---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Kamis 24 November 2011 14:30 UTC



** PEMILU MESIR TAMPAKNYA TETAP DIGELAR SENIN

** TURKI TIDAK MENYOAL UCAPAN WILDERS

** ARTIKEL1: PVV: BELANDA HARUS DUKUNG PAPUA

** ARTIKEL2: DILARANG TERBANG KE EROPA? KE AMERIKA SAJA

** ARTIKEL3: BERANI BONGKAR BOBROK NEGERI SENDIRI

** ARTIKEL4: KEMARAHAN RAKYAT BAWAH MESIR KE ARAH BARU

** ARTIKEL5: BELANDA PENTINGKAN KEMAKMURAN KETIMBANG HAM



* PEMILU MESIR TAMPAKNYA TETAP DIGELAR SENIN

Pemilu Mesir yang dijadwalkan Senin mendatang tampaknya akan tetap berlangsung. 
Sebagai tanggapan terhadap kekerasan yang terjadi di Lapangan Tahrir,  Dewan 
Militer beberapa hari lalu mengatakan, pemilu menjadi prioritas. Dengan 
demikian Dewan Militer mengisyarakat pemilu tetap akan digelar Senin mendatang. 
Semula ada usulan untuk menunda pemilu sehubungan dengan tindak kekerasan tadi. 
Namun Dewan Militer tidak berniat untuk segera mengundurkan diri seperti yang 
dituntut para pendemo Lapangan Tahrir. Menurut Dewan Militer, para pengunjuk 
rasa itu tidak mewakili seluruh rakyat Mesir. Tapi Dewan Militer mengatakan, 
mereka memahami pendapat para pendemo. Pernyataan Dewan Militer itu disampaikan 
dalam sebuah temu pers. Pertemuan juga dihadiri Ketua Komisi Pemilu. Ia juga 
mengatatakan, pemilu tetap akan digelar, kalau kondisi tidak berubah.


* TURKI TIDAK MENYOAL UCAPAN WILDERS

Turki tidak meminta klarifikas kepada pemimpin PVV, partai anti Islam pimpinan 
Geert Wilders, tentang ucapannya mengenai negeri di Timur Tengah itu. Kedubes 
Belanda di Turki juga tidak dipanggil untuk memberi penjelasan.  Hal tersebut 
terbaca di jawaban tertulis menlu Uri Rosenthal kepada parlemen Kamis (24/11). 
PVV ingin membatalkan perayaan 400 tahun hubungan Belanda-Turki tahun depan. 
Menurut partai yang menjadi mitra di parlemen partai koalisi berkuasa (VVD dan 
CDA) itu, presiden Abdullah Gul tidak boleh datang ke Belanda.  Karena "rezim 
Islam" di bawah pimpinan Gul dan perdana menterinya bukan teman sejati dunia 
Barat. Karenanya, bukan juga teman Belanda.


* NAJIB MAU MENGAMANDEN AKTA KEAMANAN MALAYSIA

Perdana menteri Malaysia Najib Razak ingin mencabut Akta Keamanan, sehingga 
ribuan napi mungkin bisa dibebaskan. Ia juga berjanji akan mencabut larangan 
berpolitik di kalangan mahasiswa. Tindakan ini sesuai dengan janjinya untuk 
menambah kebebasan berekspresi rakyat. Para kritisi menilai rencana perdana 
menteri untuk mengamandemen UU menindas dan ketinggalan zaman itu sebagai 
langkah untuk meraih kembali suara elektorat. Pada pemilu tiga tahun lalu Najib 
banyak kehilangan dukungan. Kelompok oposisi juga menganggap janji reformasi 
perdana menteri itu sebagai siasat saja dan tidak akan menghasilkan perubahan 
kongkret.


* JUMLAH GAY DENGAN HIV STABIL

Jumlah kaum gay yang terjangkit HIV tampak stabil. Dua tahun belakangan untuk 
pertama kali jumlah kasus penularan baru tidak bertambah. Jumlahnya sekitar 740 
per tahun. Data tersebut tertera di HIV Monitoring Rapport.  Di kalangan 
heteroseksual sudah lama stabil. Metoda mengetes HIV tahun-tahun belakangan 
tambah membaik. Selain itu kelompok homo lebih sering melakukan pemeriksaan, 
sehingga virus cepat terdeteksi. Di Belanda jumlah pengidap AIDS yang tercatat 
saat ini sekitar 19.000 orang.


* PRESIDEN YAMAN TANDATANGANI PENGUNDURAN DIRI

Presiden Yaman,  Ali Abdullah Saleh, menandatangani perjanjian pengunduran diri 
Rabu (23/11). Saleh sempat berkuasa 33 tahun, tapi belakangan semakin banyak 
ditentang. Saleh adalah presiden keempat negara Arab yang kehilangan 
kekuasaannya tahun ini. Sebelumnya pergantian kepala negara telah terjadi di 
Tunesia, Mesir dan Libia. Tahun ini Saleh sudah beberapa kali berjanji akan 
lengser, tapi selalu membatalkan niatnya itu.


* LAGI-LAGI ANGGOTA NEONAZI DITANGKAP

Seorang pria Jerman ditangkap karena dituduh anggota kelompok Neonazi. Ia 
diduga sebagai kaki tangan Nasional Sosialis Bawah Tanah. Kelompok ini menjadi 
berita terkait serangkaian kasus pembunuhan. Kelompok yang terdiri dari tiga 
orang ini membunuh sepuluh warga pendatang dan seorang polisi antara tahun 2000 
sampai 2007.  Dua di antara tiga tersangka utama itu melakukan bunuh diri 
baru-baru ini. Yang ketiga, seorang perempuan, menyerahkan diri ke polisi. 
Polisi Jerman dikritik karena tidak memperioritaskan kasus pembunuhan ini. 
Minggu lalu diumumkan ahli waris akan diberi ganti rugi.


* KTT NEGARA-NEGARA UTAMA ZONA EURO

Tiga negara utama zona euro menggelar KTT Kamis (24/11). Tujuannya untuk 
menyelesaikan perbedaan pendapat tentang penanganan krisis utang Eropa. 
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, kanselir Jerman Angle Merkel dan Perdana 
menteri Italia Mario Monti akan bertemu di Prancis. Mereka akan mencari cara 
untuk mempercepat solusi masalah yang dihadapi 17 negara tersebut dengan 
mereformasi sistem keuangan masing-masing, supaya pasar obligasi tenang. Saat 
ini krisis sudah mengancam Spanyol dan pusat zona euro.


* PEMOGOKAN MELANDA LALU LINTAS PORTUGAL

Banyak warga Portugal menggelar pemogokan untuk memprotes rencana penghematan 
besar-besaran pemerintah di bawah pimpinan perdana menteri Pedro Passos Coelho 
Kamis (24/11). Perdana menteri ingin menanggulangi krisis antara lain dengan 
bantuan darurat 78 miliar euro dari Uni Eropa. Pemogokan terutama melanda 
sektor lalu lintas. Kapal feri, metro, bis, kereta apa tidak beroperasi. Hampir 
semua penerbangan maskapai penerbangan TAP dibatalkan.


* PVV: BELANDA HARUS DUKUNG PAPUA

Majalah Belanda Elsevier menurunkan artikel tentang seruan Partai untuk 
Kebebasan PVV kepada pemerintah Belanda untuk mendukung perjuangan kemerdekaan 
Papua.

Anggota parlemen Wim Kortenoeven (PVV) ingin agar Menlu Uri Rosenthal dari 
partai liberal konservatif VVD menegaskan kepada pemerintah Indonesia tidak 
lagi menggunakan kekerasan terhadap kelompok separatis Papua.

Diplomat Belanda harus menghadiri pembacaan deklarasi kemerdekaan di Papua, 1 
Desember. Itu bisa mencegah terjadinya pertumpahan darah. Demikian Kortenoeven 
seperti dikutip Elsevier.

Anggota parlemen dari PVV menyampaikan pesan ini dalam pembahasan anggaran 
Kementerian Luar Negeri. Ia mengenakan lencana bergambarkan bendera bintang 
kejora pada bajunya. Bendera itu adalah hadiah Belanda kepada Papua tahun 1961, 
sebagai tanda mendukung keinginan kemerdekaan.

Kepala suku
Karena ditekan oleh Amerika, Belanda menyerahkan Papua bagian Barat ke PBB 
tahun 1962. Amerika cemas Indonesia akan berubah menjadi negara komunis, jika 
masalah Papua tidak diselesaikan. Karena Uni Sovyet dan Cina ketika itu 
berpihak kepada Indonesia. Tapi dengan syarat rakyat, melalui referendum, bisa 
mengungkapkan pendapat tentang kemerdekaan.

Tahun 1969 PBB meminta advis beberapa kepala suku di Papua. Karena tertarik 
dengan pelbagai hadiah dan janji-janji palsu, para kepala suku ini memilih 
bergabung dengan Indonesia. Demikian Kortenoeven seperti dikutip Elsevier. 
Sejak itu tentara Indonesia bertindak keras terhadap orang Papua yang 
memperjuangkan negara sendiri.

Utang kehormatan
Kortenoeven langsung mendapatkan dukungan dari partai hijau GroenLinks. "Saya 
mendukung Anda," kata Mariko Peters dari Partai Kiri Hijau tersebut seperti 
dikutip majalah Elsevier. Sangat kecil kemungkinan Menlu Rosenthal juga akan 
mendukung seruan PVV. Hingga sekarang para menlu Belanda, dalam hubungan mereka 
dengan Indonesia, sebanyak mungkin menghindari topik-topik peka.

Bukan hanya terkait hubungan ekonomi, juga karena ada hubungannya dengan masa 
lampau kolonial, maka pemerintah Belanda diminta bersikap berhati-hati.

Atas pertanyaan apakah rakyat Papua diuntungkan jika Belanda campur tangan 
dalam masalah ini, Kortenoeven menyatakan dia tidak membela separatisme, 
melainkan hak untuk menentukan nasib sendiri. "Belanda mempunyai hutang 
kehormatan," demikian anggota PVV ini dalam Elsevier.


* DILARANG TERBANG KE EROPA? KE AMERIKA SAJA

Sebanyak 37 maskapai penerbangan Indonesia tercantum dalam daftar larangan 
terbang Uni Eropa yang baru-baru ini keluar. Lion Air salah satunya. 
Menariknya, walaupun dilarang terbang ke Eropa, tapi Lion Air tidak 
di-blacklist Amerika Serikat. 

-Ditulis oleh Fediya Andina, Prita Riadhini & Yunita Rovroy-

Dicantumkannya 37 maskapai penerbangan Indonesia dalam daftar larangan terbang 
Uni Eropa berhubungan dengan standar pengawasan keselamatan penerbangan 
Indonesia. Uni Eropa tidak yakin pengawasan itu maksimal untuk menjamin 
keselamatan penumpang.

Uni Eropa juga menemukan beberapa ketidakberesan sehingga ke-37 maskapai 
penerbangan Indonesia dimasukkan ke dalam daftar hitam.

Enam maskapai penerbangan Indonesia lainnya tidak masuk daftar baru Uni Eropa 
karena sudah teruji tingkat keamanannya. Mereka adalah Garuda Airlines, Airfast 
Indonesia, Mandala Airlines, Air Asia Indonesia, Batavia Air, dan Express 
Transportasi antar Benua.

Walaupun masuk daftar larangan terbang Uni Eropa, Lion Air diperbolehkan 
terbang oleh Amerika Serikat.

AS-UE
Evert van Zwol adalah ketua Persatuan Penerbang Belanda (VNV). Menurutnya 
memang ada perbedaan besar antara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sebagai 
contohnya Van Zwol menyebut perbedaan antara waktu kerja maksimal pilot di 
Eropa dan Amerika. Cara kerja dan dasar pertimbangan antara Eropa dan Amerika 
dalam menentukan daftar hitam juga berbeda. Itu sangat disayangkan VNV.

VNV selama ini selalu mendukung usaha untuk menyeragamkan ketentuan tersebut, 
karena baik Eropa dan Amerika punya peran besar dalam pasar lalu lintas udara. 
Tapi ini tidak berarti bahwa lalu lintas udara di Amerika lebih aman dari Eropa 
atau sebaliknya.

Statistik kecelakaan pesawat terbang di dunia menunjukkan, Afrika wilayah 
paling berbahaya disusul Amerika latin, Timur Tengah dan Asia. Melihat tingkat 
keamanan penerbangan di Indonesia, menurut Van Zwol, Indonesia bisa diberi 
nilai 5 hingga 2.

Pilot Indonesia
Selama ini ketua VNV dan juga rekan-rekannya tidak menjalin hubungan dekat 
dengan para pilot Indonesia.

"Sedikit sekali. Memang ada pertemuan tahunan persatuan pilot internasional, 
tetapi para pilot Indonesia tidak aktif. Bisa dibilang persatuan pilot 
Indonesia tidak punya peranan besar atau mungkin tidak terorganisir dengan 
baik. Karena itu sedikit sekali kontak atau hampir tidak ada."

Persatuan Penerbang Belanda juga sering melakukan penyelidikan untuk membantu 
meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penerbangan di Eropa.

Menurut Van Zwol tugas utama menjaga keselamatan dan kenyamanan ada di tangan 
maskapai penerbangan masing-masing. Selain itu setiap negara wajib melakukan 
pengawasan keamanan. Badan yang bertanggungjawab atas hal ini, harus bisa 
bertindak independen dan tidak dikaitkan dengan maskapai penerbangan mana pun.

Tugas utama mereka adalah mengawasi apakah setiap maskapai melaksanakan tugas 
dengan baik dan mematuhi setiap aturan keamanan yang ditetapkan.

Yang sering terjadi badan pengawas keamanan ini sering tidak independen 
sehingga bisa menyebabkan situasi berbahaya, yang bisa berakhir dengan 
kecelakaan yang menewaskan penumpang serta awak.

Birokrasi Eropa
Sementara itu Dubes RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Arif Havas 
Oegroseno, mengatakan Indonesia sedang melakukan pencabutan larangan terbang ke 
Uni Eropa. Walaupun demikian, ia menilai birokrasi di Eropa sangat lambat. 

Jadi, kata Oegroseno beberapa maskapai penerbangan Indonesia tak sabar dan 
berpaling ke Amerika. Hal itu sebenarnya merugikan Uni Eropa sendiri.

Deal terbesar yang pernah dicapai Eropa adalah pada Paris Air Show ketika 
perusahaan pembuat pesawat terbang Eropa, Airbus, menjual pesawat kepada 
Emirates Airlines senilai 17 miliar dolar. Tapi Lion Air membeli dari Boeing 
seharga 35 miliar dolar. 

"Itu terbesar dalam sejarah Boeing dan terbesar dalam sejarah airline. 
Penjualan itu menciptakan 100 ribu lapangan pekerjaan untuk orang Amerika."

Jadi, tuturnya, terserah Uni Eropa, kalau mau begini terus. "Kita bisnis sudah 
tidak bisa lama lagi menunggu. Kalau mau ya silahkan lift the ban (cabut 
larangan, Red.)."

Arif Havas Oegroseno menambahkan pelarangan itu tak ada pengaruhnya sama sekali 
terhadap dunia penerbangan Indonesia, melainkan justru mempengaruhi bisnis Uni 
Eropa.

Bumerang
Daftar hitam itu, lanjutnya akan merupakan bumerang buat Uni Eropa. "Kalau 
memang maskapai penerbangan kita bermasalah kenapa Boeing jual ke kita? Kenapa 
Presiden Obama hadir dalam acara penandatanganan."

Menurut pengakuan Arif Havas Oegroseno, yang menetapkan standar keselamatan 
adalah ICAO (International Civil Aviation Organisation, Organisasi Penerbangan 
Sipil Internasional). "Kalau kita lihat krisis ekonomi di Uni Eropa ya terserah 
saja lah. Its up to European (tergantung Eropa sendiri, Red)."

Tidak berdampak
Di lain pihak, Captain Nababan, pilot pada maskapai penerbangan Garuda 
Airlines, yang sempat masuk larangan terbang Uni Eropa, mengatakan pembelian 
sebanyak 230 unit pesawat Boeing sebenarnya tidak dapat meningkatkan 
kepercayaan Uni Eropa terhadap Lion Air.

Menurutnya jumlah pesawat terbang dan kondisi keuangan tidak berdampak langsung 
terhadap masalah keselamatan penerbangan.

Nababan, yang sedang berada di Belanda, berharap Lion Air, dengan rencana 
pembelian spektakuler itu, juga melakukan perbaikan pada prasarana, pendidikan 
dan sistem monitoring keselamatan penerbangan.

"Kita menambah banyak armada tentu infrastruktur maupun sistem pemantauan dan 
pendidikan sumber daya manusianya harus seiring dengan pertumbuhan tadi, 
sehingga level of safety itu tidak boleh menurun, tapi harus bisa 
dipertahankan, syukur-syukur bisa ditingkatkan."


* PENGACARA RAWAGEDE BERANI BONGKAR BOBROK NEGERI SENDIRI

Meski tidak ditempatkan di halaman depan, berita tentang ganti rugi pembantaian 
Rawagede muncul di koran-koran besar Belanda. Inti beritanya adalah pemerintah 
Belanda bersedia melakukan schikking, semacam islah dengan para korban 
peristiwa sadis di desa yang sekarang bernama Balongsari itu.

Pemerintah Belanda bersedia merundingkan ganti rugi bagi para ahli waris korban.

Bulan September lalu pengadilan negeri kota Den Haag memutuskan bahwa 
pemerintah Belanda bertanggung jawab atas pembunuhan massal yang terjadi pada 
1947 itu. Ini merupakan kemenangan para korban yang usianya sudah sangat lanjut.

Jadi, pemerintah Belanda kalah perkara di pengadilan rendah ini.

Hukum Belanda
Pengadilan di Den Haag itu berlangsung menurut hukum Belanda, bukan hukum 
internasional. Pembantaian itu terjadi pada saat Rawagade statusnya masih 
sebagai wilayah jajahan Belanda. Negeri kincir angin ini baru mengakui resmi 
kemerdekaan Indonesia pada 1949.

Berbagai pihak pun gembira terutama Komite Utang Kehormatan Belanda (K.U.K.B) 
pimpinan Jeffrey Pondaag. Pengacara korban Liesbeth Zegveld, juga senang 
sekali. Namun setelah itu mereka juga agak khawatir. Jangan-jangan pengacara 
pemerintah Belanda akan naik banding.

Di tengah kecemasan itu, Rabu (23/11) muncul berita gembira. Pemerintah Belanda 
bersedia berdamai soal ganti rugi.

Minta maaf
Berbagai koran menampilkan judul dan sudut pandang berbeda terhadap berita ini. 
Koran Het Algemeen Dagblad (AD) muncul dengan judul berita: Ook "sorry" nodig 
bij schikking Rawagede. Terjemahan bebasnya: Selain islah perlu juga "minta 
maaf".

Surat kabar terbitan Rotterdam itu menampilkan wawancara dengan pengacara 
Liesbeth Zegveld.

Trouw belum sepenuhnya optimis. Judul yang ditampilkan adalah: Zicht op 
schikking bloedbad Rawagedeh. Terjemahan bebasnya: Ada harapan islah kasus 
pembantaian Rawagede. Surat kabar ini juga mengutip ucapan Jeffrey Pondaag yang 
juga menekankan agar Belanda minta maaf kepada para korban.

Yang memberi kesan rasa pesimis juga adalah judul yang ditulis De Telegraaf. Di 
halaman tengah koran yang dikenal beraliran kanan ini terbaca judul: Kleine 
vergoeding bloedbad. Terjemahan bebasnya: Sedikit ganti rugi untuk kasus 
pembantaian.

Netral
Meski nadanya berbeda-beda, tapi pemberitaan kasus Rawagede ini merupakan 
berita penting bagi media Belanda. Penyampaiannya cukup netral. Misalnya tidak 
ada yang mencoba menutup-nutupi peristiwa yang memalukan Belanda ini.

Yang menarik buat saya adalah reaksi pengacara, yang merupakan warga Belanda 
itu. Liesbeth Zegveld mengatakan: "Tidak hanya sebagai pengacara, sebagai warga 
Belanda saya juga gembira. Itu sesuatu yang baik. Para keluarga korban kini 
dapat menutup halaman sejarah itu."

Mungkin banyak orang yang merasa aneh atau tidak mengerti kok seorang warga 
Belanda bangga karena berhasil mengalahkan pengacara negaranya sendiri dan 
memenangkan "orang asing".

Lagi pula ini merupakan pembongkaran "bobroknya" masa silam negerinya sendiri. 
Dan hukum yang digunakan juga hukum negerinya sendiri. Karena, seperti 
disebutkan di atas, pengadilan di Den Haag itu berdasarkan hukum Belanda.

Pengacara Belanda yang seperti Liesbeth Zegveld berani dan berhasil menggugat 
negara sebenarnya cukup banyak di Belanda.

Meniru Belanda
Orang Indonesia banyak bilang, orang Indonesia belajar korupsi dari para 
penjajah Belanda. Terlepas dari benar atau tidaknya pendapat ini, pernyataannya 
sekarang:

"Kenapa yang jelek-jelek ditiru dari Belanda. Kenapa pembongkaran sisa kelam 
sejarah seperti kasus Rawagede ini tidak ditiru? Bukankah banyak masalah 
pembunuhan yang terjadi di masa silam seperti di Timor Timur, di Papua, Aceh 
dan di wilayah-wilayah lain yang belum tuntas?"


* KEMARAHAN RAKYAT BAWAH MESIR KE ARAH BARU

Saya terpaksa meninggalkan Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir, Ahad sore (22/11), 
akibat kombinasi gas air mata dipakai polisi serta asap disebabkan pembakaran 
ban oleh para demonstran. Itu hari ketiga bentrokan sporadis antara kurang 
lebih 3000 pengunjuk rasa dan polisi anti huru-hara. Pada beberapa kesempatan 
polisi dibantu polisi militer. 

Hanya segelintir orang sudah meramalkan apa yang akan terjadi sehari kemudian: 
jatuhnya pemerintah kedua sejak lengsernya presiden Hosni Mubarak Februari 
silam.

Kompensasi
Suasana berubah sejak Ahad itu. Emosi semakin naik. Kemarahan yang sebelumnya 
masih menjadi bentuk dukungan bagi beberapa ratus demonstran, berubah menjadi 
tuntutan kompensasi atas korban tewas dan luka semasa revolusi.

Kini orang diprovokasi oleh kekejian polisi anti huru hara; pemicu utama 
keberangan masyarakat adalah penayangan rekaman video tentang petugas polisi 
yang menyeret seorang demonstran wanita muda pada rambutnya.

Mulai berteriak
Ahad sore itu, tiba-tiba unjuk rasa mulai bergeser dari Lapangan Tahrir menuju 
ke gedung Kementerian Dalam Negeri. Di samping saya berdiri Fikry, pengacara 
muda berjenggot panjang. Ia tenang, sampai saya bertanya kepadanya ke mana para 
demonstran pergi.

Ia mulai berteriak kepada saya: "Mereka ke arah sarang kejahatan. Mengapa 
polisi bertindak keji terhadap demonstran damai. Mengapa mereka tak mampu 
menangani kelompok perampok dan mengapa mereka suka menakut-nakuti orang?"

Pertanyaan yang sama juga diajukan penduduk Kairo lainnya dan tentunya 
mendiskreditkan baik pemerintah maupun Dewan Militer yang berkuasa. Tidak ada 
yang mengerti mengapa lebih dari 30 orang dibunuh dalam protes damai yang 
diikuti beberapa ribu demonstran.

Revolusi berkembang
Lapangan Tahrir mencitrakan ketegangan yang mencengkram Mesir. Lapangan ini 
adalah tempat di mana revolusi berkembang, kebebasan mulai tumbuh, dan rakyat 
bisa mengungkapkan kemarahan maupun harapan mereka.

Tapi bagi pemerintah dan Dewan Militer, Lapangan Tahrir yang bersih dan rapih, 
serta lalu lintas yang tertib, memperlihatkan stabilitas.

Kekuatan polisi kalah, dipermalukan dan kacau setelah revolusi. Tidak 
mengherankan polisi dengan tegang dan keji menghadapi mereka yang berusaha 
mencapai "induk" mereka, gedung Kementerian Dalam Negeri, yang berlokasi hanya 
beberapa meter dari Lapangan Tahrir.

Menghadapi kelompok pengunjuk rasa yang relatif kecil, polisi mengambil 
kesempatan untuk menunjukkan kekuasaan mereka.

Islamis muda
Akibatnya, puluhan ribu demonstran marah beraksi di Kairo. Mereka terutama 
orang Islamis dan sekularis muda, yang menuntut lengsernya pemerintah, disusul 
bubarnya Dewan Militer yang harus menyerahkan kekuasaan kepada rakyat.

Isu penting yang belum berani didiskusikan secara terbuka oleh rakyat, adalah 
menunda pemilu parlemen yang akan digelar Senin mendatang. Ada spekulasi bahwa 
polisi secara sengaja mengeskalasi kegiatan di Lapangan Tahrir guna menghambat 
pemilu.

Arah baru
Tapi di sisi lain, kecil kemungkinan pemilu akan berjalan jurdil, melihat 
meningkatnya instabilitas dan ketegangan di Kairo yang juga menyebar ke 
kota-kota lain Mesir.

Sekembali di Amsterdam, saya masih bisa merasakan kemarahan di jalan-jalan 
Kairo. Kemarahan yang tampaknya akan membawa revolusi Mesir ke arah baru, arah 
yang tidak jelas.
Saya terpaksa meninggalkan Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir, Ahad sore (22/11), 
akibat kombinasi gas air mata dipakai polisi serta asap disebabkan pembakaran 
ban oleh para demonstran. Itu hari ketiga bentrokan sporadis antara kurang 
lebih 3000 pengunjuk rasa dan polisi anti huru-hara. Pada beberapa kesempatan 
polisi dibantu polisi militer. 

Hanya segelintir orang sudah meramalkan apa yang akan terjadi sehari kemudian: 
jatuhnya pemerintah kedua sejak lengsernya presiden Hosni Mubarak Februari 
silam.

Kompensasi
Suasana berubah sejak Ahad itu. Emosi semakin naik. Kemarahan yang sebelumnya 
masih menjadi bentuk dukungan bagi beberapa ratus demonstran, berubah menjadi 
tuntutan kompensasi atas korban tewas dan luka semasa revolusi.

Kini orang diprovokasi oleh kekejian polisi anti huru hara; pemicu utama 
keberangan masyarakat adalah penayangan rekaman video tentang petugas polisi 
yang menyeret seorang demonstran wanita muda pada rambutnya.

Mulai berteriak
Ahad sore itu, tiba-tiba unjuk rasa mulai bergeser dari Lapangan Tahrir menuju 
ke gedung Kementerian Dalam Negeri. Di samping saya berdiri Fikry, pengacara 
muda berjenggot panjang. Ia tenang, sampai saya bertanya kepadanya ke mana para 
demonstran pergi.

Ia mulai berteriak kepada saya: "Mereka ke arah sarang kejahatan. Mengapa 
polisi bertindak keji terhadap demonstran damai. Mengapa mereka tak mampu 
menangani kelompok perampok dan mengapa mereka suka menakut-nakuti orang?"

Pertanyaan yang sama juga diajukan penduduk Kairo lainnya dan tentunya 
mendiskreditkan baik pemerintah maupun Dewan Militer yang berkuasa. Tidak ada 
yang mengerti mengapa lebih dari 30 orang dibunuh dalam protes damai yang 
diikuti beberapa ribu demonstran.

Revolusi berkembang
Lapangan Tahrir mencitrakan ketegangan yang mencengkram Mesir. Lapangan ini 
adalah tempat di mana revolusi berkembang, kebebasan mulai tumbuh, dan rakyat 
bisa mengungkapkan kemarahan maupun harapan mereka.

Tapi bagi pemerintah dan Dewan Militer, Lapangan Tahrir yang bersih dan rapih, 
serta lalu lintas yang tertib, memperlihatkan stabilitas.

Kekuatan polisi kalah, dipermalukan dan kacau setelah revolusi. Tidak 
mengherankan polisi dengan tegang dan keji menghadapi mereka yang berusaha 
mencapai "induk" mereka, gedung Kementerian Dalam Negeri, yang berlokasi hanya 
beberapa meter dari Lapangan Tahrir.

Menghadapi kelompok pengunjuk rasa yang relatif kecil, polisi mengambil 
kesempatan untuk menunjukkan kekuasaan mereka.

Islamis muda
Akibatnya, puluhan ribu demonstran marah beraksi di Kairo. Mereka terutama 
orang Islamis dan sekularis muda, yang menuntut lengsernya pemerintah, disusul 
bubarnya Dewan Militer yang harus menyerahkan kekuasaan kepada rakyat.

Isu penting yang belum berani didiskusikan secara terbuka oleh rakyat, adalah 
menunda pemilu parlemen yang akan digelar Senin mendatang. Ada spekulasi bahwa 
polisi secara sengaja mengeskalasi kegiatan di Lapangan Tahrir guna menghambat 
pemilu.

Arah baru
Tapi di sisi lain, kecil kemungkinan pemilu akan berjalan jurdil, melihat 
meningkatnya instabilitas dan ketegangan di Kairo yang juga menyebar ke 
kota-kota lain Mesir.

Sekembali di Amsterdam, saya masih bisa merasakan kemarahan di jalan-jalan 
Kairo. Kemarahan yang tampaknya akan membawa revolusi Mesir ke arah baru, arah 
yang tidak jelas.


* BELANDA PENTINGKAN KEMAKMURAN KETIMBANG HAM

Belanda lebih mengutamakan kepentingan ekonomi daripada hak azasi manusia. 
Itulah tuduhan yang dilontarkan kepada Menteri Luar Negeri Uri Rosenthal Rabu 
(23/11) saat debat tentang anggarannya di Majelis Rendah Belanda.

Rosenthal sendiri berpendapat hak azasi manusia dan perdagangan Belanda dengan 
luar negeri bisa jalan bersamaan.

Bagaimanapun juga, di bawah Menteri Rosenthal terjadi perubahan besar dalam 
kebijakan luar negeri Belanda. Dalam kebijkaan baru ini, merangsang 
kesejahteraan Belanda adalah salah satu mantra, jelas Rosenthal:

"Tujuh puluh persen dari kesejahteraan Belanda tergantung expor. Tiga perempat 
dari 70 persen itu expor dalam Eropa. Itu berarti kita harus selalu ke luar. 
Karena itu peningkatan kesejahteraan saya jadikan bagian integral kebijakan 
luar negeri Belanda."

Tanah longsor
Harry van Bommel anggota Majelis Rendah dari partai sosialis SP (Socialistische 
Partij). Ia adalah salah satu pengkritik terbesar Rosenthal. Bahwa sang menteri 
mengubah kebijakannya, demikian Van Bommel, antara lain tampak dari kunjungan 
ke luar negeri para menteri dan Ratu Beatrix.

Seperti rencana kunjungan kontroversial Beatrix ke Oman.

Kunjungan tersebut ditunda awal tahun ini sehubungan dengan kekerasan terhadap 
pengunjuk rasa di Oman. Sekarang kunjungan itu direncanakan Januari mendatang. 
Fokus kedutaan-kedutaan besar Belanda juga bergeser, kata Van Bommel:

"Ada pergeseran kedubes-kedubes di negara-negara yang mendapat bantuan 
pembangunan Belanda, atau yang punya perhatian khusus soal HAM. Sekarang 
berubah ke penguatan kedubes-kedubes di negara-negara yang di masa depan bakal 
berbisnis dengan Belanda. Misalnya Cina, Rusia, Brazil. Itu negara-negara yang 
ekonominya tumbuh pesat."

Reputasi
Van Bommel khawatir kebijakan luar negeri Rosenthal yang baru akan berdampak 
bagi citra Belanda di negara-negara lain.

Sejumlah duta besar, antara lain duta besar Inggris Paul Arkwright, juga 
memperingatkan hal itu. Ia menyimpulkan Belanda semakin menutup diri dari dunia 
luar, dan sikap ini berdampak negatif bagi reputasi internasional Belanda. Van 
Bommel sependapat dengan Arkwright:

"Citra Belanda sebagai pejuang HAM, sebagai ibukota yuridis dunia, berkurang. 
Kami memilih kepentingan jangka pendek, itulah kepentingan dagang dan 
diperkuatnya tertib hukum internasional. Justru apa yang tertera di UUD 
Belanda, malah diremehkan. Itulah yang sangat saya sayangkan."

Terkait
Rosenthal mengakui lebih mementingkan kebijakan luar negeri Belanda dan "apa 
saja yang terkait dengan kesejahteraan dan pertumbuhan." Tapi yang satu tidak 
mengucilkan yang lain: menurut Rosenthal perdagangan dunia terkait erat dengan 
hak azasi manusia dan kebebasan.

Di samping itu menurutnya Belanda masih diperhitungkan di dunia internasional. 
Dia menunjuk kepada sumbangan-sumbangan yang diberikan Belanda demi keamanan 
dan stabilitas di luar negeri, lewat misi seperti di Libia dan Afghanistan. 
Atau misi memerangi perompakan.

Rosenthal juga dikritik oleh departemenya sendiri. Belum lama ini sejumlah 
pegawainya secara anonim menyampaikan kecemasan mereka tentang kebijakan 
Rosenthal kepada harian sore NRC Handelsblad:
Terlalu berpusat pada diri sendiri dan terlalu berfokus pada kepentingan 
ekonomi.

Sang menteri pada giliriannya mengatakan sejumlah pegawainya "tidak bisa 
mengikuti" perkembangan yang dilakukan kementerian secara serentak: reformasi 
dan penghematan. "Sayang sekali, oleh karena itu harus kami ubah."


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia

Anda bisa berhenti berlangganan dengan mengirim email ke:
berita-sign...@listserv.rnw.nl

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
ran...@rnw.nl

Copyright Radio Nederland Wereldomroep. 
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to