--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Jumat 27 April 2001 15:10 UTC ** KABINET DESAK DPR RI AGAR TIDAK JATUHKAN MEMORANDUM II ** RIBUAN MASSA BERDEMO DUKUNG ESTRADA DI MANILA ** SLOBODAN MILOSEVIC TETAP DITAHAN DUA BULAN ** TOPIK GEMA WARTA: TEROR POLITIK MENJELANG ISTIGHOTSAH ** TOPIK GEMA WARTA: GELOMBANG PERTAMA PASUKAN BERANI MATI BERTOLAK DARI SURABAYA ** TOPIK GEMA WARTA: KALAU KONFLIK HORIZONTAL TERJADI, MILITERLAH YANG MENANG * KABINET DESAK DPR RI AGAR TIDAK JATUHKAN MEMORANDUM II Kabinet mendesak DPR RI agar tidak mengeluarkan memorandum II. Kabinet khawatir hal itu bakal menyulut kerusuhan. DPR berencana akan mengeluarkan memorandum II Senin mendatang, sehingga proses impeachment presiden Abdurrahman Wahid semakin mendekat. Nasib Gur Dur banyak tergantung pada sikap PDI Perjuanganan pimpinan Wapres Megawati Soekarnoputri. Kota Jakarta sudah mulai dipenuhi para pendukung Gus Dur. Memorandum I DPR dijatuhkan Pebruari lalu sehubungan dengan kemungkinan terlibatnya Gus Dur dalam skandal Bulog dan Brunei. Sebuah penyelidikan parlemen tidak berhasil mengungkap bukti. * RIBUAN MASSA BERDEMO DUKUNG ESTRADA DI MANILA Ribuan massa mengadakan demonstrasi di Manila mendukung mantan presiden Joseph Estrada yang tertangkap Rabu lalu. Menurut polisi demo damai itu diikuti sekitar 100 ribu warga. Para pengunjuk rasa menuntut agar Estrada segera dibebaskan. Kalau tidak mereka jakan mengadakan pemberontakan rakyat terhadap presiden Gloria Arroyo. Estrada dituduh menjarah ekonomi Filipina. Dia melakukan korupsi besar-besaran sehingga negara mengalami kerugian luar biasa. Estrada konon mencuri uang negara senilai 80 juta dolar. Kalau terbukti bersalah dia bisa divonis hukuman mati. Awal tahun ini Estrada dipaksa mundur sebagai presiden setelah serangkaian protes massa menentang pemerintahannya. * SLOBODAN MILOSEVIC TETAP DITAHAN DUA BULAN Mantan presiden Yugoslavia, Slobodan Milosevic, dipastikan tetap ditahan selama dua bulan. Demikian dilaporkan televisi Serbia. Tindakan ini diambil karena pengadilan ingin menghindari agar Milosevic tidak melarikan diri atau berupaya mempengaruhi para saksi. Milosevic tertangkap 1 April lalu setelah dilakukan pengepungan terhadap rumahnya selama 36 jam. Milosevic dituduh menyalahgunakan kekuasaan dan menggelapkan dana pemerintah selama ia berkuasa sebagai presiden Republik Serbia dan presiden Federasi Yugoslavia. Tribunal Yugoslavia di Den Haag juga ingin mengadili Milosevic atas tuduhan kejahatan perang, tetapi Beograd tidak bersedia mengekstradisi Milosevic ke Den Haag * ENAM KARYANA PALANG MERAH TERBUNUH DI KONGO Enam karyawan Palang Merah Internasional terbunuh di Republik Demokratik Kongo. Para korban terdiri dari empat orang Kongo, satu orang Kolombia yang berusia 54 tahun dan seorang perempuan Swis berusia 36 tahun. Jenazah mereka ditemukan di dekat mobil mereka di Kongo Utara, tidak jauh dari perbatasan dengan Uganda. Tidak jelas siapa pelaku pembunuhan. Kawasan tersebut dikuasai oleh pemberontak yang didukung tentara Uganda. Namun kondisi kawasan kini justru agak tenang. Awal tahun ini di sana malah pernah berkobar perang suku. * KOTA CARAL DI PERU TERNYATA LEBIH TUA DARI DUGAAN SEMULA Kota kuno Caral di Peru menurut penelitian ilmiah terakhir ternyata jauh lebih tua dari dugaan semula. Dengan menggunakan alat-alat canggih para pakar arkeologi dari Peru dan Amerika berhasil memastikan bahwa kota di Andes itu berumur sekitar empat ribu tahun. Dengan demikian Caral adalah kota tertua di benua Amerika. Kota-kota lain baru berdiri seribu tahun kemudian. Menurut pakar arkeologi, penemuan ini akan mengakibatkan penulisan kembali sejarah kebudayaan kuno di Andes. * TEROR POLITIK MENJELANG ISTIGHOTSAH Situasi Jakarta mulai memanas menghadapi hari-hari terakhir di penghujung bulan ini. Kondisi ini terjadi menjelang perhelatan besar istighotsah Nahdlatul Ulama hari Minggu dilanjutkan dengan Sidang Paripurna DPR keesokan harinya. Menghadapi hari-hari ini warga Jakarta dari berbagai kalangan mulai merasa terancam. Kekhawatiran akan terjadinya kekerasan hingga kekacauan mulai melanda. Teror ini terjadi akibat ulah para pendukung maupun penentang Presiden Abdurrahman Wahid yang mengerahkan massanya masing-masing. Sementara itu di sisi lain barisan laskar yang menginginkan Gus Dur lengser dari kursi presiden juga mulai mempersiapkan diri. Panglima Laskar Jihad Ahlussunnah Waljamaah Jaffar Umar Thalib mengatakan bila Pasukan Berani Mati melakukan aksi fisik pasukannya siap menghadapinya. Menurutnya saat 600 anggota laskar jihad telah berada di Jakarta dan jumlah ini akan ditambah lagi. Jafar Umar Thalib : Enam ratus orang itu saja yang kami turunkan. Sebenarnya kami ingin menurunkan lebih banyak tapi kami mempunyai tugas di daerah-daerah lain maka yang kami turunkan hanya itu. Ada kemungkinan ditambah? Ya lihat kemungkinan kalau membutuhkan tenaga yang lebih besar ya akan kami tambah. Akan diturunkan di sekitar DPR? Ya tentunya kami akan berjaga-jaga di sana. Laskar Jihad bersama-sama kelompok penentang Gus Dur lainnya juga akan mengadakan aksi tandingan istighotsah yang mereka sebut Aksi Sejuta Umat di Silang Monas tanggal 1 Mei. Situasi teror juga dialami oleh sejumlah anggota DPR. Beberapa anggota parlemen menyatakan telah diteror melalui telepon gelap, surat kaleng dan sebagainya. Hal ini antara lain dialami oleh Alvin Lie dari Fraksi Reformasi dan Ade Komarudin dari Fraksi Partai Golkar. Alvin Lie dan Ade Komarudin : (Alvin)a.Secarik kertas cukup besar ukuran folio,lalu ditunjukkan pada saya ini bapak masuk daftar yang diburu PBM. Ditunjukkan ada saya paling atas nama Amien Rais, alamat, nomor telepon. Kedua nama saya, alamat nomor telepon. (Ade)a Dikatakan melalui mobil saya misalnya rem blong gitu lah . Suratnya juga rapi diketik kok, melakukan tekanan mental pada saya psi war supaya saya suruta Akibat adanya aksi teror ini para anggota DPR akhirnya meminta pengawalan polisi atau melengkapi diri dengan senjata api. Beberapa kalangan menduga aksi teror ini dilakukan oleh para pendukung Gus Dur. Namun timbul pula dugaan adanya pihak ketiga yang bermain untuk memperkeruh suasana dan mengambil keuntungan. Sementara itu pihak keamanan menyatakan siap mengamankan ibukota mulai dari menyambut kedatangan massa dari luar Jakarta, istighotsah hingga sidang paripurna DPR. Juru Bicara Kepolisian Jakarta Anton Bahrul Alam mengatakan, kepolisian telah mengerahkan petugasnya untuk ditempatkan di beberapa lokasi penting. Anton Bahrul Alam : Untuk mengantisipasi sniper-sniper gelap atau penembak gelap di mana berkumpulnya massa maka petugas Polda Mero Jaya dalam operasi Sadar Jaya IV ini menempatkan beberapa petugas yang berpakaian tertutup/ preman menguasai tempat-tempat strategis yang biasa digunakan mereka, dia dilengkapi dengan senjata biasa. Anton mengatakan, kepolisian akan mengerahkan sekitar 10 ribu personelnya antara lain untuk mengamankan gedung DPR/MPR dan sekitarnya, Istana Merdeka, Monumen Nasional dan kediaman Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri. Kepolisian juga mendapat dukungan pasukan TNI sebanyak 54 satuan setingkat kompi atau sekitar 6.000 personel. Menanggapi berbagai teror ini, pengamat politik J Kristiadi menilai kehidupan politik dan proses demokrasi di Indonesia kini telah tercoreng. Menurut Kristiadi teror semacam itu harus dihentikan karena bisa menghancurkan proses demokrasi. J. Kristiadi : Itu menurut saya runtuhnya suatu institusi hukum yang sampai pada tingkat yang sangat rendah saat ini. Karena apa? Karena adanya teror-teror semacam itu kalau tidak ditanggulangi secara institusionalisasi ini akan menimbulkan gejala bahwa setiap orang yang memang mempunyai kekuatan dan kekuasaan akan mengorganisir pengamanan di lingkungannya sendiri. Dan itu artinya rakyat yang tidak punya kekuatan akan selalu merasa diteror setiap hari. Diteror oleh orang jahat atau oleh aparat yang memanfaatkan situasi. Perbedaan pandangan dalam politik sesungguhnya merupakan proses yang wajar dalam membangun demokrasi. Namun hal ini menjadi tidak sehat ketika pengerahan massa maupun kekerasan dijadikan alat untuk mencapai tujuan. Dan yang pasti tindakan teror ini akan merugikan masyarakat umum dan negeri ini pada akhirnya. Tim liputan 68H Jakarta melaporkan untuk Radio Nederland di Hilversum. * GELOMBANG PERTAMA PASUKAN BERANI MATI BERTOLAK DARI SURABAYA Intro: Jumat kemarin gelombang pertama Pasukan Berani Mati berangkat dari Surabaya menuju Jakarta. Sedianya kelompok pro Gus Dur mematuhi imbauan Menhan Mahfud MD agar membatalkan niat mereka berangkat ke Jakarta. Tetapi karena adanya berita bahwa sejuta massa anti Gus Dur akan mengadakan aksi tandingan untuk mengimbangi istighotsah NU maka pasukan berani mati itu jadi berangkat ke Jakarta. Dan jumlahnya pun konon bertambah. Berikut laporan Michael Chandra dari Surabaya: Michael Chandra (MC): Surabaya terlihat agak lengang dari seperti biasanya, kalau menurut orang-orang di sini. Mungkin dikarenakan untuk memberangkatkan rombongan-rombongan yang akan menuju Jakarta. Yang ramai hanya di tempat pemberangkatan kereta api. Stasiun kereta api sangat padat. Kemudian di terminal-terminal bis. Juga di pelabuhan udara, itu kelihatan sangat padat. Jadi peserta dari Jawa Timur dikumpulkan di Surabaya sebelum berangkat ke Jakarta. Jadi dari Banyuwangi, Ponorogo, Malang dan sebagainya. Pokoknya daerah sekitar Jawa Timur ini berkumpul di Surabaya, baru berangkat ke Jakarta. Gelombang pertama tadi shubuh sudah berangkat pasukan berani mati sekitar lima belas ribu orang menggunakan truk dan sebagian naik tujuh gerbong kereta api. Radio Nederland: Apakah yang sekarang berangkat dari Surabya itu hanya pasukan berani mati saja atau ada kelompok-kelompok lain? MC: Jadi terbagi-bagi. Ada fron pembela kebenaran. Juga ada memang peserta resmi dari istigosah yaitu terdiri dari para santri dari beberapa pesantren di Jawa Timur. RN: Kapolri Jenderal Polisi Surojo Bimantoro mengatakan dia mendapat kesan bahwa para pemimpin mampu mengerahkan massa tapi tidak mampu mengendalikannya. Anda yang selama ini mengikut masssa NU. Apakah anda mendapat kesan yang sama? MC: Saya mendapat kesan berbeda dengan Kapolri. Karena kenyataannya kita sulit untuk mewawancara peserta atau simpatisan. Karena seetiap kelompok itu tidak mau diwawancara. Hanya yang boleh diwawancara ketua rombongan atau komandan, ataupun panglimanya mereka. Jadi, tidak benar mereka tidak bisa mengendalikan massa mereka. RN: Jadi mereka dilarang berbicara dengan wartawan? MC: Ya. Mereka sangat kaku. Jadi, kalau mereka tidak dikendalikan, pasti mereka bersedia saja diwawancarai. Itu salah satu contoh. RN: Lalu bagaimana dengan kegiatan aksi sejuta ummat yang bertujuan mengimbangi istighotsah NU itu? MC: Itu sangat disayangkan. Sebenarnya imbauan Menhan Mahmud yang dikirim oleh Gus Dur khusus ke Jawa Timur untuk menemui para kiyai, itu sudah bisa dapat diterima. Jadi sebagian rombongan itu membatalkan untuk berangkat ke jakarta. Namun sejak tadi malam mereka mendapat kabar bahwa ada aksi tandingan yaitu aksi sejuta umat di monas yang juga akan berdoa bertepatan dengan acara istighotsah. Ini yang menyebabkan mereka akhirnya mau berangkat juga ke Jakarta. Malah bertambah rombongan dari tiap daerah. RN: Yang anda maksudkan ini kelompok pro Gus Dur ya? MC: Ya betul, yang pro Gus Dur. Karena mereka menganggap dipancing supaya tidak berangkat. Rupanya ada yang mau mengadakan aksi tandingan. RN: Keberangkatan mereka itu dengan persetujuan kiai-kiai? MC: Yang saya pantai itu kiai-kiai sendiri sudah tidak bisa membatalkan keberangkatan mereka. Karena Jakarta sendiri yang membuat ulah sebetulnya. Tapi saya liat aparat Polda Jawa Timur khususnya sangat simpatik dalam arti kata juga mensweeping para peserta atau rombongan yang akan berangkat. Dari rombongan yang saya pantau itu ada tiga kali sweeping. Misalnya dari Banyuwangi mereka sudah disweeping oleh polres setempat. Kemudian sampai di pertengahan jalan disweeping lagi. Kemudian masuk Surabaya disweeping lagi. Lalu mau naik kereta api atau mau naik bis disweeping pula. Diperiksa semua tas apakah membawa senjata api atau senjata tajam. RN: Apakah memang ditemukan senjata tajam atau senjata api pada sweeping itu? MC: Sampai saat ini tidak ditemukan senjata api atau senjata tajam. Beberapa yang saya wawancarai mengatakan mereka tidak perlu membawa senjata api atau senjata tajam, karena mereka sudah dibekali ilmu-ilmu kebal dan ilmu-ilmu dari kiai-kiai masing-masing. RN: Tapi masih banyak kalangan yang meragukan apakah jumlah pendukung pro Gus Dur itu memang sebanyak seperti mereka umumkan. MC: Ya betul. Tapi itu juga bergantung. Karena di pinggir-pinggir kota Jakarta itu kan sudah ada barikade aparat keamanan. Makanya sebagian juga dari Pasukan Berani Mati mengawal rombongan yang menggunakan bis. Jadi mereka juga dapat informasi bahwa yang hanya boleh masuk Jakarta adalah peserta-peserta dari pesanteren-pesanteren maupun santri-santri yang memang untuk mengikuti istighotsah. Tapi kalau rombongan fron pembela kebenaran dan pasukan berani mati ini yang akan disweeping di luar Jakarta. * KALAU KONFLIK HORIZONTAL TERJADI, MILITERLAH YANG MENANG Intro: Militer sengaja mengakselerasi bentrokan horizontal sambil membuat poster dan iklan "damai itu indah". Jenderal-jenderal Orde Baru memang mulai meningkatkan kegiatan. Berikut laporan koresponden Syhahrir dari Jakarta. Menurut pihak PRD sudah ditemukan perusahaan yang mensablon ribuan kaos dengan logo PRD. Perusahaan itu mengaku ini pesanan tentara. Pasukan Benrani Mati pun ada yang didukung tentara di daerah. Bisalah disimpulkan bahwa tentara Orde Baru yang kini berlindung dibelakang Megawati, ingin agar secepatnya terjadi perubahan yang menguntungkan mereka. Kalau Megawati menggantikan Gus Dur mereka akan aman dari kejaran kasus KKN dan pelanggaran HAM. Yang menarik pula menurut seorang aktivis LSM Pijar, "dia yang bikin kekerasan dimana-mana tetapi dia juga yang bikin iklan dan spanduk bahwa "damai itu indah".Tetapi disampingnya ada pula poster dengan format sama: "hancurkan komunisme baru/PRD". Seorang mantan tokoh HMI memberi komentar: "kami anti PRD tetapi lebih tidak suka pada militer yang selama lebih dari 30 tahun merusak pelbagai sendi kehidupan bangsa ini". Maka konflik horizontal di Jakarta menjadi sulit dihindari setelah terjadi perkembangan politik terakhir yang tadinya tidak diduga pihak NU. Kyai-kyai NU yang moderat yang tidak mau mengerahkan massanya ke Jakarta akhirnya memutuskan akan mengirim juga masanya sesudah tanggal 30 April setelah melihat di televisi bagaimana lawan-lawan Gus Dur menantang mereka dengan rencana pengerahan massa satu juta ummat di Monas tanggal 1 Mei. Kebetulan dalam rangka hari buruh 1 Mei, sekitar 100 ribu massa buruh pro-Gus Dur akan melakukan aksi di beberapa tempat di Jabotabek. Suatu bentrokan di Jakarta jelas dengan cepat bisa merembet ke kota-kota lain. Dan ini menjadi harapan pihak militer yang sudah mau berkuasa lagi. Kelompok-kelompok anti Gus Dur diketahui pada saat-saat terakhir mendapat dukungan dari kalangan militer ex Orde Baru dan pengusaha pendukung Soeharto. Mereka aktif menggerakkan massa merah putih dan Islam. Maka kelompok-kelompok pro-demokrasi yang tadinya netral karena memang tidak suka dengan KKN pemerintahan Gus Dur, perlu segera menentukan sikap atau bisa terjadi "perang segitiga". Presiden Ichwanul Muslimin Indonesia Habib Husein Al Habsyi sudah mengatakan: "tidak boleh ada yang netral.Yang netral harus kita giring ke pihak Mr.Dur. Karena ini menyangkut prinsip, "katanya. Pemerintah dalam pada itu melalui Menteri Kehakiman dan HAM Baharuddin Lopa secara resmi menyampaikan permintaan kepada DPR RI agar tidak mengeluarkan memorandum kedua pada Sidang Paripurna DPR 30 April 2001 mendatang. Karena permintaan ini atas nama kabinet, maka menurut Ketua DPR Akbar Tanjung, permintaan itu harus diperhatikan DPR. Tetapi anehnya Megawati justru menganggapnya sebagai suatu proses yang sepenuhnya merupakan hak DPR yang sudah dibahas secara matang. Ini sesuai dengan ketetapan MPR, dan tatatertib DPR, kata sekretaris Wapres Bambang Kesowo, mantan anteknya Soeharto. Eurico Guteres pun, mantan pendukung militer Orba yang sudah masuk PDI-P sudah berjanji akan menjaga anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan yang diincar Pasukan Berani Mati. Pasukan Berani Mati menurut suatu sumber sudah tidak sabar lagi untuk menyerang kantor-kantor Golkar tetapi para petinggi NU dan PKB menjelaskan Golkar tidak boleh diganggu. Hal ini mengingat Gus Dur sedang giat meramu kerjasama PKB, PPP dan Golkar setelah melihat Megawati sudah berbalik badan dan meninggalkannya. Padahal sebagian kalangan Pasukan Berani Mati dan NU Jakarta melihat dengan menekan Golkar, Gus Dur justru bisa punya posisi tawar yang lebih mantap. Ditahannya Ginanjar, dan larinya Fuad Bawazier sudah membuktikan bahwa aliran dana gerakan-gerakan anti Gus Dur langsung terhenti, kata mereka. Sekarang NU dengan bersikap lunak terhadap golongan Orde Baru justru menyempatkan golongan ini melakukan konsolidasi dengan memobilisasi dana-dana Cendana dan militer bagi pasukan di lapangan. Sementara itu Kapolri Jenderal Polisi Bimantoro meminta masyarakat, di Jakarta, yang mulai kuatir agar menjalankan kegiatan seperti biasa dan tidak perlu menumbuhkan kegelisahan yang tidak beralasan. Sebagian masa Ichwanul Muslimin Indonesia siang tadi sudah pula mendatangi kantor Kapolda untuk menyatakan dukungan moral kepada polisi. Mereka menyadari pendukung Gus Dur sudah mulai menempati pos-pos mereka di ibukota. Pemimpin-pemimpin kelompok pendukung Gus Dur ini hampir semua sudah berada di Jakarta untuk menyusun strategi selanjutnya menanggapi tantangan kelompok yang menamakan dirinya Darul Islam. Tetapi Presiden Abdurrahman yang selalu PD (Percaya Diri)tetap saja bertahan dengan menegaskan, istighosah semata-mata untuk menurunkan suhu politik. Yang menjadi pertanyaan sekarang bagaimana setelah istigosah. Menurut presiden, Kamis malam, masyarakat tak perlu kuatir dan tidak usah resah dengan pelaksanaan istighosah itu, karena kegiatan tersebut biasa-biasa saja meski memang akan datang banyak orang. Tapi dia mengakui, memang ada orang-orang yang akan datang ke DPR pada 30 April 2001 dan hal itu atas keinginan sendiri. Ia mengakui sudah melakukan sidang kabinet secara maraton Kamis pagi sampai sore hari. Menurut suatu sumber ternyata 6 menteri sudah tidak mendukung Gus Dur lagi dan mengalihkan kesetiaan mereka pada Megawati. Tetapi orang-orang ini memang plinplan, katanya. Begitu posisi Gus Dur menguat mereka kembali akan mendukungnya, katanya. Yang paling aman memang untuk pasang dua kaki. Maka sekarang opsi Gus Dur hanya dua, jelasnya. Jika tentara mendukungnya ia akan membubarkan DPR dan menyelenggarakan pemilu baru secepatnya. Kalau tentara tidak mendukungnya lagi ia akan menyerahkan kekuasaan kepada tentara dalam hal ini kepada Susilo Bambang Yudoyono karena tidak rela melihat Megawati yang menggantikannya dengan dukungan Amien Rais. Sehubungan dengan itu kalangan yang netral berharap Gus Dur dan Amien Rais saja yang mengundurkan diri supaya tidak ada yang merasa menang atau kalah. Yang penting konflik horizontal bisa dicegah secepatnya sebab pada akhirnya tidak ada yang akan menang kecuali militer. --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------