---------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia
Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. ---------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Senin 11 Juni 2012 13:51 UTC ** Kemungkinan Turun Tangan Militer di Suriah ** Cina Akan Perbanyak Bandara ** Kondisi Mubarak Kritik tapi Stabil ** Artikel: RMS Marah Terhadap Kemenhan Belanda ** Artikel: Kondisi Kamp Pengasingan Korut Mengkhawatirkan ** Artikel: Ranesi Tetap Ada dalam Mimpi ** Artikel: Berpesta Tidur Dengan Mempelai India * Kemungkinan Turun Tangan Militer di Suriah Partai-partai kristen demokrasi yang berkuasa di Jerman tidak menutup kemungkinan terjadinya turun tangan militer di Suriah. Jubir urusan luar negeri CDU/CSU, Philipp Missfelder, mengatakan Senin (11/06), bahwa rencana perdamaian utusan PBB untuk Suriah Kofi Annan tampaknya sudah gagal. Ia juga berpendapat, PBB harus secepatnya berbuat sesuatau. Turun tangan militer kemungkinannya terbuka, karena dialog tidak bisa mencapai apa-apa, kata Missfelder. Partai-partai kristen demokrat memerintah bersama partai liberal FDP. Partai ini menentang turun tangan militer. * Cina Akan Perbanyak Bandara Besar-Besaran Cina berencana membangun 70 bandara dan memperluas 100 bandara yang ada untuk tiga tahun mendatang. Demikian tegas kepala pengawas bandara sipil Cina Senin (11/06). Li Jiaxiang mengatakan, maskapai penerbangan Cina tiap tahun membeli rata-rata 300 pesawat antara tahun 2011-2015, seperti telah ditetapkan di rencana lima tahun ekonomi negeri itu. Kepala pengawas bandara mengumumkan rencana itu di pertemuan IATA di Bejing. * Kondisi Mubarak Kritik tapi Stabil Kondisi kesehatan mantan presiden Mesir Hosni Mubarak kritis tapi stabil. Demikian kata sumber di kementerian dalam negeri Mesir Senin (11/06). Kesehatan Mubarak yang sebenarnya sudah lemah itu makin buruk, setelah ia dipindahkan ke penjara sekitar seminggu lalu. Pria berusia 84 tahun ini beberapa kali dibantu alat pernafasan buatan dan juga pernah mengalami gangguan mental. Mantan presiden yang divonis hukuman seumur hidup ini sekarang berada di ICU di rumah sakit pernjara. Mungkin ia akan dipindahkan ke rumah sakit yang lebih baik untuk diberi perawatan. * Blok Kiri Menang Pemilu Prancis Blok kiri Partai Sosialis meraih 46,8 suara dalam putaran pertama pemlihan parlemen Prancis. Ini merupakan pemberi semangat bagi presiden yang baru terpilih dari kelompok sosialis François Hollande. 34,1 persen pemilih menyontreng partai kanan UMP atau salah satun sekutunya. Berdasarkan cara pemilihannya dan sistem distriknya, hasil putaran pertama ini berlum berdampak bagi pembagian kursi di Assemblée. Menurut berbagai lembaga survey, kans Hollande untuk meraih status mayoritas di parlemen, berdasarkan hasil ini, bertambah banyak. Presiden memerlukan status mayoritas di parlemen supaya bisa mengimplementasikan janji kampanyenya. Putaran kedua digelar minggu depan. Kandidat presiden yang meraih suara terbanyak akan berhadapan. Front Nasional, partai ekstrem kanan hasil raihan suaranya meningkat. Partai pimpinan Marine LePen ini boleh ikut putaran kedua di 61 dari 577 distrik pemilihan. Pada 2007 Fron Nasional tidak berhasil lolos ke putaran kedua di satu distrik pemilihan pun. * Rumah Lawan Politik Putin Digeledah Rumah para lawan politik presiden Rusia Vladimir Putin digeledah Senin (11/06). Ada tujuh penggeledahan antara lain di rumah Aleksej Nawalni, Sergej Oedalzov dan Ilja Jasjin. Oposisi ingin menggelar demonstrasi besar-besaran Selasa besok. Menurut pihak berwajib, penggeledahan itu dilakukan sehubungan dengan kericuhan seusai demonstrasi menentang pemerintah 6 Mei lalu. Ketika itu sekitar 20.000 warga turun ke jalan unjuk rasa menentang Putin. Sementara itu pemerintahan Putin memberlakukan UU baru untuk melarang berdemo, dengan sanksi yang sangat keras. * Artikel: RMS Marah Terhadap Kemenhan Belanda Pemerintah Maluku di pengasingan marah terhadap niat kementerian pertahanan Belanda menganugerahkan lencana kepada tentara Belanda yang mengakhiri kasus penyanderaan kereta api yang dilakukan orang Maluku di desa De Punt tahun 1977. Demikian koran online Belanda www.nu.nl mengawali beritanya Sabtu lalu. Di situsnya (www.republikmalukuselatan.nl), Pemerintah Maluku menyebut penghargaan terhadap militer itu "tidak tepat dan memalukan" , karena, menurut pemerintah Maluku, militer kala itu banyak melakukan tindak kekerasan. Kriminal "35 tahun setelah peristiwa itu, kami tetap berpendapat, tindakan keras saat itu telah keluar jalur, keterlaluan dan bahkan kriminal. Banyak pihak, termasuk warga non Maluku, berpendapat, operasi pembebasan sandra itu merupakan eksekusi terencana." Di Radio 1 mantan panglima Angkatan Bersenjata Belanda, Dick Berlijn, mengatakan, ia menyayangkan rencana pemberian lencana itu. Belum jelas kapan penghargaan itu akan diberikan. Keberanian Sabtu lalu seorang jubir kementerian pertahanan Belanda mengatakan, penganugerahan itu tidak bermaksud untuk menentang sebuah kelompok masyarakat, tapi untuk menghargai keberanian tentara mengakhiri aksi teroris. Tentara yang terlibat operasi mengakhiri penyanderaan di sekolah di Bovensmilde juga diberi lencana. Kasus penyanderan Pada 23 Mei 1977 sembilan orang Maluku menyandra kereta api di dekat desa De Punt di Drenthe, Belanda utara. Pada saat yang sama empat orang warga Maluku lain menyerbu sebuah sekolah dasar di Bovensmilde dan menyandera lebih dari 100 anak dan beberapa guru. Kasus penyanderaan itu sempat mencekam Belanda selama 3 hari. Penyanderaan kereta api itu diakhiri dengan operasi marinir. Dua sandera dan penyandera tewas. Para penyandera di sekolah akhirnya menyerah. Kemerdekaan RMS Aksi warga Maluku itu bertujuan untuk memaksa Belanda mengakui kemerdekaan Republik Maluku Selatan (RMS). Para penyandera juga menuntut pembebasan tahanan yang ditahan sehubungan dengan kasus penyanderaan kereta di desa Wijsterd, Drenthe, pada 1975. Demikian tulis koran online Belanda www.nu.n * Artikel: Kondisi Kamp Pengasingan Korea Utara Mengkhawatirkan Kamp-kamp pengasingan di Korea Utara benar adanya. Kendati demikian, masyarakat internasional tampaknya menutup mata atas keberadaan kamp tempat laki-laki, perempuan dan anak-anak hidup sebagai budak. Ilmuwan David Hawk dan pengungsi Korea Utara Kang Cheol-hwan, dalam kunjungan ke Brussel dan organisasi HAM PBB di Jenewa, menaruh perhatian pada kamp-kamp pengasingan tersebut. Kamp Pengasingan Korea Utara Koalisi Internasional untuk Menghentikan Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Korea Utara (ICNK), yang didirikan September 2011, merupakan koalisi internasional pertama yang menggabungkan pelbagai organisasi HAM dari seantero dunia untuk melakukan kampanye global guna mengakhiri situasi HAM di Korea Utara yang sangat mengkhawatirkan itu. Mereka menuntut masyarakat internasional supaya menjadikan situasi HAM topik utama dalam pendekatan mereka terhadap Korea Utara dan memobilisasi semua mekanisme HAM untuk mengakhiri keberadaan kamp-kamp politik tempat 200.000 warga Korea Utara ditahan dalam situasi tidak manusiawi. Ketika laporan penyelidikan "The Hidden Gulags of North Korea" yang disusun pakar HAM Amerika David Hawk, terbit pada tahun 2003, Korea Selatan menampung sekitar 3000 pengungsi Korea Utara. Sejak itu jumlah pengungsi dari negeri tersebut bertambah dengan 20.000 orang, termasuk ratusan bekas tahanan dan bekas penjaga kamp. Berkat pelbagai kesaksian yang telah diselidiki dengan cermat, maka kini ada gambaran lebih jelas tentang apa yang telah terjadi sepuluh tahun terakhir di kamp-kamp dan penjara-penjara Korea Utara. Gambaran yang dideskripisikan dalam edisi kedua "The Hidden Gulag" (2012) itu bisa disebut suram. Laki-laki, perempuan dan anak-anak mulai dari usia enam tahun harus melakukan pekerjaan berat dalam apa yang disebut kamp pengasingan politik. Secara sistematis mereka diberi makanan, pakaian dan fasilitas dasar yang tidak memadai. Selain itu mereka berada di bawah rezim yang memuja kekerasan, penganiayaan dan pelecehan oleh penjaga kamp, ketimbang menghukumnya. Jumlah korban jiwa sangat tinggi. Kejahatan politik Tersangka-tersangka politik bersama tiga generasi sanak keluarga "dicomot" dari masyarakat dan "menghilang" kemudian dijebloskan ke kamp. Tidak ada hubungan dengan dunia luar. Tidak penting apakah seseorang melakukan tindak kejahatan politik atau diduga melakukan itu. Kaitan dengan kejahatan politik! Itu sudah cukup untuk memvonis orang penjara seumur hidup. Itu juga berlaku untuk sanak saudara dia. Hal yang sama juga dialami Kang Cheol-hwan yang sebagai bocah sembilan tahun bersama orangtua dan adik perempuannya yang berusia tujuh tahun ditahan karena eyangnya diduga memiliki pemikiran anti revolusioner. Kang ditahan di kamp pengasingan terkenal, Yodok. Sepuluh tahun kemudian ia pada 1992, ia dibebaskan. Ia mengungsi ke Korea Utara melalui Cina. Tujuannya: mengakhiri keberadaan kamp-kamp Korea Utara. "Ketika saya tiba di Korea Selatan, saya marah karena adanya perbedaan besar antar kedua negara. Baru ketika itu saya menyadari bahwa saya kehilangan masa kecil sewaktu ditahan di kamp pengasingan. Sekarang saya terutama marah karena masih banyak warga Korea Utara yang mendekam di kamp-kamp tersebut. Saya tidak bisa melupakan itu. Saya harus berbuat apa saja untuk menyelamatkan mereka." Tapi pelanggaran HAM di Korea Utara hampir tidak berperan dalam diplomasi internasional. Jika memang sudah ada perundingan dengan Korea Utara, misalnya sewaktu perundingan enam partai, topik yang dibahas hanya program nuklir dan rudal. Desas-desus Kang memaklumi kekurangan perhatian untuk situasi HAM. "Korea Utara sedemikian terkucil, sehingga tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana. Tidak ada gambar-gambar tentang kamp-kamp tersebut. Yang ada hanya kesaksian pengungsi seperti saya sendiri. Kisah-kisah kami terlalu mengerikan untuk bisa dipercaya. Sebenarnya sama seperti Auschwitz di Perang Dunia II. Ketika itu ada desas-desus bahwa keberadaan kamp-kamp seperti itu benar adanya. Tapi baru ketika pasukan aliansi berdiri di depan pintu kamp-kamp tersebut, mereka melihat apa yang terjadi di sana." Peneliti David Hawk ingin mencegah agar kamp pengasingan baru ditutup kalau rezim komunis Korea Utara jatuh. "Tujuan tur Eropa ini adalah untuk mencari negara-negara anggota yang mau mendesak PBB supaya dilakukan penyelidikan khusus tentang kamp pengasingan di Korea Utara. Di Jenewa kami berbicara dengan orang-orang PBB yang bisa melakukan penyelidikan itu. Tampaknya ini akan berhasil." Kakak hilang Tur Eropa bertujuan untuk menjadikan tindak kejahatan Korea Utara terhadap rakyat sendiri menjadi butir agenda politik dalam perundingan internasional. "Hanya dengan cara itu, rezim yang sekarang bisa menyadari bahwa mereka – jika mau bergabung dengan negara-negara lain dunia - benar-benar harus mengakhiri kejadian seperti itu." Kang menceritakan kakak peremuannya "hilang" sejak akhir Mei. Dia seorang ibu rumah tangga di provinsi Hamyong. "Tapi sejak Mei kami tidak menerima kabar lagi dari dia. Kami menduga dia kembali berada di kamp, bersama anaknya." Koalisi Internasional untuk Menghentikan Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Korea Utara (ICNK), yang didirikan September 2011, merupakan koalisi internasional pertama yang menggabungkan pelbagai organisasi HAM dari seantero dunia untuk melakukan kampanye global guna mengakhiri situasi HAM di Korea Utara yang sangat mengkhawatirkan itu. Mereka menuntut masyarakat internasional supaya situasi HAM menjadi topik utama dalam pendekatan mereka terhadap Korea Utara dan memobilisasi semua mekanisme HAM untuk mengakhiri keberadaan kamp-kamp politik tempat 200.000 warga Korea Utara ditahan dalam situasi tidak manusiawi. * Artikel: Ranesi Tetap Ada Walau Dalam Mimpi Akhirnya, sesudah 65 tahun setia menemani pendengar dan pembaca, Radio Nederland Siaran Indonesia dengan berat hati mohon diri. Kali ini untuk waktu tak terbatas. Menandai berakhirnya era Ranesi, kami siapkan berbagai artikel khusus tentang Ranesi, mitra, dan tentu saja pendengar. AG Paulus adalah seorang dokter pemerhati radio sejak kuliah. Ia mulai bergabung dengan Ranesi sekitar tahun 2000 dan sejak itu bisa dikatakan pendengar setia Ranesi. Acara yang paling gemar diikuti adalah acara Dimensi. "Saya cari di gelombang pendek waktu itu dan saya terkesan karena membumi dalam arti up to date." Dihubungi Ranesi Ranesi seringkali menghubungi AG Paulus untuk memberikan tanggapan tentang topik yang saat itu dibahas. Suaranya misalnya sering bergema dalam Dimensi, acara yang menyajikan anekaragam topik disusun dan disampaikan oleh tim aktualita dan pengasuh acara. Selain itu ia juga beberapa kali diwawancara untuk Suara Perempuan, acara yang membahas soal hak-hak perempuan. AG Paulus berharap pengetahuan dia sebagai dokter bermanfaat untuk pendengar di Indonesia. Budaya Belanda Dokter yang tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah ini, paling suka acara-acara yang membahas soal budaya, khususnya budaya Belanda. "Saya mimpi untuk sampai di Belanda sebetulnya. Seharusnya tahun 2008, tapi ada sesuatu waktu itu dan dana saya tidak bisa sampai." AG Paulus sangat menyayangkan tanggal 29 Juni adalah siaran terakhir Ranesi. Hiburan di sore hari "Saya sedih terus terang karena Ranesi salah satu hiburan saya di sore hari. Selesai jenuh di rumah sakit saya bisa mengakses Ranesi, terutama waktu itu ada gelombang pendek. Kepulauan Indonesia sangat luas. Dengan gelombang pendek, di desa kecil pun, saya bisa menikmati Ranesi," tutur laki-laki ini kepada Radio Nederland. Kesedihannya itu, dituangkan dalam puisi berjudul "Dalam Mimpi". Dalam Mimpi - Oleh AG Paulus 65 tahun sampai hari ini Ranesi membahana di jagat raya Kalau kau tutup hari ini Seribu nuansa bagi anak bangsa Sejuta pesona sarat makna Tak terlupakan bagi semua Selamat jalan Ranesi Kau tetap ada dalam hidup kami Walau cuma dalam mimpi * Artikel: Berpesta Tidur Dengan Mempelai India Malam ini bisa sendirian! Itulah harapan Aletta André, koresponden Radio Nederland. Tapi harapan itu buyar, karena calon iparnya menyiapkan pesta lajang, jelang hari pernikahannya. Siap stress dan kurang tidur, harus dialami Aletta André, wanita Belanda yang terbiasa hidup teratur. Semua keperluan pesta tidur sudah siap. Gadis-gadis yang cekikan, musik, sekoper perangkat rias dan segunung busana tersedia untuk semua orang. Dan, sudah pasti semalam suntuk begadang. Satu di antara gadis-gadis ini besok akan menjadi pengantin? Mereka tidak peduli dengan masalah kurang tidur, sebab jalan bersama teman dan saudara perempuan jauh lebih penting. Siangnya saya dijemput di hotel. Malam itu saya diundang menginap di rumah calon pengantin perempuan. Bagaimana kalau belum siap sikat gigi dan baju tidur. " Akh, itu tidak masalah," kata gadis-gadis lainnya. "Nah, mau disuruh tidur di mana, rumah ini kan tidak besar?" "Oh ya nanti bisa diatur. Akhirnya kita berempat tidur seranjang, termasuk calon pengantin. " Mereka tidak akan merasa stress sama sekali. Belanja Sari Calon pengantin perempuan adalah seorang teman. Walaupun saya meng hargai undangan, tapi saya lebih suka tidur tenang di hotel. Sudah seminggu kami berada di kota yang jauh dari Delhi ini. Selama seminggu itu, rasanya saya tidak sedetikpun bisa sendirian. Sambil duduk di salon belanja sari dan membicarakan persiapan upacara pernikahan. Banyak orang yang kebingungan ketika saya bicara tentang perencanaan. Padahal di rumah itu banyak anggota keluarga, paman dan bibi yang datang silih berganti. Saya pun mencoba menjawab berbagai pertanyaan para bibi yang ingin tahu segala-galanya mengenai saya. Tanpa sikat gigi Saya pun pasrah dan siap menghadapi jadwal tidur yang berantakan. "Kenapa harus merepotkan soal sikat gigi, jika calon pengantin tidak mempersoalkan rumah penuh sesak dan jam wekker sudah sejam berdering. Rumah tangga ini cermin masyarakat India. Semrawut! Sungguh berlawanan dengan kehidupan rata-rata keluarga Belanda yang serba teratur. Keluarga Belanda selalu rapih menyiapkan jamuan untuk tamu. Di Belanda, tuan rumah minta kepastian jumlah tamu yang akan datang, dan waktu kedatangan tamu. Sampai-sampai waktu makan pun dijadwal. Hidangan segar Sebagai orang Barat, tidak mudah untuk hidup di tengah-tengah masyarakat ini. Bukan saja saat pesta, dalam kehidupan sehari-hari pun ada anggota keluarga yang tidak punya tempat tidur tetap, walaupun jumlah kamarnya cukup. Menjadi tamu kita tidak perlu repot. Pakaian dan semua kebutuhan mandi tersedia dimana-mana. Sementara makanan di dapur mengepul terus dan harumnya makanan mengisi seluruh ruang rumah. Ruang makan tidak pernah tutup. Kalau lapar bisa langsung makan, termasuk untuk tamu. Suasana di pesta pernikahan juga tidak beda. Upacara di candi selama 3 jam. Ada bagian seremoni khusus untuk mempelai perempuan, ada yang hanya untuk mempelai laki-laki dan ada pula yang bersama seluruh anggota keluarga. Tapi sementara itu para tamu hilir mudik, makan dan minum. Sesekali menengok pasangan mempelai. Kacau Saya senang teman saya punya rumah sendiri (beda dengan Jan Albert Hootsen koresponden di Mexico) http://www.rnw.nl/nederlands/article/dankbaar-inwonen-bij-mijn-mexicaans... Di rumah saya bisa menata meja makan dan makan dengan tenang. Dulu di rumah kami, kalau kedatangan tamu menginap, selalu ingin tahu berapa orang. Kadang-kadang sulit juga bertamu di keluarga mertua, karena di sana tidak ada struktur dan tidak ada privacy. Walaupun harus saya akui, saya makin menghargai kekacauan semacam itu. Bisa datang tanpa kencan. Calon pengantin saja tidak stress walaupun kurang tidur, karena bersama keluarga dan teman lebih penting daripada tampil cantik pada hari H. Lagi pula pesta afdol bukan yang paling penting. Sepintas kelihatannya saya tidak dihiraukan, tapi itu justru menghargai saya sebagai bagian dari keluarga. Apakah saya akan terbiasa dengan semua itu? Saya tidak tahu dan tidak perlu tahu. Yang saya hargai adalah keterbukaan mereka. "Sekarang saya paham betul ungkapan India: bersikaplah seperti di rumah sendiri". ---------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia Anda bisa berhenti berlangganan dengan mengirim email ke: berita-sign...@listserv.rnw.nl Anda terdaftar dengan alamat: arch...@jab.org Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui ran...@rnw.nl Copyright Radio Nederland Wereldomroep ----------------------------------------------------------------------