--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Jumat 29 Desember 2000 15:50 UTC ** DUA PELAKU PELEDAKAN BOM DI MALAM NATAL DI INDONESIA MENGAKU ** TOMMY BERHASIL DITANGKAP POLISI, NAMUN SEMPAT MELOLOSKAN DIRI ** PEMERINTAH INDONESIA BERENCANA MEROMBAK SISTEM INTELEJEN NASIONALNYA ** TOPIK GEMA WARTA: PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA MEMPRIHATINKAN ** TOPIK GEMA WARTA: PRESIDEN WAHID PERTEGAS PEMISAHAN AGAMA DARI NEGARA * DUA PELAKU PELEDAKAN BOM DI MALAM NATAL DI INDONESIA MENGAKU Dua terdakwa peledakan bom di malam Natal di Indonesia mengakui menerima bayaran untuk memasang bom di sejumlah gereja. Kedua terdakwa tersebut ditangkap sehubungan dengan peledakan bom di Bandung, yang menewaskan tiga jiwa. Pada malam Natal lalu terjadi 18 peledakan bom. 15 jiwa tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas peledakan itu. Presiden Abdurrahman Wahid menuduh para pelaku peledakan bermaksud menggoncang pemerintahannya. * TOMMY BERHASIL DITANGKAP POLISI, NAMUN SEMPAT MELOLOSKAN DIRI Polisi Indonesia berhasil menangkap Tommy Suharto dua pekan lalu, namun anak mantan Presiden Suharto itu meloloskan diri. Demikian diungkapkan Presiden Abdurrahman Wahid. Pihak polisi Indonesia telah meminta maaf atas hal tersebut. Tommy Suharto 38 tahun, diganjar hukuman penjara 18 bulan sehubungan dengan kasus korupsi. Sudah sejak lama ia berusaha menghindari eksekusinya. Wahid mengatakan keyakinannya bahwa Tommy akan bisa ditangkap lagi dalam waktu dekat. * PEMERINTAH INDONESIA BERENCANA MEROMBAK SISTEM INTELEJEN NASIONALNYA Pemerintah Indonesia berencana mengubah sistem intelejen nasionalnya, ditengah-tengah 'serangan teroris' dewasa ini, demikian diungkapkan Menhankam Muhammad Mahfud. Mahfud bersama Menkopolkam Susilo Bambang Yudhoyono dan Kepala Bakin Arie Kumaat sudah mendesak Presiden untuk merombak sistem itu, lanjut Mahfud, seperti yang dikutip harian Jakarta Post. Perombakan itu termasuk penggantikan BAKIN dengan badan baru Badan Interlejen Negara BIN. Berbeda dengan BAKIN, BIN akan menggunakan sistem intergrasi yang terdiri dari berbagai badan interlejen nasional. Pernyataan Menhankam itu dikeluarkan, menyusul terjadinya rangkaian peledakan bom di sejumlah kota di malam Natal, yang menewaskan 15 jiwa dan melukai 94 warga. * INDONESIA MENGURANGI HUKUMAN 26.000 NARAPIDANA Indonesia mengurangi masa hukuman bagi sekitar 26.000 narapidana, sehubungan dengan perayaan Hari Natal dan Lebaran Idul Fitri. Dengan demikian lebih dari 1.200 narapidana segera akan dibebaskan. Untuk pertama kali pemerintah Indonesia mengurangi masa hukuman pada perayaan umat islam dan kristen itu. Sebelumnya hal semacam itu hanya dilakukan pada perayaan nasional 17 Agustus. * RUSIA DAN IRAN MENGGALANG PERJANJIAN KERJASAMA POLTIK DAN MILITER Rusia dan Iran menggalang perjanjian berjangka panjang kerjasama dibidang politik dan militer yang luas. Perjanjian itu digalang setelah kunjungan tiga hari Menteri Pertahanan Rusia, Igor Sergeyev ke Teheran. Hal itu merupakan kunjungan pertama menteri Rusia, sejak revolusi Islam tahun 1979 di Iran. Jurubicara pemerintah Amerika Serikat menunjukkan sikap sangat khawatir terhadap kerjasama militer baru antara Rusia dan Iran itu. Washington berpedapat, Moskow jangan mengirimkan persenjataan modern untuk memperkuat Angkatan Bersenjata Iran. Amerika Serikat menganggap hal itu sebagai ancaman bagi kepentingan Amerika di Timur Tengah. * BELANDA DAN KANADA MENENTANG PENCABUTAN EMBARGO SENJATA TERHADAP ETHIOPIA DAN ERITREA Di Dewan Keamanan PBB, Belanda dan Kanada menentang usul Amerika Serikat untuk mempercepat pencabutan embargo senjata terhadap Ethiopia dan Eritrea. Pemungutan suara di Dewan Keamanan ditunda paling tidak sampai pekan depan. Amerika Serikat berpendapat, pencabutan embargo terhadap Ethiopia dan Eritrea itu adil, karena kedua negara belum lama berselang telah mencapai perjanjian perdamaian. Belanda dan Kanada, yang keduanya ikut dalam pasukan perdamaian PBB di wilayah itu, menghendaki agar embargo itu tetap diberlakukan sampai Mei tahun depan, seperti yang diputuskan Dewan Keamanan sebelumnya. Embargo senjata itu diberlakukan Mei tahun ini, setelah berkecamuk lagi pertempuran antara tentara Ethiopia dan Eritrea. * PENYELIDIKAN TERHADAP TUJUH KASUS BSE DI JERMAN Di Jerman penyelidikan terhadap tujuh kasus penyakit sapi gila BSE, terutama dipusatkan pada penggunaan pengangkutannya. Menurut Menteri Pertanian Jerman, Uwe Bartels, dua kasus BSE menggunakan pengangkutan pabrik Belanda. Lima kasus BSE lainnya dengan pengangkutan Italia. Di sejumlah negara bagian Jerman diberlakukan larangan pengangkutan sapi, guna penyelidikan selanjutnya. Sementara itu di Prancis Kamis kemarin ditemukan delapan penularan BSE baru. Dengan demikian jumlah kasus BSE di Prancis menjadi 153. * PARTAI RAKYAT DI MONTENEGRO KELUAR DARI PEMERINTAHAN KOALISI Di Montenegro Partai Rakyat yang pro-Serbia keluar dari pemerintah koalisi pimpinan Presiden Milo Djukanovic. Partai Rakyat menentang usul Montenegro untuk mendirikan negara sendiri. Sekarang republik itu bersama Serbia membentuk Federasi Yugoslavia, namun Djukanovic yang pro-Barat menghendaki lebih jauh terlepas dari Beograd. Pemerintah di Podgorica menghendaki perundingan tentang bentuk negara baru dengan pemerintah baru Serbia pimpinan Perdana Menteri Zoran Djinjic yang terpilih. Pecahnya koalisi di Montenegro itu tidak akan mengkibatkan turunnya Presiden Djukanovic, karena kaum oposisi liberal yang lebih cenderung kepada kemerdekaan, menyatakan akan mendukung pemerintahan minoritas. * PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA MEMPRIHATINKAN Intro: - Tommy Soeharto nyaris ditangkap tapi terlepas lagi. Demikian dikatakan Presiden Abdurrahman Wahid usai shalat Jum'at. Dalam kesempatan sama, Gus Dur juga mengatakan bahwa aparat keamanan sudah mengetahui indentitas para pelaku pengeboman di malam Natal. Kedua peristiwa, yaitu menghilangnya Tommy dan serangkaian bom hanyalah cerminan bahwa ypaya penegakan hukum di Indonesia sangat buruk. Demikian Johnson Panjaitan, pengacara di PBHI. Johnson Panjaitan (JP): Yang pertama kami yakin bahwa pelakunya adalah kekuatan lama. Ya, yang melakukan tindakan-tindakan teror seperti ini dalam rangka menciptakan ketakutan dan menunjukkan kepada masyarakat, bahwa setelah ketakutan mereka ingin tetap berkuasa. Yang kedua, kita ini memang sedang menghadapi suasana transisi yang begitu sangat sensitif dan lemah sekali, karena memang salah satu agenda reformasi kan kita akan mengedepankan polisi sebagai penegak hukum sipil. Problemnya misalnya dalam kasus bom ini, kemampuan polisi untuk membongkar kasus-kasus bom semacam ini sangat buruk sekali. Yang pertama, mereka punya hambatan politik. Karena saya yakin, para pelakunya pasti orang-orang yang sangat terlatih, profesional dan dibeayai betul. Biasanya yang dilatih merakit bom ini kan tentara, militer, dan saya tahu persis bahwa militer-militer kita dilatih di luar negeri untuk perakitan-perakitan bom ini. Kalau kita ingin menghentikan kasus bom ini, tentu caranya adalah dengan membongkar kasus bom. Persoalannya, kasus-kasus bom yang terjadi selama ini belum terbongkar. Akibatnya kasus-kasus bom yang terjadi itu secara sistimatis, set pertama ia terjadi di tempat-tempat publik. Kemudian di istitusi pemerintah. Mulai turun lagi ke institusi-institusi gereja, dan lama-kelamaan institusi rumah sakit. Kalau hal ini dibiarkan terus, bukannya tidak mungkin nanti tempat penitipan anak atau panti jompo juga akan dibom, saya kira. Nah, tentu untuk menghentikan ini, pemerintahan Gus Dur tidak bisa lagi membiarkan ini hanya ditangani oleh polisi. Untuk supaya ia tidak memiliki hambatan politik, ia harus diangkat supaya langsung di bawah presiden, khusus untuk kasus bom ini. Kemudian yang kedua, kita harus meminta bantuan kepada negara-negara yyang sudah biasa menghadapi teror semacam ini. Untuk membongkar kasus bom. Nah, akan tetapi polisi harus menggunakan prosedur hukum untuk menyelesaikan kasus ini. Jangan seperti kasus yang saya tangani sekarang ini, kasus bom BEJ. Polisi mengatakan, dia dengan begitu cepat membongkakr kasus bom. Tetapi dalam proses pemeriksaannya terjadi proses penyiksaan, pemaksaan, pemukulan, tidak menghormati hukum acara yang berlaku. Akibatnya masyarakat semakin tidak percaya bahwa polisi kita sebenarnya secara profesional mampu membongkar kasus bom. Dan ternyata benar, polisi begitu gencar mengumumkan telah membongkar jaringan bom kasus BEJ, tetapi setelah itu justru semakin banyak bom-bom bermunculan. Ini menandakan bahwa polisi kita tidak profesional dan semakin tidak dipercaya oleh masyarakat kita. Dan ini akibatnya ke penegakan hukum kita. Kalau masyarakat sudah tidak percaya, ya akibatnya pengadilan jalanan yang seperti banyak kita lihat sekarang ini. Masyarakat tidak percaya kepada polisi, akhirnya tanpa diadili orang dibakar hidup-hidup. Atau dibunuh secara bersama-sama. Demikian Johnson Panjaitan, pengacara di PBHI. * PRESIDEN WAHID PERTEGAS PEMISAHAN AGAMA DARI NEGARA Intro: Menyampaikan pidato pada perayaan Natal Nasional di Balai Sidang Jakarta, Presiden KH Abdurrahman Wahid menggarisbawahi pentingnya pemisahan agama dari negara. Kalau negara mementingkan agama tertentu, maka negara itu sudah berbuat tidak adil terhadap agama lain. Koresponden Syahrir mengirim laporan dari Jakarta: Untuk mengantisipasi malam pergantian tahun 2000, pihak Polda Metro Jaya akan menurunkan Tim Unit Gegana Polri di lima Polres di DKI Jakarta. Tim Unit Gegana Polri itu masing-masing terdiri dari delapan sampai 10 orang. Mereka akan melakukan patroli pada malam Tahun Baru bersama anggota pasukan lain. Pihak Polda Metro Jaya juga akan menurunkan pasukan tambahan sebanyak 36 SSK Brimob, dan sembilan kompi pasukan TNI. Lima kompi anggota TNI pun akan disiapkan agar setiap waktu dapat dipanggil. Di Sumatera Utara, untuk mengantisipasi terulangnya teror bom, khusus pada malam Tahun Baru mendatang, seluruh personil Polri akan dikerahkan untuk menjaga rumah ibadah dan sejumlah lokasi yang dianggap rawan. Kapolda Sumut Irjen Pol Hotman Siagian menilai teror bom di sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya Sumatera Utara, dilakukan kelompok teroris yang berhasil menciptakan ketakutan pada masyarakat. Namun ditegaskan Hotman, kelompok tersebut gagal menciptakan perpecahan dan permusuhan di antara umat beragama. Sementara itu semalam sekitar 8000 ummat Kristen, telah menyelenggarakan perayaan Natal Nasional di Jakarta Convention Centre atau Balai Sidang Jakarta. Perayaan natal yang berbau dikendalikan pemerintah ini jauh berbeda dengan perayaan-perayaan Natal ummat Kristiani yang kerakyatan sebagaimana biasanya diadakan gereja-gereja Jakarta di Istora Senayan, kompleks Pameran Jakarta di Kemayoran dan Stadion Utama Senayan. Belum lama ini misalnya, sebelum terjadi rangkaian pemboman, sekitar 80.000 jemaat Gereja Bethel Tiberias memenuhi Stadion Utama Senayan dalam rangka perayaan Natal. Ketika itu tidak nampak pejabat-pejabat pemerintah maupun pemimpin DPR dan MPR pada perayaan Natal tersebut. Tetapi pada perayaan Natal di Balai Sidang kemarin, hadir Presiden KH Abdurrahman Wahid dan Wapres Megawati Soekarnoputri. Tidak banyak menteri kabinet Gus Dur yang hadir kecuali Menteri Perdagangan Luhut Panjaitan, Mendagri Suryadi Soedirdja, Menteri Pertanian Bungaran Saragih dan Panglima TNI Laksamana Widodo. Yang banyak justru adalah muka-muka lama muka-muka Orde Baru yang selama Soeharto berkuasa selalu rajin hadir pada acara-acara Natal Nasional. Di antaranya mantan Wapres Try Sutrisno, bekas-bekas menteri Soeharto seperti Emil Salim, Theo Sambuaga, dan TB Silalahi. Bahkan penyiar TVRI yang hadir pun masih yang itu-itu juga. Praktis bisa dikatakan bahwa yang berubah jika dibandingkan dengan perayaan natal nasional di tahun-tahun lalu baik semasa Soeharto maupun Habibie hanyalah Presiden dan Wapresnya. Muka-muka lama yang laian adalah Letjen Purnawirawan Leo Lopulisa, ex Duta Besar Sabam Siagian, Sabam Sirait pun ada di Balai Sidang kemarin. Dari sini pun bisa diketahui bahwa pemerintahan reformasi Gus Dur sesungguhnya sudah berbaur dengan Orde Baru. Akbar Tandjung Ketua DPR RI dan Ketua Umum Golkar pun berada di sana mendampingi Ketua MPR Amien Rais. Tema perayaan adalah "Yang hilang akan kutemukan yang tersesat akan kubawa pulang." Sedangkan fokus perayaan malam kemarin ditujukan kepada para anak jalanan. Acara dibuka oleh Menteri Luhut Panjaitan yang pada pokoknya memohon maaf lahir dan bathin kepada ummat Islam. Ia mengatakan peristiwa pemboman pada malam natal sangat memprihatinkan. Sehubungan dengan itu ia menyampaikan ucapan duka cita kepada keluarga para korban pemboman. "Hari esok harus lebih baik dari hari ini," katanya. Sedangkan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Pdt Dr. Nathan Setiabudhi dalam khotbahnya mengatakan "Barang siapa yang mengasihi Allah ia pula harus mengasihi sesamanya". Di Maluku, Aceh dan Irian Tuhan berseru, berdamailah dengan aku. Pada akhirnya menjelang pidato Presiden, para hadirin berdoa dipimpin Uskap Agung Jakarta yang berdoa bagi mereka yang merancang pemboman. Dikatakan pula bahwa "kami berjanji akan memperdulikan mereka yang miskin dan menderita". Puncak perayaan Natal Nasional itu, tidak lain adalah pidato Presiden KH Abdurrahman Wahid. Sebagai tokoh NU, Gus Dur yang selama ini tidak pernah bergerak dalam lingkungan negara, kembali menekankan bahwa semua agama menjadi besar bukan karena peran negara tetapi karena peran ummat penganutnya. Tak pelak lagi, Jum'at malam kemarin, Gus Dur kembali menegaskan keterpisahan antara agama dengan negara. Presiden Abdurrahman Wahid: Tepatlah apa yang dibuat oleh para pendiri negara ini, ketika mereka dengan sadar memisahkan agama dari kehidupan bernegara. Negara tidak terkait dengan agama secara formal, melainkan secara budaya. Sangat sering datang tuntutan berlebihan dari berbagai pihak, agar negara mengambil suatu langkah yang tidak seharusnya diambil negara. Seringkali negara diminta untuk tampaknya di luar memberikan perlindungan kepada sebuah agama. Dan kalau hal itu dituruti, berarti negara berbuat ketidak adilan kepada pihak-pihak lain. Karena itu, kita harus tetap berkeyakinan teguh untuk membuat negara ini sama rata bagi semua agama yang ada. --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------