: 18 Mei 2007 10:05:49
Indosinema, Andrianto Sinaga, yang selama ini biasa men-direct serial TV dan FTV, pada tahun 2007 ini menjajal kemampuannya menyutradarai film layar lebar genre horor, bertajuk "Hantu". Pria kelahiran Medan ini mendapat kepercayaan menggarap layar lebar dari Grandiz Media Production milik Chandra Willim, yang sebelumnya memproduksi "Gotcha" (2006). Menurut Bang Anto, demikian ia akrab disapa, sebenarnya sudah lama pihak Grandiz mencari sutradara film, "Setelah mereka melihat karya-karya gue dan mereka suka, akhirnya mereka telepon gue," terangnya. Selain menyutradari, Bang Anto juga dipercayai menulis skenarionya sekaligus. Menurut Bang Anto, cerita film horor yang digarapnya ini agak berbeda dari film horor lainnya, yang kebanyakan mengangkat urban legend. "Film horor ini gue sama sekali nggak menceritakan asal muasal sosok hantu tersebut, ceritanya berawal dari rasa penasaran seorang mahasiswa mencari sebuah telaga bernama Setra Wingit, sehingga terjadilah kegemparan," paparnya. "Rinjani hilang entah ke mana. Semua orang jadi panik, berpencar mencari Rinjani. Konflik diantara mereka pun terjadi. Sampai akhirnya ia ditemukan di tengah hutan dengan keadaan yang memprihatinkan dan terlihat tertekan. Korban jiwa Pun berjatuhan di antara mereka," sambung pria yang memulai karir sebagai Art Director selama 10 tahun ini. Lebih jauh Bang Anto menuturkan, walaupun film horor garapan Bang Anto ini tidak menawarkan sesuatu yang baru, sisi lainnya adalah cerita ini memiliki pesan moral bahwa sikap yang egois dan mau menang sendiri dapat membahayakan dirinya sendiri, sahabat bahkan orang yang sangat dicintainya. Bang Anto mengaku dirinya diberi kebebasan bereksplorasi oleh produser dalam men-direct film "Hantu" ini. Bahkan ketika penggarapan molor dari sebulan menjadi 2 bulan, pihak Grandiz Media Production sama sekali tidak memberikan sebuah`pinalti' terhadapnya. Penyebab penambahan waktu syuting adalah masalah teknis, sebab sebagian besar setingan dalam film ini adalah diluar ruangan, alias di hutan. "Kita harus mengejar sinar matahari atau menunggu hujan berhenti, "ujarnya menutup pembicaraan. Para pemain yang terlibat di film ini antara lain Oka Antara, Dhea Ananda, Dwi Andhika, Andhika Gumilang dan Monique Henry, berharap film ini dapat diterima penonton film Indonesia. (http://indosinema.com/news/1282)