TERANG DAN MATAHARI 

- Di hari yang pertama ALLAH menciptakan “terang.” 

- Tetapi matahari baru dibuat pada hari yang ke empat. 

Bagaimana ini? 

> Bahwa matahari, bulan, bumi dan bintang-bintang adalah suatu benda
yang disebut dengan 

    nama: “Planet.” 

> Karena sama jenisnya maka akan sama pula sifatnya. 

> Jika Bumi atau Bulan tidak mendapatkan sinar dari Matahari, maka
suasananya adalah 

    gelap gulita. 

    Firman ALLAH katakan: “Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum  

                                                  berbentuk dan
kosong; gelap gulita menutupi samudera raya,  

                                                 
dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” – Keja 

                                                 
dian 1:1-2. 

> Sekarang, bagaimana suasananya jika matahari ditiadakan sinar
terangnya. Tetap terang 

   atau gelap gulita? Tentunya
akan gelap gulita juga, bukan? Sebab Matahari bisanya begitu 

   terang benderang ‘ kan oleh karena
perbuatan ALLAH, bukan terang dengan sendirinya?! 

> Nah, ketika planet-planet itu belum diberikan peranan kepada
masing-masingnya, yang ada 

   adalah kegelapan. Maka di hari
pertama penciptaan itu yang ALLAH ciptakan adalah “si 

   fat” terangnya, bukan
menciptakan Mataharinya. 

   Dengan diciptakannya terang,
maka semesta alam ini mempunyai 2 sifat yang tercampur, 

   yaitu gelap dengan terang.
Lalu ALLAH memisahkan antara terang dengan gelap itu: 

   “Allah melihat bahwa terang
itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.” – Keja 

    dian 1:4. 

    Maka semesta alampun
sebagiannya mempunyai sifat gelap dan sebagiannya mempunyai 

    sifat terang, dengan masih
belum adanya Matahari. > Baru sifatnya saja. 

>  ALLAH menggilir secara adil
kedua sifat itu, sehingga terjadilah siang dengan malam; ma 

    sih dikendalikan oleh ALLAH
sendiri [manual], belum diotomatisasikan. 

>  Baru di hari yang ke
empatlah ALLAH memberi fungsi bagi salah satu planet yang paling 

    besar untuk menjadi ‘mesin’
terang. Sifat terang itu ALLAH tempelkan dengan mengguna 

     kan lem “Alteco.” Alkitab katakan: “Berfirmanlah
Allah: "Jadilah benda-benda penerang  

    pada cakrawala untuk
memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu  

    menjadi tanda yang
menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 

    dan sebagai penerang pada
cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadi  

    lah demikian.” – Kejadian
1:14-15. 

    Kira-kira sanggup nggak ALLAH
menempelkan terang itu ke sebuah planet yang mulanya 

    gelap gulita?! 

>  Kita mengenal beberapa
benda yang didayakan oleh energi listrik, seperti: lampu, kipas 

    angin, setrika, mesin cuci,
komputer, dan lain-lain. Nah, manakah yang lebih dulu dikete  

    mukan orang; benda-benda itu
ataukah energi listriknya? Silahkan anda selidiki sejarah 

    penemuannya. Kalau menurut
nalar saya, yang lebih dulu diketemukan adalah energi lis 

    triknya, barulah benda-benda
itu menyusul. 

    Nah, apa yang terjadi jika
bola lampu ditempelkan ke listrik atau kipas angin, atau yang la- 

    innya. Menyalakan?! 

> Demikian pula dengan penciptaan manusia. Sebelum tubuh manusia
dibentuk, ALLAH su 

    dah mempunyai energi
kehidupannya, yaitu: ROH. Setelah ROH ada, barulah tubuh manu 

    sia itu dibentuk dari tanah,
kemudian ALLAH menghembuskan nafas kehidupan kepada 

    nya, maka jadilah dia makhluk
yang hidup. 

> Demikian pula halnya dengan Matahari; itu adalah tentang beberapa
unsur, yaitu planet 

   nya dan terangnya.. Bahwa
Matahari itu tidak mempunyai terang dari dirinya sendiri! Bumi 

   pun akan menjadi planet yang
kosong, jika ALLAH tidak menempatkan manusia ke dalam 

   nya. 

   Kalau kita melihatnya dari
keadaan sekarang, setelah penciptaan, maka yang kita sebut ma 

   tahari adalah planet yang
mempunyai terang. Tapi kalau kita melihatnya pada prapencipta 

   an, maka itu adalah tentang
planet biasa yang gelap gulita. 

   Coba, bagaimana ini, sampai
masalah planet-planet begini harus diterangkan oleh seorang 

   gembel seperti saya?!  

   Nah, sekarang coba jawaban
saya ini anda ujikan ke pakarnya planet-planet supaya anda 

   tidak merasa saya bodohi.
Supaya saya juga tahu sampai di mana keakuratan Alkitab saya! 

   Apakah Alkitab saya itu
benar-benar sampah seperti yang anda pikirkan; mari kita uji ber 

   sama. 

   



Kirim email ke