---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Selasa 08 Agustus 2000 13:50 UTC



** BERKAS DAKWAAN TERHADAP SOEHARTO RESMI DISERAHKAN KEPADA HAKIM

** ANWAR IBRAHIM DIVONIS HUKUMAN PENJARA SEMBILAN TAHUN

** PEMERINTAH SRI LANKA TUNDA PEMUNGUTAN SUARA SOAL AMENDEMEN UUD

** TOPIK GEMA WARTA: MPR TIDAK PUAS DENGAN LAPORAN PRESIDEN
ABDURRAHMAN WAHID, POSISI GUS DUR TERANCAM?

** TOPIK GEMA WARTA: PERSAINGAN REBUTKAN JABATAN MENTERI UTAMA MAKIN
NAMPAK SENGIT



* BERKAS DAKWAAN TERHADAP SOEHARTO RESMI DISERAHKAN KEPADA HAKIM


Kejaksaan Agung resmi menyerahkan berkas dakwaan terhadap mantan
Presiden Soeharto kepada seorang hakim di Jakarta. Hakim kini harus
memutuskan kapan proses peradilan terhadap Soeharto akan
dilangsungkan dan apakah mantan presiden itu cukup sehat untuk
menjalani proses tersebut. Soeharto pekan lalu didakwa menggelapkan
uang milik negara senilai 571 juta dolar, ketika berkuasa selama 32
tahun. Apabila ia dinyatakan bersalah, maka mantan presiden itu bisa
dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Pengacara Soeharto mengatakan
kliennya terlalu sakit untuk bisa menjalani proses peradilan. Tetapi
Jaksa Agung menilai Soeharto cukup sehat.


* ANWAR IBRAHIM DIVONIS HUKUMAN PENJARA SEMBILAN TAHUN


Sebuah pengadilan di Kuala Lumpur, ibukota Malaysia, memvonis mantan
Timbalan Perdana Menteri Anwar Ibrahim hukuman penjara sembilan tahun
atas tuduhan melakukan hubungan homoseksual. Anwar, 52 tahun, didakwa
melakukan hubungan seksual dengan sopirnya awal tahun 1993. Di
pengadilan Anwar bersikeras mengatakan dakwaan itu adalah karangan
Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang bermaksud menyingkirkan saingan
terpenting bagi jabatan perdana menteri. Sejak Anwar Ibrahim
disingkirkan dari pemerintah Malaysia dua tahun lalu, para
pendukungnya berulangkali menggelar aksi demonstrasi massal menuntut
pembebasannya, sekaligus menuntut pengunduran diri Perdana Menteri
Mahathir. Awal April tahun lalu Anwar divonis hukuman penjara enam
tahun atas tuduhan melakukan tindak korupsi.


* PEMERINTAH SRI LANKA TUNDA PEMUNGUTAN SUARA SOAL AMENDEMEN UUD

Pemerintah Sri Lanka menunda pemungutan suara di parlemen mengenai
amendemen UUD untuk waktu yang tidak ditentukan. Penundaan dilakukan
menyusul protes terhadap undang-undang tersebut yang pada dasarnya
merubah Sri Lanka menjadi sebuah negara federal. Pemerintah bermaksud
memperluas wewenang daerah dalam upaya mengakhiri konflik dengan
gerakan separatis Macan Tamil di Sri Lanka Timurlaut. Tetapi
pemungutan suara mengenai hal itu akhirnya dibatalkan karena
mayoritas duapertiga suara yang dibutuhkan tidak terwujudkan.
Presiden Sri Lanka Chandrika Kumaratunga mendapat tamparan lain
ketika salah satu orang menterinya mendukung kelompok penentang
amendemen UUD. Ribuan biksu budis dan pendukung oposisi menggelar
aksi demonstrasi di depan gedung parlemen untuk memprotes
undang-undang itu. Polisi dalam jumlah besar disiapsiagakan di
ibukota Kolombo.


* EMPAT ANGGOTA ETA TEWAS AKIBAT LEDAKAN BOM MOBIL

Seorang usahawan dikabarkan tewas akibat ledakan bom mobil di Spanyol
Utara. Ia adalah Jose Maria Korta, direktur sebuah pabrik mesin di
dekat San Sebastian. Bom tersebut diletakkan di bawah mobil korban.
Senin malam kemarin empat anggota ETA tewas karena sebuah bom mobil
meledak sebelum waktunya. Salah satu korban adalah pemimpin komando
ETA Biskaya, Patxi Rementeria. Mantan gubernur sosialis Juan Maria
Jauregui dibunuh ETA sepuluh hari lalu di Spanyol Utara. Pembunuhan
itu menimbulkan demonstrasi massal di berbagai kota Spanyol untuk
memprotes kekerasan gerakan separatis ETA. Desember tahun lalu ETA
mengakhiri gencatan senjata sepihak yang berlaku selama 14 bulan.


* WARGA INGGRIS DAN WARGA KANADA YANG DITANGKAP DI YUGOSLAVIA AKAN
DISELIDIKI

Seorang jaksa penuntut militer Yugoslavia memerintahkan penyidikan
terhadap dua orang Inggris dan dua orang Kanada yang ditangkap pekan
lalu. Mereka itu diduga melakukan spionase dan merencanakan aksi-aksi
teror. Pengacara ke-empat tersangka itu mengatakan kliennya telah
dipindahkan ke Beograd. Dua warga Inggris itu bekerja untuk
Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa, OSCE. Mereka ditangkap
bersama dua orang Kanada setibanya di Montenegro. Sebelumnya mereka
berada di Kosovo. Departemen Luar Negeri Inggris memanggil diplomat
tertinggi Yugoslavia di London untuk memberikan keterangan mengenai
masalah ini. Jaksa penuntut militer Yugoslavia di Beograd itu tidak
menyinggung empat warga Belanda yang sebelumnya ditangkap. Mereka
konon berencana melakukan aksi teror terhadap Presiden Yugoslavia
Slobodan Milosevic.


* LAGI-LAGI PENGUNGSI BERUPAYA MENGINJAKKAN KAKI DI ITALIA SELATAN

400an pengungsi perahu diselamatkan di depan pantai Italia Selatan.
Mereka berada di dua kapal tua yang terapung-apung. Salah satu kapal
itu bahkan nyaris tenggelam. Para pengungsi kapal itu dipindahkan ke
sebuah kapal kargo. Kapal yang satunya diseret ke sebuah pelabuhan.
Awak kapal hilang tanpa jejak. Hampir setiap hari pengungsi berupaya
menginjakkan kaki di Italia Selatan. Mereka terutama berasal dari
Afghanistan dan Turki. Akhir pekan lalu lebih dari 300 pengungsi
ditemukan di sebuah kapal dekat pulau Kreta, Yunani.


* MPR TIDAK PUAS DENGAN LAPORAN PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID, POSISI
GUS DUR TERANCAM?

Hari ini fraksi-fraksi MPR menyampaikan pemandangan umum menanggapi
laporan Presiden Abdurrahman Wahid. Semua fraksi, kecuali PKB,
menyatakan rasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan Gus Dur.
Apakah ini berbahaya bagi Gus Dur? Berikut penjelasan ahli hukum tata
negara Djimly Assiddiqqy:

Djimli Assiddiqy [DA]: Saya melihatnya wajar aja kalau ada kritik
begitu. Sebagai dokumen, isinya apa yang disampaikan sebagai laporan
oleh Presiden kemarin, baik. Tetapi sebagai report kepada MPR memang
banyak yang mempersoalkan, karena isinya sebagian besar rencana,
bukan hal-hal yang sudah dilakukan, bukan yang sepatutnya dilaporkan
ke MPR. Itu saya kira bagian yang menjadi penting. Bagian yang
menjadi kritik dari banyak pihak.

Radio Nederland [RN]: Anda melihatnya tidak punya pengaruh apa-apa
untuk Gus Dur, dalam arti Gus Dur  bisa melenggang maju terus
meskipun dikritik dengan sangat pedas oleh anggota MPR. Bagaimanapun
cukup banyak fraksi yang tidak puas dengan pidato itu.

DA: Betul. Jadi kita akan melihat dua hari ini bagaimana perkembangan
selanjutnya. Tapi yang jelas Gus Dur sendiri saya kira tentu harus
mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi serangan dari anggota
MPR.

RN:  Anda melihat samasekali tidak ada pengaruhnya buat Gus Dur ya.

DA: Tentu ada pengaruhnya. Kalau dikatakan tidak ada pengaruh, tidak
tepat saya kira. Makanya sebaiknya kita lihat sampai akhir nanti.
Karena segala sesuatu mungkin saja terjadi. Karena dari segi aturan
sebetulnya ini adalah Sidang Tahunan bukan Sidang Istimewa. Jadi
masih ada kekhawatiran kalau misalnya progress report Presiden ini
juga ditolak dengan mayoritas suara, itu bisa berpengaruh kepada
kemungkinan MPR mengambil keputusan yang di luar perhitungan orang.
Karena memang ada preseden, yaitu berdasarkan pasal delapan UUD '45,
MPR memang berwenang mengganti presiden atas dasar alasan presiden
tidak dapat melakukan kewajiban dalam masa jabatannya. Nah ini,
ketentuan pasal delapan ini masih sangat umum, tetapi ini bisa
ditafsirkan bahwa MPR bisa mengganti presiden. Begitu.

RN: Kalau sekarang kita melihat di MPR ini, tigaperempat anggota
sudah tidak puas dengan progress report dari Gus Dur, menurut
perkiraan anda kira-kira berapa persen sisanya bahwa Sidang Tahunan
ini nantinya bisa diusulkan menjadi Sidang Istimewa?

DA: Begini. Sidang Tahunan ini tidak berhak merekomendasikan
penyelenggaraan Sidang Istimewa. Karena kalau Sidang Istimewa dengan
maksud untuk mengadili presiden, maka yang menuntut Sidang Istimewa
untuk impeachment itu harus DPR, bukan MPR. Tetapi ada mekanisme
kedua yang juga pernah dilakukan dalam sejarah ketatanegaraan kita
waktu Presiden Soekarno diganti dengan Jenderal Soeharto. Yaitu
mekanismenya itu tidak menggunakan ketentuan penjelasan UUD mengenai
impeachment, mengenai pemberhentian setengah jalan karena alasan
pelanggaran haluan negara. Tapi semata-mata dikaitkan dengan
pertimbangan bahwa presiden tidak dapat melaksanakan kewajiban.

RN:  Isu hari kedua Sidang Tahunan ini adalah mengenai Menteri Utama.
Apakah forum Sidang Tahunan ini merupakan forum yang tepat untuk
membicarakan perombakan kabinet atau pembentukan kabinet baru seperti
Menteri Utama ini?

DA: Tentu tidak tepat. Karena sebetulnya mengangkat dan
memberhentikan anggota kabinet itu menjadi wewenang sepenuhnya dari
Presiden. Jadi sebetulnya dia tidak perlu mengangkat itu menjadi soal
di depan forum Sidang MPR. Kalau itu dilakukan, itu kan menambah
masalah aja. Tentu ada kontroversi juga. Tapi khusus menyangkut isyu
Menteri Pertama, ini juga belum jelas. Dari sudut sistim aturan, itu
tidak ada masalah sepanjang itu kedudukannya sebagai menteri yang
bertanggungjawab kepada Presiden, tidak ada masalah. Tetapi kalau
kita keluarkan isyu ini dari konteks Sidang Tahunan, ya, itu dari
segi aturan tetap tidak ada masalah, tapi dari segi yang lain bisa
menimbulkan masalah juga, karena belum tentu adanya Menteri Pertama
itu akan efektif. Karena apa? Karena itu akan menimbulkan soal dengan
peran Wakil Presiden.

RN:  Hari ini misalnya PDI-P itu dalam pemandangannya menolak adanya
Menteri Utama dan sebaiknya fungsi itu diberikan kepada Wakil
Presiden dalam hal ini Megawati Soekarnoputri. Anda melihat hal yang
sama?

DA: Ya saya kira itu pendapat yang logis. Karena itu memang akan
menimbulkan soal. Adanya Menteri Pertama itu sama saja dengan atau
paling kurang ada asumsi di balik pengangkatan orang Menteri Pertama
itu bahwa Wakil Presidennya tidak berfungsi.

Demikian tadi pakar hukum tata negara Djimly Assiddiqy.


* PERSAINGAN REBUTKAN JABATAN MENTERI UTAMA MAKIN NAMPAK SENGIT

Pemimpin Partai Golkar, Akbar Tandjung diberitakan menginginkan
jabatan menteri utama, tetapi Presiden KH Abdurrahman Wahid tidak
menyetujuinya. Seolah pantang mundur, Akbar yang juga menjabat Ketua
DPR RI konon mengajukan tokoh lain untuk jabatan itu, itulah Emil
Salim. Maka pada akhir hari kedua Sidang Tahunan MPR makin jelas peta
politik Senayan, Gus Dur menginginkan Mentamben Susilo Bambang
Yudhoyono untuk jabatan menteri utama, Akbar Tandjung menginginkan
dirinya sendiri atau Emil Salim, kemudian kubu PDI-P juga ingin
supaya Megawati yang tampil. Siapa yang akan tampil dalam jabatan
baru ini? Yang jelas konfrontasi dalam rangka mencapai kompromi
nampaknya sulit untuk dihindari. Lebih lanjut berikut laporan
koresponden Syahrir dari Jakarta:

Kemarin ketika MPR sedang bersidang membahas laporan Gus Dur, di
Riau, ratusan mahasiswa yang menamakan diri Aksi Mahasiswa Riau
menggelar demo di gedung DPRD setempat. Mereka menuntut MPR segera
melengserkan Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri dari kursi
presiden dan wakil presiden. Pada saat yang sama teror bom marak di
mana-mana. Mulai dari  Jakarta, Medan, Surabaya, Makassar, dan daerah
lain. Gedung Kejakgung dan Bank Indonesia lagi-lagi mendapat teror
bom. Teror beruntun ini berlangsung selama Sidang Tahunan MPR dan
menjelang pengadilan Soeharto. Lagi-lagi pelakunya masih gelap, tapi
orang sudah bisa menduga bahwa maksudnya adalah untuk menunjukkan
kepada masyarakat di dalam maupun luar negeri bahwa pemerintahan Gus
Dur tidak mampu menjaga keamanan.

Proses delegitimasi secara konstitusional terhadap Presiden
Abdurrahman Wahid sementara itu terus berlanjut. Selasa kemarin, 11
fraksi di MPR, menyampaikan pemandangan umum, dan mayoritas merasa
tidak puas. Seharusnya bila hasil pemandangan umum menunjukkan MPR
tidak puas, berarti lembaga tertinggi ini harus merekomendasikan DPR,
agar melakukan memorandum terhadap Presiden Gus Dur. Tetapi
persoalannya, kalau Gus Dur tidak peduli atas rekomendasi MPR kepada
Dewan Perwakilan Rakyat, maka pemerintahan bisa gawat dan krisis
kepercayaan akan berlanjut, dengan hasil instabilitas selama
berbulan-bulan.

Melihat peta kekuatan di MPR, Gus Dur hanya mendapat kekuatan riil
dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) dengan jumlah 57 kursi, atau
sekitar 11%. Sedangkan Fraksi PDI Perjuangan mempunyai kekuatan 185
kursi, Fraksi Partai Golkar 183 kursi dan Fraksi PPP, sebanyak 69
kursi. Tiga kekuatan ini menjadi penentu keputusan yang akan
dihasilkan di Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dalam pada itu PPP yang
hanya punya 69 kursi berusaha terus merangkul Fraksi Reformasi yang
mempunyai 48 kursi dan Partai Bulan Bintang yang memiliki 14 suara.
PBB dalam pemandangan umum tersebut sudah menyatakan agar majelis
mempertimbangkan apakah kepemimpinan Gus Dur masih perlu
dipertahankan atau tidak. Baik Bulan Bintang maupun Fraksi Reformasi
ini, terus digarap Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dengan
membangkitkan sentimen kepentingan agama. Artinya 62 kursi ini, akan
turut menentukan dalam keputusan majelis.

Sementara itu Utusan Golongan yang punya 73 kursi, terus digarap
Partai Golkar. Baik TNI/Polri dengan 38 kursi dan Fraksi Kesatuan
Kebangsaan Indonesia, yang  mempunyai 14 kursi mencoba berdiri di
luar pusaran permainan. Tetapi, kelompok ini digarap oleh Partai
Kebangkitan Bangsa, untuk tetap mendukung Gus Dur. Sedangkan Fraksi
Daulatul Ummah dengan sembilan kursi dan Fraksi Demokrasi Kasih
Bangsa lima kursi, akan menjadi bola liar. 50% dari 14 kursi, bisa
menambah kekuatan dukungan Gus Dur dan 50 persen lainnya, diserahkan
kepada  PPP. Target penggerogotan legitimasi Gus Dur, pada
ujung-ujungnya untuk menggantikan posisinya, dari kursi kepresidenan.
Proses delegitimasi secara konstitusional, terhadap kepemimpinan Gus
Dur,  sudah dimulai dengan penggunaan hak interpelasi. Ini akan
diikuti oleh hak angket setelah bulan Agustus ini. Dan dikuatkan
melalui Sidang Tahunan  MPR.

Diperkirakan Gus Dur akan dijatuhkan bukan melalui suatu Sidang
Istimewa, di dalam Sidang Tahunan ini. Namun pada pasca Sidang
Tahunan, penggerogotan akan semakin mengkristal dan pada akhirnya
akan dilakukan Sidang Istimewa untuk menjatuhkan Gus Dur, secara
konstitusional. Jalan tengah yang sekarang sedang diusahakan ialah
memposisikannya di tempat terhormat, sebagai kepala negara. Dan
pelaksana eksekutif diserahkan kepada Wapres Megawati yang akan
dibantu oleh empat menteri senior. Sehubungan dengan itu, Fraksi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di MPR, sudah menilai Presiden
gagal menjalankan roda pemerintahan.

Namun PDI-P dapat memaklumi posisi pemerintahan Gus Dur kali ini.
PDI-P menolak pengangkatan menteri pertama karena dinilai tidak
konstitusional dan di luar sistem ketatanegaraan Indonesia, kata
seorang anggota PDI-P. Anggota Fraksi PDI-P MPR, Zoelvan Lindan,
mengatakan, jika presiden tidak mampu, seharusnya posisi wakil
presiden dioptimalkan. Artinya Megawati harus diberi kesempatan
menjadi kepala pemerintahan. "Wapres Megawati cukup mampu menjalankan
pemerintahan dalam negeri. Ia bisa dibantu oleh menteri-menteri yang
lebih profesional. Sehingga kabinet harus diubah secepatnya usai
sidang tahunan," kata Zoelvan Lindan. Ia juga menegaskan kepada Radio
Nederland, jika sekarang ini tidak dicari solusi yang tepat dan
tegas, maka ia khawatir selanjutnya akan ada hambatan terus menerus
yang akan merugikan bangsa dan negara. Dia mengusulkan, kabinet yang
akan dibentuk Gus Dur harus mencerminkan koalisi kokoh dan saling
mendukung untuk kepentingan bersama. Artinya, kabinet koalisi harus
mengakomodasi enam partai politik terbesar yang menang pemilu.

Sementara itu, anggota MPR Fraksi PDI Perjuangan Sabam Sirait
menyebutkan, usulan pemisahan fungsi kepala negara dan kepala
pemerintahan akan dapat tantangan keras dari fraksi lainnya. Namun
sebagai fraksi terbesar di MPR, ia yakin usulan ini dapat
dilaksanakan. Menurut Sabam, Fraksi PDI Perjuangan MPR, tidak puas
terhadap progress report Presiden RI KH Abdurrahman Wahid karena
tidak menjelaskan program kerja yang sudah dijalankan, melainkan
rencana-rencana ke depan. Seorang jenderal bekas pendukung Wiranto
kemarin dengan tenang mengatakan, kami akan mendukung Megawati dalam
mengambilalih kepemimpinan dari Gus Dur. Dan dia memperkirakan dalam
waktu tujuh hari Mega sudah dapat dijatuhkan. Yang penting Gus Dur
harus minggir dulu karena dia yang sekarang ini menjadi penghalang
bagi pemulihan ekonomi, katanya. Tentu saja patut dipertanyakan
apakah pemerintahan militer bisa mengatasi masalah perekonomian dan
lebih dari itu, memperoleh dukungan banyak kalangan.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke