Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh ...

Menarik perhatian saya dari fatwa Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halaby
Al-Atsary yang diambil dari sumber http://www.almanhaj.or.id. Beliau
menyatakan bahwa yang mendeklarasikan / menyatakan pemboikotan / embargo
suatu produk orang kafir adalah para ulama, negarawan muslim yang
berdasarkan ilmu. Jadi bukan orang per orang yang menggagas / menyatakan
pemboikotan. Karena kalau orang per orang berarti tidak ada artinya embargo
yang dilakukan oleh orang per orang.

Kaum muslimin boleh marah bila kaum muslimin yang ada di negeri lain
ditindas oleh orang kafir. Tetapi kita juga harus perhitungan. Dalam artian
kalau kita marah, sedangkan kemarahan kita tidak ada kekuatan apa apa, maka
tentu ini tidak ada artinya. Kalau kita boikot dari satu sisi, tentu mereka
juga punya kekuatan untuk memboikot balas dari sisi yang lain. Dan
permasalahan jadi rumit. Maka dari itu tepat sekali apa yang difatwakan oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halaby Al-Atsary, bahwa masalah boikot /
embargo adalah masalah politik. Kita ini orang kecil, masalah politik antar
negara yang paham adalah pemerintah. Maka dari itu tepat lagi apa yang
difatwakan oleh Syaikh Ali bin Hasan bahwa yang menggagas / yang menyatakan
boikot adalah para ulama dan negarawan muslim. Mereka insya Allah mengetahui
detail permasalahannya secara keseluruhan.

Wassalamu'alaikum


Chandraleka
Independent IT Writer
[Dan barang siapa yang memelihara kehidupan SEORANG manusia,
maka seolah - olah dia telah memelihara kehidupan manusia SEMUANYA. (Al
Maidah : 32) ]


----- Original Message -----
1. Re: >>Embargo Produk  Kafir Dan Solidaritas Islam<<
    Posted by: "Yunardi Eko W." [EMAIL PROTECTED] yunardi_eko
    Date: Fri Aug 4, 2006 3:40 am (PDT)

Untuk hal seperti ini simple saja, tidak usah harus pemerintah melakukan
boikot secara resmi. Cukup dari kita masing-masing saja, selama ada produk
alternatif yang bukan buatan Yahudi dan sekutunya ya kita gunakan produk
alternatif tersebut; misalnya coca-cola yang katanya sebagian keuntungannya
digunakan untuk mensupport Israel; lebih baik kita hindari meminum coca-cola
karena selain minum coca-cola tidak ada manfaatnya, masih ada produk lain
yang bisa kita minum. Setidaknya dengan tidak menggunakan produk-produk
tersebut, hati kita terasa lebih lapang walaupun belum bisa memberikan
bantuan secarfa fisik kepada saudara kita yang tertindas.

Memang sulit sekali mengingat sebagian besar peralatan-peralatan teknologi
tinggi adalah hasil impor dari negri kafir (Amerika dan Israel), di
perusahaan saya sendiri sebagian besar teknologi adalah dari Amerika bahkan
ada beberapa barang yang benar-benar buatan Israel. Kalau memang dalam
kapasitas saya mengambil keputusan tentu saya tidak memilih produk dari
Israel, tetapi kebanyakan dari kita memang tidak memiliki
kemampuan/kapasitas sebagai pengambil keputusan, pemimpin kitalah yang
mampu.

Kalau kita mau boikot secara total produk negri kafir seperti sebagian besar
aktivis serukan apakah mungkin, karena kalau saja mereka benar-benar
konsekuen tentu mereka tidak menyebarkan seruannya melalui dunia Internet,
karena setahu saya yang bekerja di IT, protokol internet TCP/IP dikembangkan
oleh Israel dan Amerika, bahkan PC yang kita gunakan, keyboard yang kita
tekan, monitor yang kita tatap sebagian besar adalah produk negri kafir ???

Benar kata akhi Abu Harits, biar para pemimpin yang memiliki pengetahuan
yang menentukan hal ini.

Wallahu'alam

________________________________

From: assunnah@yahoogroups.com on behalf of Abu Harits
Sent: Fri 8/4/2006 11:02 AM
To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: [assunnah] >>Embargo Produk Kafir Dan Solidaritas Islam<<




EMBARGO PRODUK NEGARA KAFIR

Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halaby Al-Atsary
sumber http://www.almanhaj.or.id

Pertanyaan.
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halaby Al-Atsary ditanya : Bagaimana tentang
pemboikotan ekonomi atas negeri-negeri kafir ?

Jawaban.
Mengenai muqatha'ah (boikot) terhadap (produk) orang kafir, adalah masalah
politik bukan masalah syar'i. Jika ia masalah syar'i, maka tentu Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam sudah memboikot orang-orang Yahudi. Padahal
ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal dunia, baju besi
beliau masih tergadaikan pada orang Yahudi. Jadi masalah ini bisa bermanfaat
bisa tidak.

Lalu siapa yang menentukan ada tidaknya pemboikotan ? mereka adalah para
ulama dan para politisi muslim dan para negarawan muslim yang memiliki ilmu
syar'i dan memahami realitas, mengetahui sebab akibat. Jika tidak, maka
boikot justru tidak merugikan orang kafir, (tetapi) dapat berbalik merugikan
umat Islam sendiri. Jadi ada tidaknya muqatha'ah, (itu) tergantung maslahah
syar'iyyah rajihah.

Akhirnya semoga pertemuan ini berguna dan bermanfaat, mengandung kebaikan
dan memperbaiki. Wa akhiru da'wana an alhamdulillah Rabb Al-Alamin.

SOLIDARITAS NEGARA-NEGARA ISLAM

Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halaby Al-Atsary

Pertanyaan.
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halaby Al-Atsary ditanya : Bagaimana sikap
Negara-negara Islam terhadap penindasan, penjajahan serta pembantaian yang
dialami oleh umat Islam di Afghanistan, Irak, dan sebagainya ?

Jawaban.
Negara-negara Islam sendiri dalam posisi lemah, tertekan dan tertindas.
Orang yang lemah tidak dapat menolong yang lemah, orang yang pincang tidak
dapat menolong orang yang pincang. Namun sayang sekali, hingga hari ini
Negara-negara Islam itu belum tersadar untuk menolong agama Allah dengan
sebenar-benarnya. Padahal Allah mensyaratkan pertolonganNya kepada umat
Islam dengan pertolongan mereka kepada agama Allah.

"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. [Muhammad : 7]

"Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa" [Al-Hajj : 40]

Jadi tertindasnya umat Islam bukan karena faktor politik, militer, ekonomi,
teknologi atau yag lain, akan tetapi tidak datangnya pertolongan Allah,
karena mereka tidak menolong Allah.

Allah berfirman.

"Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik" [An-Nur : 55]

Inilah syarat bagi orang Islam untuk menjadi pemimpin.

[1]. Beriman
[2]. Beramal shalih
[3]. Beibadah secara tauhid, tidak syirik sama sekali.

"Artinya : Dan musibah apapun yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)" [Asy-Syura : 30]

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edidi 11/Tahun VIII/1425H/2005M. Rubrik
Soal-Jawab yang diangkat dari sesi dialog dari ceramah Syaikh Ali Hasan
Al-Halabi tgl 9 Desember 2004 di Masjid Kampus IAIN Surabaya]







Sudahkah Anda membaca Al Qur'an hari ini?
Sudahkah Anda membaca sebuah hadits hari ini?

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/belajar-islam/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to