---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Kamis 01 Desember 2011 14:50 UTC



** PBB: "HIV BUAT KELUARGA MISKIN PERMANEN"

** INDONESIA INCAR TANK BELANDA

** KIBARKAN BINTANG KEJORA, BENTROKAN PECAH

** ARTIKEL 1: SOAL PAPUA, BELANDA TERJEBAK OPORTUNISME DAN TRADISI KOLONIAL

** ARTIKEL 2: MATI, NORMAL TAPI MENAKUTKAN

** ARTIKEL 3: SUARA PAPUA TERUS BERKUMANDANG 

** ARTIKEL 4: MYANMAR MINTA BANTUAN BARAT 

** ARTIKEL 5: SEKTOR PERTUKANGAN DI BELANDA CERAH



* PBB: "HIV BUAT KELUARGA MISKIN PERMANEN"

BANGKOK (AFA) - Puluhan ribu rumah tangga yang terpengaruh HIV di Asia 
menghadapi situasi "kemiskinan yang tidak dapat diubah" karena besarnya biaya 
hidup yang harus ditanggung. Perempuan dan anak-anak menanggung akibat paling 
parah, demikian laporan PBB Kamis (01/12). 
Melonjaknya biaya kesehatan dan hilangnya kesempatan kerja karena luasnya 
diskriminasi berarti banyak rumah tangga dengan HIV positif di berbagai wilayah 
yang hidup dengan "keadaan sosial ekonomi merosot," sambung laporan.
Penyakit juga "mempengaruhi wanita dan anak perempuan secara tidak 
proporsional." Mereka secara biologis lebih rentan terhadap infeksi, memiliki 
akses pengobatan lebih terbatas dan biasanya menanggung sebagian besar tanggung 
jawab dalam merawat individu yang terkena, lanjut laporan. 
Di negara seperti India, Indonesia dan Vietnam, keluarga yang terkena HIV 
positif menghabiskan biaya kesehatan sampai tiga kali lebih banyak dari 
rata-rata. 
Laporan didasarkan pada data dari sekitar 17.000 rumah tangga di seluruh Asia. 
Kamboja adalah satu-satunya negara di Asia di mana persentase pengeluaran biaya 
kesehatan rumah tangga dengan HIV positif tidak lebih tinggi dari konsumsi 
rumah tangga secara keseluruhan. Ini disebabkan luasnya bantuan pemerintah atas 
pengobatan antiretroviral, kata laporan itu. 
PBB memperkirakan tahun lalu sekitar 34 juta orang di seluruh dunia hidup 
dengan HIV. Membaiknya kualitas pengobatan telah berhasil menurunkan angka 
kematian yang terkait dengan AIDS, dari puncaknya di tahun 2005 sebanyak 2,2 
juta menjadi 1,8 juta tahun lalu. 

Penyebab utama penyebaran HIV adalah seks yang tidak aman dan jarum suntik, 
dengan lima negara - Myanmar, India, Indonesia, Nepal dan Thailand - sebagai 
tempat penyebaran utama virus di wilayah Asia.


* INDONESIA INCAR TANK BELANDA

DEN HAAG (ANP) - Indonesia tertarik membeli tank tempur Leopard Belanda. 
Pihak-pihak terkait masih mempelajari apakah rencana akan sampai pada sebuah 
kesepakatan. 
Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Belanda, Hans Hillen Rabu malam (30/11) 
dalam perdebatan di Parlemen mengenai anggaran kementeriannya tahun depan. 
Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekonomi juga akan mengkaji perihal ini dan 
mengambil keputusan akhir. Mereka akan melihat apakah penjualan memenuhi 
syarat-syarat internasional yang berlaku, seperti penghargaan hak asasi 
manusia. Juga akan dilihat apakah negara pembeli telah memenuhi kewajiban 
internasionalnya serta pada situasi politik dan kondisi keamanan yang sedang 
berlangsung di sana.
Menurut anggota parlemen dari partai Kiri Hijau (GroenLinks), Arjan El Fassed, 
berdasarkan daftar kriteria tersebut, dari sekarang sudah bisa disimpulkan 
bahwa Belanda tidak bisa menjual tank-tanknya ke Indonesia. Hillen menekankan 
bahwa ada kriteria penjualan yang tinggi dan Parlemen mengontrol ketat hal ini. 
Partai Sosial Demokrat (PvdA) dan Partai Sosial (SP) sepakat dengan himbauan 
GroenLinks kepada pemerintah untuk tidak menjual tank ke Indonesia. 

Kementerian Pertahanan telah memutuskan tahun ini akan menjual keseluruhan 60 
tank Leopardnya sebagai bagian dari langkah penghematan drastis.


* KIBARKAN BINTANG KEJORA, BENTROKAN PECAH

JAYAPURA (AFA) - Kamis (01/12), pasukan keamanan Indonesia melepaskan tembakan 
pada sebuah upacara pengibaran bendera separatis di wilayah bergolak Papua, 
pada peringatan ke-50 yang diklaim Papua sebagai hari kemerdekaannya. 
Sekitar 500 pengunjuk rasa sedang menyaksikan tarian tradisional dan mulai 
bersorak serta berlari dalam lingkaran besar saat bendera Bintang Kejora 
dinaikkan di tengah kerumunan, demikian cerita seorang koresponden. 
Sontak, sekitar 120 polisi dan tentara, bersama dengan sebuah truk militer, 
menyerbu kerumunan dan melepaskan tembakan setelah bendera utama dinaikkan. 
Polisi menendang dan memukuli para demonstran di tanah, serta menahan tiga dari 
mereka. Demikian saksi mata. 
Pemimpin Aktivis Pemuda Papua, Markus Haluk mengatakan lima orang ditembak. 
Penembakan dibantah oleh wakil kepala polisi distrik Mimika, Mada Indra 
Laksanta, mengatakan polisi hanya melepaskan tembakan peringatan ke udara. 
Pengibaran bendera upacara diadakan di sejumlah kota di seluruh Papua, serta 
direncanakan di beberapa tempat di luar negeri, seperti Belanda, Australia, 
Selandia Baru dan Inggris. 
Papua pertama kali mengibarkan bendera Bintang Kejora 1 Desember 1961 sambil 
menyanyikan lagu kebangsaan baru setelah diberikan kemerdekaan dari 
pemerintahan kolonial Belanda, menjajah lebih 130 tahun. 
Setahun kemudian, Indonesia menginvasi Papua dan mengambil alih daerah serta 
mengeluarkan referendum penentuan nasib sendiri tahun 1969, yang kerap 
dipandang banyak orang sebagai kecurangan. 

Rakyat Papua, sebagian besar dari etnis Melanesia, menolak status sebagai salah 
satu wilayah di Indonesia dan kelompok separatis kerap melancarkan 
pemberontakan dengan senjata seadanya.


* ARAB BERLAKUKAN LARANGAN PERJALANAN

KAIRO (Reuters) - Liga Arab, yang telah bersepakat akan menjatuhkan sanksi 
terhadap Suriah karena ingkar mengakhiri tindakan keras terhadap para 
demonstran, telah mendaftar 17 orang yang dilarang melakukan perjalanan ke 
negara-negara Arab, termasuk saudara Presiden Bashar al-Assad. Demikian laporan 
kantor berita pemerintah Mesir, Kamis (01/12). 
Daftar juga mengikutsertakan menteri pertahanan, menteri dalam negeri, para 
pejabat intelijen dan perwira militer senior. Saudara laki-laki presiden, Maher 
al-Assad, juga dalam daftar, merupakan Komando Garda Republik dan orang nomor 
dua paling berkuasa Suriah. 

Komite Liga Arab merekomendasikan penghentian penerbangan dari dan ke Suriah 
mulai pertengahan Desember dan juga merekomendasikan membebaskan gandum, 
obat-obatan, gas dan listrik dari embargo.


* PENULIS CHRISTA WOLF TUTUP USIA

BERLIN (ANP) - Penulis Jerman, Christa Wolf, Kamis (01/12) meninggal dunia pada 
usia 82 tahun. Demikian pernyataan dari penerbit Suhrkamp yang diberitakan 
media Jerman. 
Nama Wolf sebagai penulis melejit pada masa bekas pemerintahan komunis, DDR. 
Salah satu novelnya yang paling terkenal adalah "Berpikir Tentang Christa T." 
(Nadenken over Christa T, 1969), di mana ia mengkritik komunitas DDR. 
Tahun 1980 dia menerima Penghargaan Georg Buchner, salah satu penghargaan 
sastra paling bergengsi di Jerman.


* UE: SANKSI BARU TERHADAP SURIAH

BRUSSELS (ANP) - Uni Eropa memberlakukan sanksi baru terhadap Suriah. Para 
menteri luar negeri Uni Eropa bersepakat akan menaruh lebih banyak perusahaan 
dan individu dalam daftar hitam. Demikian pernyataan para diplomat terkait, 
Kamis (12/11). 
Perluasan sanksi menyusul keputusan Liga Arab untuk menjatuhkan rezim Suriah. 
Seperti layaknya, Uni Eropa, Liga Arab juga mencela pertumpahan darah yang 
dilakukan oleh rezim al-Assad. 
Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan terhadap Presiden 
Bashar al-Assad.


* SOAL PAPUA, BELANDA TERJEBAK OPORTUNISME DAN TRADISI KOLONIAL

1 Desember 1961. Tepat 50 tahun yang lalu Papua - kala itu bernama West Nieuw 
Guinea - mendeklarasikan kemerdekaan. Kini, propinsi Papua seperti seorang anak 
kehilangan Ibu Pertiwi. Kolom Aboeprijadi Santoso.
Kalangan politik tertentu di Parlemen Belanda rupanya ingin memanfaatkan 
momentum ini untuk mengangkat isu Papua dengan merujuk pada hak-hak penentuan 
nasib sendiri. Tapi Papua bukan Timor Timur. Masalah Papua amat berbeda. 
Sementara para politisi Belanda kesasar atau masih terjebak dalam tradisi 
paternalisme kolonial yang mereka kembangkan sendiri.
Setengah abad silam, situasi Papua amat berbeda. Kala itu Belanda masih 
berperan penting, secara politik dan juga dalam kehidupan beragama di propinsi 
yang dulunya bernama Irian Barat. 
Bendera dan lagu
Deklarasi Kemerdekaan Papua 1 Desember 1961 yang diumumkan di lapangan di 
Hollandia - kini Jayapura atau Port Numbay - masih berlangsung sepenuhnya di 
bawah payung Belanda yang secara politik dan religius menjadi panutan lokal 
Papua dan mencoba memisahkannya dari Republik Indonesia. 
Bahkan bendera dan lagunya pun disusun oleh kalangan Papua dan Belanda.
Nasib Papua mengalami tiga kali fait accompli. Pertama di bawah kolonialisme 
Belanda. Kedua, menjadi daerah sengketa dan baru sejak tahun 1963 resmi berada 
di bawah pangkuan R.I. Ketiga, sejak 1969 berada di bawah pemerintahan efektif 
dan eksploitasi Orde Baru. 
Sapi perahan Orba
Ketiga proses ini membuat Papua sebagaimana adanya sekarang. Seolah kehilangan 
Ibu Pertiwi, karena terlambat menjadi bagian dari proses formasi bangsa 
Indonesia, dan kemudian menjadi sapi perahan Orde Baru, yang membuat Papua 
terasing dari Indonesia.

Dalam KMB (Konperensi Meja Bundar) 1949, pihak Belanda berhasil mempertahankan 
kekuasaannya di Irian Barat, membuat Papua ketinggalan dalam proses bangsa. 
Diplomasi Indonesia kemudian berhasil mengalahkan Belanda. 
Pada 1962 di PBB disepakati untuk "mengembalikan" Papua di bawah Indonesia, 
namun menurut persetujuan PBB, masa depan Papua harus ditentukan melalui 
plebisit. Celakanya, plebisit atau Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) inilah 
yang tidak berlangsung secara adil: bukan one man one vote, bahkan dipecundangi 
Opsus di bawah pimpinan Mayjen Ali Moertopo.
Freeport
Akibatnya, Papua menjadi bagian Indonesia sebagai anak yang terasing. Bahkan, 
sebelum PBB menyerahkannya secara resmi kepada RI pada 1969, Orde Baru sudah 
mengundang perusahaan raksasa emas dan tembaga Freeport, yang kini menjadi 
sengketa panas. 
Ketegangan-ketegangan dan konflik yang terjadi kemudian menimbulkan sejumlah 
pelanggaran besar HAM dan perusakan lingkungan hidup.

Singkatnya, Papua kini tiba di situasi yang terasing dan berkonflik dengan 
pemerintah pusat. 
PVV
Namun beberapa kalangan politik di Belanda, meski keliru melihat situasi ini, 
mengira dapat memanfaatkan momentum tersebut. Wakil Partai Untuk Kebebasan 
(PVV), yang dikenal sebagai anti-migran dan anti-Islam, dalam sidang dengar 
pendapat di Parlemen bersuara mendukung kemerdekaan Papua. 
Mereka beralasan perlu mendukung hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa Papua.

Suara PVV, partai terbesar ketiga di Belanda yang menjadi penunjang kabinet 
minoritas perdana menteri Mark Rutte, memperlihatkan oportunisme populis. Suara 
mereka menggantikan kalangan partai Kristen konservatif yang sejak lama 
menyikapi Papua dengan semangat paternalisme-kolonial. 
Aneh
Dulu, Papua menjadi obyek badan yang bernama "Door De Eeuwen Trouw" (Setia 
Berabad-Abad, Red.). Badan ini tidak aktif lagi, tapi kini PVV menggantikannya. 
Sikap ini aneh karena PVV justru merupakan partai populisme-kanan yang sekuler 
dan sangat berorientasi ke dalam.

Mengapa PVV cenderung melihat keluar kalau menyangkut isu Papua?

Sementara mereka terjebak tradisi paternalisme warisan jaman kolonial, kini PVV 
menunjukkan sikap yang naif bila mengharapkan isu Papua dapat dikompori menjadi 
isu referendum PBB untuk mencapai kemerdekaan. 
Naif
PVV naif ketika mengabaikan tiga soal dasar. Pertama, berbeda dengan Papua, 
Timor Timur yang jajahan Portugal menjadi korban invasi tahun 1975 NULL serupa 
Kuwait menjadi korban invasi Saddam tahun 1990. Sebagian besar masyarakat dunia 
menentang aneksasi Timor Timur. 
Sementara Papua menjadi bagian RI melalui proses diplomasi yang sah.

Kedua, diplomasi gerakan perlawanan Timor Timur sepanjang tahun 1990-an sukses 
karena bersamaan waktu ditunjang oleh perlawanan gerilya bersenjata. 
Sinkronisasi perlawanan ini tidak pernah terjadi di Papua.

Kesasar
Ketiga, masalah Papua kini memanas di masa Indonesia memasuki tahap demokrasi 
dan desentralisasi. Kalangan luar negeri, termasuk PVV di Belanda, tidak pernah 
memahami ini sebagai masalah good governance yang harus diselesaikan bersamaan 
dengan penghormatan atas hak hak asasi dan hak-hak Papua atas sejarah yang 
diselewengkan Orde Baru.

Kalangan yang mengangkat isu Papua di Parlemen Belanda rupanya masih terjebak 
warisan paternalisme kolonial terhadap Papua, atau kesasar, keliru melihat 
Papua seolah-olah konflik ini mirip isu Timor Timur di masa lalu.


* MATI, NORMAL TAPI MENAKUTKAN

Dalam masyarakat sekuler seperti Belanda, meninggal dunia, sebenarnya adalah 
topik yang susah untuk dibicarakan. Tropenmuseum 
<http://www.tropenmuseum.nl/-/5341> di Amsterdam menyelenggarakan pameran 
khusus, menyorot kematian sebagai bagian dari kehidupan. 
Pim Westerkamp, kurator Asia Tenggara museum kondang dengan koleksi benda-benda 
budaya Nusantara, adalah penyusun pameran ini.



Tabu
"Kami berharap dengan pameran ini orang Belanda akan berubah sikap. Konsep 
pameran ini: bagaimana kebiasaan orang di berbagai kebudayaan menghadapi 
keluarga dan teman yang ditinggal mati. Apa yang terjadi setelah seorang 
tercinta meninggal dunia," demikian Pim Westerkamp.



Pameran ini diisi dengan ritual kematian dari seluruh dunia, tapi dengan fokus 
ritual kematian di Indonesia. Pim memang pakar budaya Indonesia. Ia banyak 
mencari contoh dari Indonesia.
Sekitar sikap terhadap kematian memang ada beda antara Indonesia dengan 
Belanda. Kalau di Indonesia bukan tabu, mati itu bagian dari kehidupan. Itu 
bedanya dengan orang Belanda yang tidak ingin membicarakan kematian. Orang 
Belanda masih mengharapkan kematian bisa ditunda, jadi jangan dibicarakan. 
"Yang pasti setiap orang akan meninggal dunia, tapi mereka tetap takut," 
demikian Pim Westerkamp. Ia optimis, selama dua minggu, para pengunjung sudah 
memberi komentar yang umumnya mengenai kematian. 
Mereka lega, tidak begitu takut lagi. Mereka sadar itu bisa terjadi dengan 
siapa saja, di mana saja. Pameran di Tropenmuseum ini menjadi sumber inspirasi 
untuk mengubah sikap terhadap topik kematian.

Sekuler
Apa pengaruh sekularisme di Belanda? Di Indonesia semua orang beragama. Pim 
Westerkamp berpendapat: "Agama bisa menolong orang menghadapi kematian. Menurut 
banyak agama ada ritual tertentu, yang menolong untuk berpisah."
Di Belanda yang sekuler, orang mencari ritual baru. Ritual ini dikaitkan dengan 
keyakinan kehidupan orang yang meninggal, jadi ini adalah bentuk baru. Bukan 
ritual kematian keagamaan. Menurut sementara pihak, kelebihan dalam ritual 
keagamaan adalah kesempatan untuk merasa sedih. Ritual agama lebih menolong 
untuk berpisah.
Pameran dibuka dengan berbagai tayangan televisi, berisi laporan tentang 
kematian yang setiap hari ditayangkan televisi Belanda. Mengapa harus takut? 
"Kematian adalah bagian dari kehidupan," demikian Pim. Orangtuanya lahir di 
Indonesia, dan ini mempengaruhi sikapnya terhadap kematian. Di Indonesia orang 
bisa lebih menerima kematian.
Berbagai aspek kematian terlihat pada pameran ini. Dari peti mati sampai kain 
kaftan. Ada foto perempuan Afrika yang meratapi orang yang meninggal. Berbagai 
jenis tenun dan ukiran Indonesia menunjukkan betapa pentingnya ritual kematian 
ini untuk orang Indonesia.

Sedih
Dari Bali, upacara ngaben yang memberi kesan pesta. Bagaimana tanggapan orang 
Belanda? Pim Westerkamp: "Orang Belanda heran mereka gembira, apakah mereka 
tidak sedih. Ya, seperti semua orang mereka sedih, tapi itu tidak boleh 
diperlihatkan, karena kalau mereka menangis ini menghalangi yang meninggal 
pergi dari dunia ini."
Berbagai macam benda kebutuhan ritual kematian dari seantero dunia dipajang di 
pameran ini, untuk memberi alternatif bagi ritual Belanda yang sekuler dan 
sederhana. 
Pim Westerkamp menarik kesimpulan: NULLPara pengunjung, bisa melihat banyak 
perbedaan, mereka lega saat meninggalkan pameran. Ada tembok untuk meninggalkan 
pesan. Para pengunjung bisa menulis kartu. Sudah ada beberapa ratus dalam dua 
minggu, antara lain juga dalam bahasa Indonesia. Mereka menulis pesan dengan 
emosi, sedih dan menghibur."


* SUARA PAPUA TERUS BERKUMANDANG

Kamis (01/12), peringatan hari yang diklaim oleh rakyat Papua sebagai hari 
kemerdekaan mereka, menghiasi halaman dua surat kabar Belanda terkemuka, de 
Volkskrant dan Trouw. Artikel dalam de Volkskrant menekankan kronologi sejarah 
sampai situasi politik terkini di Papua, sementara Trouw menurunkan ulasan 
wawancara dengan dua orang asal Papua yang saat ini berdomisili di Belanda.

Patroli tank panser memenuhi jalan-jalan utama Jayapura, ibukota propinsi 
Papua. Ratusan brigade bersenjata diterbangkan dari propinsi lain di Indonesia 
untuk membantu mengamankan situasi setempat. Ketatnya razia dan pengontrolan 
makin menguatkan kesan bahwa pemerintah nasional menentang keras setiap bentuk 
protes "separatis". Demikian tulis de Volkskrant.

Beberapa hari menjelang 1 Desember, ketegangan di propinsi ini terasa kental, 
utamanya setelah demonstrasi 19 Oktober berakhir dengan kekerasan. Ketika itu 
militer Indonesia turun menganiaya para demonstran; tiga orang tewas, puluhan 
terluka dan tiga ratus rakyat Papua ditangkap.

Kemerdekaan semu
Menarik, de Volkskrant menulis, setiap tanggal 1 Desember rakyat Papua 
merayakan kemerdekaan yang tidak pernah mereka dapatkan. Kemerdekaan semu.
Saat rakyat Papua mengumandangkan kemerdekaan pada 1 Desember 1961, di atas 
kertas mereka masihlah warga Belanda. Kemerdekaan baru akan diberikan kemudian. 
Namun ketika hal itu nyaris terjadi, Indonesia, tanpa ba bi bu muncul dalam 
cerita.
Amerika Serikat juga sempat menjanjikan Papua referendum. Namun, sambung de 
Volkskrant, Indonesia telah lebih dulu mendatangkan 1000 orang dan, di bawah 
tekanan senjata, membiarkan mereka "bermufakat secara bulat" mengenai keinginan 
Papua bergabung dengan Indonesia.
Sejatinya, bagi kedua pihak, Papua dan Indonesia, 1 Desember 2011 adalah the 
moment of truth, hari kebenaran. Polisi, perpanjangan pemerintah Indonesia, 
benar-benar menekankan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir pengibaran bendera 
Bintang Kejora. 
Sementara, "Presiden" Republik Federal Papua Barat, Forkorus Yaboisembut, dari 
penjara, menghimbau agar rakyat Papua tidak gentar dan tetap "merayakan" 
kemerdekaan mereka. Demikian de Volkskrant.

Kecewa
Sementara harian Trouw menyorot, di tengah kerasnya perlawanan yang dilancarkan 
polisi Indonesia, pendukung Papua Merdeka semakin meluas. Fred Korwa dan Vien 
Sawor adalah salah satunya. Vien (43) lahir di Biak dan beremigrasi ke Belanda 
tahun 1962. 
Fred Korwa (72), bekerja sebagai guru sebelum pindah ke Belanda. Fred mengaku 
dirinya semakin tahun semakin kecewa dan prihatin terhadap kondisi Papua tiap 
kali dia "pulang kampung".
"Sekarang makin banyak yang mendukung kemerdekaan Papua dibandingkan 50 tahun 
lalu. Perubahan ini sedikit banyak disebabkan karena pemerintah Indonesia yang 
masih saja membiarkan Papua terbelakang di semua sektor. Tahun 1969, saya dan 
teman-teman pernah berusaha melobi kemerdekaan Papua di PBB, tapi harus pulang 
dengan tangan kosong."

Kepentingan ekonomi
Lepas tangannya banyak pihak internasional adalah kenyataan tragis bagi Papua. 
Negara seperti Amerika Serikat, Australia dan Belanda juga selalu menjaga jarak 
aman karena besarnya kepentingan ekonomi mereka di Indonesia. 
Hukum otonomi khusus bagi Papua yang diberlakukan pemerintah Indonesia tahun 
2001 hanyalah bak es pengalih perhatian untuk tangisan anak kecil.
"Rakyat Papua telah kehilangan kepercayaan mereka terhadap niat baik Indonesia. 
Kami sekarang harus mengandalkan kekuatan kami sendiri," demikian Vien seperti 
dikutip Trouw.


* MYANMAR MINTA BANTUAN BARAT

Sebuah "tonggak baru" dalam hubungan Myanmar dengan Amerika Serikat. Demikian 
kata presiden Birma Thein Sein ketika bertemu Menlu Amerika Serikat, Hillary 
Clinton. Clinton pejabat paling senior Amerika yang mengunjungi negeri tersebut 
sejak lebih dari setengah abad.
Clinton menyambut positif langkah-langkah terbaru menuju reformasi Myanmar, 
yang juga dikenal sebagai Birma. Tapi sementara Washington tampaknya mendorong 
proses reformasi, di sisi lain Amerika juga waspada terhadap pengaruh makin 
besar Cina di negara kaya sumber daya tersebut. 
Jam sibuk pagi di warung teh populer di pusat Yangoon. Orang membaca surat 
kabar dan berbincang-bincang tentang berita-berita terbaru. Situasi politik 
mengalami perubahan cepat. Banyak yang bisa dibicarakan. 
Salah seorang pelanggan dengan antusias memperlihatkan halaman muka majalah 
mingguan. Di situ terpampang foto Zarganar, komedian kontroversial yang 
baru-baru ini dibebaskan dari penjara. Beberapa bulan lalu namanya dilarang 
disebut. Tapi kini leluconnya diterbitkan di media cetak dan orang berani 
tertawa atas leluconnya secara terbuka. 

Keinginan rakyat
"Kami mencapai banyak kemajuan," kata pemilik warung teh. Tapi ia juga 
menambahkan pemerintah tetap waspada untuk melakukan reformasi. "Pemerintah 
memerlukan dukungan dan pujian, terutama dari masyarakat internasional." 
Ia juga memasang poster pada dinding warung teh bertuliskan: "Terimakasih 
presiden atas keputusan yang telah Anda ambil. Kutuk Cina yang telah 
mengeksploitasi negeri kami demi keuntungan mereka sendiri." 
Poster menunjuk pada pengumuman kejutan presiden Myanmar Thein Sein, yang awal 
tahun ini terpilih sebagai presiden "sipil" pertama Birma, untuk menunda proyek 
hidro besar yang didanai Cina di negara bagian Kachin. Alasannya, kata Sein, 
adalah bahwa proyek "bertentangan dengan keinginan rakyat".

Dapur Cina
Keinginan rakyat, di masa lampau, tidak banyak dipertimbangkan pemimpin militer 
Myanmar. Komedian Zarganar menyatakan, pengumuman presiden disambut gembira di 
penjara. Beberapa tahanan melepaskan kaosnya dan mulai menari-nari. 
Rakyat biasa merasa investasi Cina tidak membawa keuntungan sama sekali bagi 
mereka. Energi yang dihasilkan bendungan, diperuntukkan ekspor ke Cina, 
sementara banyak keluarga Birma tidak punya sarana listrik. 
Seorang biksu tua pernah berkata: "Kami menjadi dapur Cina: mereka membawa 
makanan dan menyisakan kami sampah."

Dugaan
Ditinggalkan Barat, Myanmar semakin dekat dengan Cina. Beijing adalah investor 
asing terbesar di Myanmar. Selain energi hidro, rencana-rencana ambisius lain 
Cina menyangkut proyek pertambangan dan prasarana, serta pelabuhan untuk kapal 
tangki minyak.
Cina juga berharap bisa menghidupkan kembali "jalur sutra" dengan Bangladesh 
dan India. Banyak warga Birma, termasuk pejabat pemerintah, sangat mencurigai 
negara tetangga adikuasa di utara. Generasi tua tentara Birma, berjuang 
habis-habisan melawan pemberontakan Komunis yang didukung Cina tahun 1960-an. 
Mereka tetap waspada. 

Curiga
Keputusan pemimpin yang sekarang untuk memperbaiki hubungan dengan Barat, 
terutama disebabkan ketakutan protes-protes anti-Cina dan ketergantungan 
terlalu besar pada Cina.
Orang semakin tidak suka dengan pengaruh ekonomi Cina. Antara 1 hingga 2 juta 
warga negara Cina pindah ke Myanmar utara, di mana mereka mendominasi 
perdagangan giok dan permata yang sangat menguntungkan. Dengan laba yang diraih 
mereka membeli pusat komersial Mandalay dan Myitkyina. 
Di sana mereka memamerkan kekayaan mereka. Mobil-mobil paling mewah bernomor 
plat Cina. Harga tanah naik tajam, karena lokasi-lokasi strategis dibeli 
pengusaha Cina. Mengalir masuknya usahawan Cina ke Myanmar, juga menyebabkan 
maraknya prostitusi. 
Pemimpin gereja di Myitkyina mengatakan, separuh penduduk terdiri dari orang 
Cina. Banyak penduduk lokal merasa negara-negara bagian di utara, secara de 
facto menjadi propinsi Cina. 

Tidak
Para pemimpin Myanmar meyakinkan Cina, walaupun penundaan proyek di negara 
bagian Kachin, proyek-proyek lainnya tetap aman. Tapi bagi banyak warga Birma, 
kawasan di sekitar bendungan yang ditinggalkan serta tanggul-tanggul beton 
setengah jadi di sungai Irrawaddy, menunjukkan bahwa pemimpin mereka, tidak 
bisa mengatakan tidak kepada Cina. 
Namun mereka juga berharap hubungan Myanmar-Barat yang diperbaharui bisa 
mendorong pemerintah untuk menghentikan pengaruh besar Cina di negeri mereka.


* SEKTOR PERTUKANGAN DI BELANDA CERAH

Belanda semakin kekurangan tenaga pertukangan. Murid-murid sekolah tidak lagi 
berminat pada pendidikan teknik. Mereka lebih berminat pada studi-studi sosial 
atau "funstudies". 
Apakah murid-murid ini akan kehilangan peluang emas? Sekarang, tenaga 
pertukangan di Belanda kebanyakan dilakukan oleh tenaga asing. 
Di internet gampang mencari tukang patri dari Spanyol, tukang listrik dari 
Polandia atau tukang ledeng dari Bulgaria. Itulah gambaran mengenai Eropa di 
mana orang bisa bebas bekerja di negara Uni Eropa mana saja. 
Tapi di lain pihak itulah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri karena generasi 
muda Belanda semakin kurang tertarik pada sektor teknologi. 
Mahasiswa lebih senang memilih "funstudies" seperti manajemen budaya atau 
studi-studi lebih santai. Menurut para kritisi, akibatnya semakin banyak 
tenaga-tenaga ahli yang tidak berguna, sulit mendapat pekerjaan.

Manajemen waktu santai
Hal itu dibenarkan oleh Ger Pepels, direktur Academy for Leisure di Breda, 
Belanda selatan. Semakin banyak mahasiswa yang memilih manajemen budaya atau 
olah raga. Pendek kata menajemen di sektor-sektor kegiatan santai. Tapi Pepels 
membantah bahwa setelah lulus, mereka tidak bisa mencari pekerjaan.
"Manajemen tentang bagaimana mengisi waktu santai adalah pendidikan tinggi 
ekonomi dan kebanyakan mahasiswanya cepat mendapat pekerjaan. Pertanyaannya, 
siapa yang cepat mendapat pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya? Banyak 
mahasiswa kami mendapat pekerjaan di sektor-sektor lain. Sekalipun kurang dari 
separuh mendapat pekerjaan sesuai dengan pendidikan mereka, tetapi minat 
mahasiswa untuk jurusan ini tinggi dan mereka mendapat pekerjaan di sektor lain 
walaupun lewat berbagai cara."

Pendidikan teknik
Bursa lapangan kerja sangat kekurangan tenaga ahli pertukangan.Tahun-tahun 
mendatang banyak tenaga pertukangan memasuki masa pensiun. Diperlukan waktu 
cukup lama untuk mengisi kekurangan itu. 
Generasi muda tidak tertarik dengan Sekolah Teknik Menengah dan Atas. Menurut 
dunia usaha swasta dan sekolah-sekolah teknik, pada tahun 2014 Belanda akan 
kekurangan 60.000 tenaga teknik menengah.
Di kota-kota besar situasinya paling parah. Karena terus berkurangnya murid, 
sekolah-sekolah teknik sampai terpaksa harus ditutup. Dampaknya ke pasar tenaga 
kerja. Saat ini, sangat sulit mencari seorang tukang bangunan, listrik dan 
tukang patri. 
"Di Rotterdam dan sekitarnya hanya ada sekitar 20 remaja yang mengikuti 
pendidikan di sektor bangunan. Ini sangat sedikit sekali untuk sebuah kota 
pelabuhan yang begitu besar," kata Ton de Groot, direktur sekolah kejuruan 
menengah.

Tidak disayang kalau tidak dikenal
Menurut de Groot baik murid maupun orang tua harus didorong untuk memilih 
pendidikan di jurusan teknik. "Saat ini masih kurang. Karena tidak dikenal maka 
juga tidak ada perhatian." Remaja tidak sulit untuk dinasihati memilih jurusan 
tehnik.
"Kalau mereka tahu, mereka akan senang, tertarik dan ditantang. Menurut saya di 
Belanda kurang diberikan perhatian mengenai teknologi. Sekolah-sekolah dasar 
tidak memberi murid informasi mengenai teknologi," demikian De Groot.
Menurut FME-CWM, organisasi untuk industri teknologi, kekurangan tenaga 
pertukangan praktis melanda semua lapisan. Akibatnya banyak pekerjaan yang 
terbengkalai dan perusahaan-perusahaan tidak mendapat kontrak. 
Willy Berentsen jubir FME-CWM mendesak agar hal ini ditangani mulai dari akar 
permasalahan.
"Mencari bibit-bibit baru pertukangan dan teknologi menengah harus dimulai saat 
mempersiapkan siswa untuk sekolah-sekolah pertukangan. Kalau pada tahap itu 
sudah dirasakan adanya kekuarangan, di sanalah harus dimulai merekrut 
bibit-bibit baru. Studi ke pendidikan lanjutan pun akan berkurang."
Seperti Willy Berentsen, Ton de Groot menyebut sejumlah sektor di mana 
teknologi bisa berperan, seperti masalah-masalah lingkungan, kesehatan, 
lalu-lintas, dan keamanan. Di situlah generasi muda bisa memberikan sumbangsih 
mereka secara individu bagi masyarakat.
"Citra teknik harus ditingkatkan dan diawali dengan memberikan penjelasan dan 
informasi di sekolah-sekolah dasar dan lanjutan."

Peluang besar
Informasi, menurut Ton de Groot, merupakan kata kunci. Untuk lebih 
menggairahkan generasi muda, ia memberikan penataran teknologi pada para murid 
sekolah berusia 10-12 tahun. Pihak orangtua, menurutnya, kurang memberikan 
penyadaran bahwa teknologi adalah pilihan tepat. 
"Banyak lapangan kerja yang tersedia. Sekalipun dilanda krisis ekonomi sekarang 
ini, dunia usaha sangat membutuhkan tenaga trampil. Kalau kita trampil dan 
menguasai teknologi, maka kita punya masa depan yang baik."


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia

Anda bisa berhenti berlangganan dengan mengirim email ke:
berita-sign...@listserv.rnw.nl

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
ran...@rnw.nl

Copyright Radio Nederland Wereldomroep. 
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to