--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia
Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Jumat 07 Desember 2001 14:30 UTC ** PENDUDUK KRISTEN DESA TENTENA DI SULAWESI MINTA PERLINDINGAN TNI ** TUMPUAN TERAKHIR TALIBAN KANDAHAR JATUH ** ISRAEL MEMULAI LAGI SERANGAN TERHADAP PALESTINA ** TOPIK GEMA WARTA: ADAKAH REMBUGAN SOAL KASUS BULOG DI KEJAKSAAN AGUNG? ** TOPIK GEMA WARTA: PIHAK KEAMANAN TERPUKUL MUNDUR DI POSO ** TOPIK GEMA WARTA: NASIB PENGUNGSI POSO SEMAKIN MEMPRIHATINKAN * PENDUDUK KRISTEN DESA TENTENA DI SULAWESI MINTA PERLINDUNGAN TNI Penduduk kristen desa Tentena di Sulawesi meminta perlindungan TNI karena mereka diancam oleh sekitar 1.000 muslim radikal. Awal pekan ini para pengikut Laskar Jihad diusir dari kota Poso. Kamis kemarin datang beberapa batalyon bantuan TNI dan Polri untuk meredam bentrok kekerasan agama di kawasan tersebut. Pihak otorita setempat meminta kaum muslim, yang terutama berasal dari Jawa Tengah, untuk meninggalkan Sulawesi. Mereka sekarang sedang bergerak di hutan-hutan menuju Tentena. * TUMPUAN TERAKHIR TALIBAN KANDAHAR JATUH Di Afganistan perang yang dimulai dua bulan silam tampaknya segera berakhir. Tumpuan terakhir Taliban, Kandahar di Afganistan Selatan, dan Spin Boldak di perbatasan dengan Pakistan jatuh. Di kompleks gua di Tora Bora, Afganistan Timur, masih terjadi perlawanan. Juga di sejumlah tempat lain yang masih dikuasai Taliban, pasukan Taliban juga menyerah kepada pasukan oposisi. Di Kandahar sisa pasukan Taliban mulai menyerahkan senjata mereka. Menurut seorang pejabat Taliban, akibat pemboman berat Amerika dalam pekan-pekan lalu, dipastikan 10.000 jiwa tewas di sekitar kota tersebut. Penyerahan dicapai Kamis kemarin, dalam perundingan antara Taliban dan pemimpin baru pemerintah peralihan Hamid Karzai. Jiwa pemimpin Taliban, mullah Mohammad Omar akan dijamin. Menurut para pemimpin baru Afganistan, ia bersama para pejabat tinggi Taliban akan diadili oleh suatu pengadilan internasional. Tentang nasib teroris yang paling dicari, Osama bin Laden belum diketahui. Dinas rahasia Amerika memperkirakan ia melarikan diri ke luar Afganistan. * ISRAEK MEMULAI LAGI SERANGAN TERHADAP PALESTINA Israel memulai lagi serangan balasan terhadap Palestina. Pesawat tempur Israel F-16 menembaki markas polisi Palestina di kota Gaza, yang melukai 18 orang. Menurut pihak Israel di kompleks itu dibuat peluru-peluru mortir. Tentara Israel lebih lanjut memasuki kota Khan Yunis di Jalur Gaza bagian Selatan. Mereka mengeledah rumah-rumah dan melakukan penangkapan. Kamis kemarin pihak Israel mengatakan, Presiden Palestina Yasser Arafat tidak berbuat apa-apa untuk mencegah serangan teroris terhadap sasaran-sasaran Israel. Mulai pekan ini tentara Israel melancarkan kampanye serangan besar-besaran terhadap pemerintah Palestina, setelah terjadinya serangan bunuh-diri akhir pekan lalu, yang menewaskan 25 warga Israel. * PEMIMPIN OPOSISI SRI LANKA RANIL WICKREMESINGHE BENTUK KABINET BARU Presiden Sri Lanka, Chandrika Kumaratunga menunjuk pemimpin oposisi Ranil Wickremesinghe untuk membentuk kabinet baru. Partai Persatuan Nasional pimpinan mantan perdana menteri Wickremesinghe memenangkan pemilihan parlemen Rabu lalu. Meskipun belum semua suara dihitung, dan belum semua kursi dibagi, Aliansi Rakyat pimpinan Presiden Kumaratunga yang memerintah, mengakui kekalahannya. Partai Persatuan Nasional menghendaki segera memulai perundingan dengan kaum pemberontak Macan Tamil di Sri Lanka Utara dan Timur. Juga sedang dipertimbangkan pencabutan larangan sejumlah partai Tamil. * AMERIKA SERIKAT SETUJUI INVASI INDONESIA KE TIMOR TIMUR Amerika Serikat di tahun 1975 menyetujui invasi Indonesia di bekas jajahan Portugal Timor Timur. Hal itu tercantum dalam dokumen terpercaya yang sejauh ini sangat dirahasiakan. Dari dokumen tersebut terungkap bahwa sebelum serangan, mantan Presiden Suharto melangsungkan pembicaraan berjam-jam dengan Presiden Amerikda Serikat Gerald Ford tentang rencana invasi tersebut. Suharto menyebut invasi itu diperlukan untuk stabilitas kawasan itu. Presiden Amerika Serikat waktu itu menjawab, ia tidak akan menghalangi Indonesia. Pada saat itu Ford sedang singgah di Jakarta dalam perjalanannya kembali dari Beijing. Aneksasi Indonesia dan perlawanan bersenjata di Timor Timur, menewaskan 200.000 jiwa rakyat Timor Timur. Baru pada tahun 1999 Indonesia membiarkan Timor Timur merdeka. * PELAYAR TERKENAL SELANDIA BARU TERBUNUH DI BRASILIA Pelayar terkenal dan aktivis lingkungan hidup Selandia Baru, Sir Peter Blake terbunuh di sungai Amazone, Brasilia. Dua awak dari kapal layarnya menderita luka ringan. Tiga orang bersenjata tak dikenal menyerang kapal itu di negara bagian Amapa untuk menurunkan sauh. Sir Peter Blake selama 20 tahun memenangkan sejumlah perlombaan layar internasional. Di antaranya dua kali piala Amerika, dua kali piala Sydney-Hobart. Ia juga mengorganisir sejumlah proyek besar lingkungan hidup. Kematian Blake sangat mengejutkan Selandia Baru. Banyak gedung dan rumah mengibarkan bendera setengah tiang, dan sidang parlemen sampai dihentikan. * SURAT ANTRAX DITEMUKAN DI KANTOR PUSAT FED DI WASHINGTON Di kantor pusat bank sentral Amerika FED di Washington ditemukan surat berisi antrax. Bakteri yang sangat menular itu ditemukan di pusat pos di luar kompleks. Sekarang semua surat dan pusat distribusi pos diperiksa. Sebagai tindakan pencegahan, FED Jum'at hari ini menangguhkan sejumlah pertemuan. Sejak bulan Oktober lalu, di Amerika Serikat terdapat 18 orang yang tertular bakteri antrax lewat surat. Lima orang diantaranya tewas. * ADAKAH REMBUGAN SOAL KASUS BULOG DI KEJAKSAAN AGUNG? Sampai tiga kali telepon genggam Djoko Prabowo Saebeni berdering. Kuasa hukum Ahmad Ruskandar, orang yang disebut-sebut terlibat kasus dana non-anggaran Bulog itu mengatakan telepon tersebut berasal dari Harun Al Rasyid. Harun salah satu jaksa penyidik di Kejaksaan Agung yang menangani kasus dana non-anggaran Bulog. Menurut Djoko, Harun memintanya bertemu Eddy Sumarsono, Ketua Lembaga Advokasi Reformasi Indonesia LARI untuk merundingkan nasib kliennya. Masih menurut Djoko, jika bersedia menemui Eddy, Harun mengatakan Ruskandar tidak akan menjadi tersangka. Djoko Prabowo: Dia menyarankan saya untuk menghubungi orang yang melapor. Terus saya kan nggak menghubung-hubungi gitu lho. Terus dia telepon klien saya bilang ini pengacara bapak mesti menghubungi sana. Tapi kita nggak mau. Terus ternyata klien saya memang menjadi tersangka betul waktu itu masih menjadi saksi. Dia ngomong kalau nggak mau jadi tersangka ya hubungi orang ini. Ruskandar akhirnya memang ditetapkan menjadi tersangka penyelewengan dana non anggaran Bulog sebesar Rp. 4,6 milyar. Dana sebesar itu kabarnya dialirkan Ruskandar kepada PT Goro Batara Sakti dalam kasus tukar menukar tanah antara Bulog dan Goro. Sebelumnya, masyarakat sudah tahu kasus Bulog jilid II bernilai Rp. 54,6 milyar yang diduga melibatkan bekas panglima TNI Wiranto dan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung. Tapi terakhir yang menjadi tersangka adalah Ruskandar dan ia hanya tersandung dalam perkara senilai Rp. 4,6 milyar. Pejabat Kejaksaan Agung Harun Al Rasyid menolak berkomentar soal telepon itu. Ia menyuruh wartawan menghubungi juru Bicara Kejaksaan Agung Mulyohardjo. Harun Al Rasyid: Oh itu tadi sudah saya klarifikasi kepada Pak Mulyohardjo. Bapak tolong telepon Pak Mulyoharjo. Sudah diklarifikasi semuanya. Sudah dikoordinasi dengan Pak Mulyo supaya corongnya satu pak. Nggaka nggaka nanti saya salah. Bapak tolong telepon Pak Mulyohardjo. Namun Juru Bicara Kejaksaan Mulyohardjo menolak menjelaskan masalah ini. Mulyohardjo hanya menyatakan bahwa Harun, Djoko dan Eddy sudah saling kenal lama. Mereka juga sama-sama alumni Himpunan Mahasiswa Islam, HMI. Karena itu menurut Mulyo, Jaksa Harun bertanya kepada Djoko mengapa Ketua Lembaga Advokasi Reformasi Indonesia itu demikian emosional melaporkan kasus ini. Harun juga menyarankan agar Djoko menghubungi dan bertanya kepada ketua LSM tersebut apa maunya. Akhirnya Kejaksaan Agung memutuskan untuk memerika Harun Al Rasyid. Namun Wakil Jaksa Agung Soeparman menyatakan selama pemeriksaan ini Harun tidak akan dilepaskan dari tugasnya. Soeparman : Saya perlu mendalami. Saya baru baca koran tadi pagi. Kan harus dilacak dong apa omongannya ini benar apa tidak gitu kan. Jadi tidak semua isu kita telan begitu saja. (Rencana menonaktifkan?) Sejauh ini belum. (Ada pemberitahuan resmi dari Djoko Prabowo) Setahu saya tidak. Kejaksaan Agung juga menyatakan niatnya untuk memeriksa Eddy Sumarsono. Pemeriksaan Harun maupun Eddy ditangani oleh Jaksa Agung Muda bidang Pengawasan Achmad Lopa. Apa sebenarnya maksud telepon jaksa penyidik Harun Al Rasyid kepada Djoko Prabowo, pengacara seseorang yang sedang berperkara? Di dalam kasus penyelewengan dana non anggaran Bulog jilid II yang kental nuansa politisnya ini berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Pengaduan Djoko Prabowo mungkin benar. Tetapi jika di antara mereka memang erat berhubungan seperti pernyataan Mulyohardjo, bisa saja ada sesuatu di balik pengaduan Djoko. Pengamat Hukum Frans Hendra Winarta menduga motif di balik telepon ini adalah kolusi korupsi dan nepotisme. Walau pun itu sangat sulit dibuktikan. Frans Hendra Winata: Saya kira ini suatu lagu lama yang basi yaa Tapi yang sulit dibuktikan. Karena kalau memang pengaduannya benar juga tidak ada yang menyaksikan. Tidak ada saksi begitu. Jadi sekarang kita harus nunggu undang-undang anti korupsi dan undang undang tentang tim peberantasan korupsi. Di mana pembuktiannya itu terbalik gitu. Jadi yang harus membuktikan bukan jaksa tapi orang yang dituduh. Itu yang bisa menolong nantinya. Kisah bobroknya lembaga-lembaga penegakan hukum memang bukan cerita baru di Indonesia. Selain berbagai kelemahan sistem peradilan, sudah menjadi rahasia umum pula jika pengadilan selalu hanya melindungi pihak-pihak yang punya uang dan kekuasaan. Mungkin perbedaan utama dengan jaman kesewenang-wenangan Orde Baru adalah peran pers. Kini pers relatif bebas, sehingga setiap kecurigaan KKN bisa dikorek dalam pemberitaan. Karena itu sangat menarik untuk mengamati langkah yang akan ditempuh mereka yang saat ini terjepit dugaan korupsi. Beranikah mereka mengulang praktek Orde Baru membungkam pers? Tim Liputan 68 H Jakarta melaporkan untuk Radio Nederland di Hilversum. * PIHAK KEAMANAN TERPUKUL MUNDUR DI POSO Walau pun situasi Poso dikabarkan kembali tentang, banyak orang bertanya di mana sebenarnya warga Kristen dan Katolik kota ini? Dikhawatirkan memang orang-orang Kristen sudah terusir sama sekali dari kota ini, dan mereka kini mengungsi ke Tentena. Yang jelas, pihak aparat keamanan sama sekali lumpuh dalam menghadapi serbuan lasykar Jihad. Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta: Kepala Kepolisian RI (Polri) Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar mengatakan sampai saat ini belum diperlukan pemberlakuan darurat sipil di Poso, Sulawesi Tengah. Sebab dalam kurun waktu 2-3 hari ini situasi Poso dinilai sudah agak tenang. Hal itu dikatakan Kapolri, usai bertemu Wakil Presiden Hamzah Haz selama beberapa menit setelah melakukan shalat Jum'at bersama di mesjid Mabes Polri, Jakarta. Menurut Da'i Bachtiar untuk menangani kasus Poso sudah diterapkan operasi terpadu, gabungan antara aparat Polri, TNI dan pemerintah daerah setempat. Operasi terpadu antara satuan TNI/Polri dan Pemerintah Daerah tersebut di bawah kendali Polri. Namun demikian, menurut Da'i Bachtiar, saat ini sudah mulai dilakukan penambahan pasukan untuk menangani kerusuhan di Poso, yaitu sebanyak dua batalyon TNI.Dan Kepolisian RI mengerahkan 10 SSK Brigade Mobil/Brimob. Mengenai kesulitan Polri dalam menangani kerusuhan di Poso, Da'i Bachtiar beralasan kondisi Poso yang sangat luas dan wilayahnya tersebar memerlukan jumlah tenaga yang cukup besar. Oleh sebab itu, saat ini diupayakan untuk mencegah terjadinya konflik antara dua kelompok di Poso, dengan cara-cara yang berimbang. "Karena itu, tenaganya kita cukupkan. Sebab untuk mencegah terjadinya konflik di antara dua kelompok itu kan harus berbuat seimbang dan proporsional sehingga tidak ada kesan berlebihan di satu tempat dan kurang di tempat lain," ujar Da'i Bachtiar. Tindakan yang proporsional, menurut Da'i Bachtiar, minimal akan mengurangi kecemburuan, dan anggapan adanya perlakuan yang tidak adil dalam penanganan kasus tersebut. Dalam kesempatan itu, Da'i menyesalkan semestinya ia sudah berkunjung ke Poso sejak beberapa waktu lalu, namun, baru akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Seorang pastor di Tentena kemarin mengatakan keadaan di wilayahnya kini aman. Hingga kini di Tentena yang penduduknya mayoritas Kristen masih terdapat sebagian kecil umat Islam. Dan ini pun sempat dilihat oleh para menteri dari Jakarta yang mengunjungi Tentena beberapa hari lalu. Tetapi berbeda dengan Tentena di Poso sekarang sudah tidak ada lagi warga yang beragama Kristen. Ummat Kristen khawatir kembali ke Poso setelah sekitar 7000 tentara Laskar Jihad masuk ke Poso. Apalagi di antaranya ada yang tidak mengerti bahasa Indonesia. Bukan hanya ummat Kristen yang melarikan diri. Juga dari kalangan Hindu. Masyarakat Hindu di kampung transmigran melarikan diri setelah suatu Pura dan satu kampung dibakar pasukan-pasukan bersenjata yang kemudian melakukan perampokan di kampung tersebut. Menurut pihak Pusat pengendali krisis di Tentena, dalam pertemuan warga Tentena dengan Menko Susilo Bambang Yudhoyono, pihak kepolisian melaporkan bahwa pihak tentaralah yang berada di belakang kerusuhan di Poso. Warga muslim melaporkan bahwa anggotanya dibunuh tentara. Demikian pula ummat Kristen melihat warganya dibunuh tentara yang menyamar sebagai anggota Lasykar. Pastor Jimmy Tumbelaka yakin tentaralah yang mau mengadu domba antar ummat, entah dengan maksud apa. Kalangan lain melihat ini suatu usaha jenderal-jenderal Orde Baru agar Sulawesi Tengah bisa menjadi rusuh dan situasi Darurat Sipil dapat diumumkan di propinsi ini. Rencana pemerintah untuk mengirim 3000 tentara dan polisi ke Poso jelas tidak cukup menghadapi Lasykar Jihad yang berjumlah sekitar 7000 orang itu. Kalau di Timor Timur, Aceh, Papua dan Maluku tentara tidak pernah di pukul mundur, maka di Poso berkali-kali TNI dan Polri melarikan diri. 27 November lalu 74 rumah di bakar di desa Betalemba dan tiga orang penduduk luka tembak. Ini disebabkan TNI dan Polri setempat lari tunggang langgang dikejar perusuh yang menggunakan senjat-senjata organik. Keesokan harinya desa Patiwungu diduduki 200 rumah, satu sekolah dan satu gereja dibakar. Pada hari yang sama desa Tangkura diserang 300 rumah dan satu gereja dibakar. Tanggal 29 November desa Sanginora diserbu. Lagi-lagi tentara dan polisi menghindar meski lima desa telah dibakar. Yang paling mencolok adalah penyerangan pada tanggal 1 Desember. Ratusan masyarat desa Sepe di kecamatan Lage meski hanya bersenjatakan parang, panah dan tombak bertahan di lorong-lorong menghadapi para penyerang yang bersenjatakan senapan-senapan otomatis. Tetapi jam 10.30 malam TNI dan Polri datang dan meminta masyarakat mundur. Merekalah, katanya, yang akan menghadapi para perusuh. Anehnya tentara Indonesia yang cukup terlatih ini bisa dipukul mundur dan kembali lari tunggang langgang. Sehingga timbul kecurigaan bahwa yang menyerang itu merupakan tentara Taliban dari Afganistan. Mereka menjarah barang-barang di rumah penduduk. 60% rumah rakyat dibakar. Empat anggota Batalyon 711 luka-luka dan satu ibu yang hamil tewas. Dua penduduk sipil yang lain luka-luka. Tanggal 3 Desember gereja Katolik di samping Kodim Poso dibakar. Sementara itu masyarakat kampung Sepe menemukan peluru-peluru yang ditinggalkan para perusuh. Sebuah peti seberat 25 kilogram milik Departemen Pertahanan Keamanan RI. Di dalamnya terdapat 1400 butir peluru kaliber 5,56 milimeter. Pada kantong plastik peluru itu tertera No. Kontrak: KJB/004/DN/M/1988 tertanggal 12 Maret 1988. Pada sisi atas peti terdapat tulisan POSO dalam huruf-huruf besar. Pada kantong plastik yang lain bertuliskan 280 butir, munisi kaliber 5,56 mm. MU-5 TJ PT Pindad (Persero). Sesaat sebelum rombongan Susilo Bambang Yudhoyono tiba di Poso gereja Ekklesia di kelurahan Gebangrejo dibakar. Jadi tampaknya tanpa mengeluarkan Lasykar Jihad dari Poso sulit untuk mendamaikan kedua pihak yang bertikai di Poso. Apalagi jika nyata-nyata sementara jenderal mendukung Lasykar Jihad di sana. Setelah situasi keamanan di Maluku Utara dan Ambon membaik, nampaknya para jenderal Orde Baru perlu pentas baru untuk bisa mengirim pasukan lebih banyak lagi , sekaligus memanfaatkan logistik yang dikirim ke daerah-daerah konflik baru itu. 50 batalyon ke Aceh dan Papua nampaknya belum cukup. Untuk Poso dan Tentena untuk sementara sudah dikirim 2 batalyon dan 100 SSK polisi. Sebenarnya jelas lebih bagus lagi jika TNI bisa mengirim tambahan 50 batalyon lagi yang selama empat tahun terakhir menjaga ibukota. Bukankah Jakarta setelah Mega berkuasa sudah aman? * NASIB PENGUNGSI POSO SEMAKIN MEMPRIHATINKAN Setelah serangan terakhir di Poso, minggu ini, kondisi para pengungsi semakin sangat memprihatinkan. Menurut Pastor Jimmy Tumbelaka, dari Keuskupan Menado, yang banyak menaruh perhatian kepada nasib pengugnsi Poso, para pengungsi yang berada di seputar Tentena, belum mendapat perhatian serius dari pemerntah. Bantuan pemerintah lebih banyak diberikan kepada para pengungsi di Palu. Selain pengungsi yang beragama Protestan kini di Tentena juga terdapat pengungsi transmigran Bali, yang beragama Hindu. Jimmy Tumbelaka [JT]: Pengungsi dari kelompok etnis Bali itu baru terjadi akhir minggu yang lalu. Itu setelah desa mereka desa Betalembat, tempat transmigran orang Bali itu turut dibakar. Dan mereka mengungsi ada sementara di daerah Napu dan saya dengar bahkan masih ada yang lari ke hutan. Belum sempat dievakuasi. Radio Nederland [RN]: Berapa jumlah mereka? JT: Jumlah di sekitar desa itu yang terbakar kan sekitar 300 rumah. Di daerah Betalemba. Jadi saya memperkirakan, tarohlah mereka ada 200 keluarga, begitu. RN: Apakah juga anda kebetulan mengetahui bahwa ada laporan dari kepolisian kepada Menteri Susilo Bambang Yudhoyono bahwa TNI berada di balik semua ini, karena mereka melakukan pembunuhan, baik terhadap umat kristen maupun kaum muslimin. JT: Ya, saya harus mengatakan ini, bahwa konflik di daerah Poso berkelanjutan, berkepanjangan itu karena penanganan dari pihak-pihak aparat keamanan yang tidak becus di tempat ini. Jadi ada banyak pemicu-pemicunya, disebabkan oleh aparat keamanan itu sendiri. Jadi kalau toh kita mengatakan TNI, memang akhir-akhir ini ada banyak indikasi-indikasi, bahwa TNI melakukan tindak kekerasan terhadap kedua kelompok yang bertikai. Dan ada kesan itu untuk lebih mengadu-domba satu dengan yang lain. Kami tidak mengerti memang, mengapa harus terjadi demikian. Apakah itu memang hanya tindakan orang per orang, atau justru sesuai dengan prosedur yang ada, yang diterapkan. Kami tidak mengerti tentang hal itu. Yang ingin saya sampaikan; yakni tolonglah di daerah ini untuk segera diselesaikan konflik yang berkepanjangan. Masyarakat di sini sudah capek, capek sekali dalam menghadapi konflik, juga banyak penderitaan. Saya mewakili rakyat di sini. Supaya seluruh komponen bangsa ini, marilah turut menyelesaikan masalah. Kalau tidak, memang kami mengharapkan supaya pihak internasional juga boleh turun tangan terhadap penanganan masalah ini. Mungkin itu ucapan saya, harapan saya, kerinduan saya yang juga merupakan kerinduan harapan masyarakat setempat. Demikian Pastor Jimmy Tembelaka, dari Keuskupan Manado. --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------