Halo Mas Freddy dan Rekan2 Eksekutif Profesional,
   
  Kalau menurut Saya sih, kebijakan menghadapi pensiun ini jangan sudah "dekat" 
baru punya kebijakan. Sudah mau pensiun...kurang 1 - 2 tahun, baru sadar untuk 
bersikap bijak.
   
  Kalau rata-rata perusahaan memberi batas pensiun misalnya usia 56 tahun. Ya 
sebaiknya mereka yang sedang menjadi eksekutif profesional...sudah 
mempersiapkan kebijakan pensiun, sejak usia paling lambat 20 tahun 
sebelumnya...jadi pada usia 36 tahun mereka harus sudah punya berbagai 
pandangan untuk mengantisipasi pensiunnya nanti.
   
  Ya, semestinya adalah lebih baik, jika mereka yang eksekutif profesional ini 
sudah mulai mencoba berusaha bisnis sendiri sejak mereka berusia 36 
tahun...mencoba berbisnis sendiri, yang awalnya mungkin sebagai bisnis 
sampingan...disamping kita masih bekerja ikut "Majikan".
   
  Dengan jangka waktu 20 tahun sebelum usia pensiun yang 56 tahun, dan sudah 
mempersiapkan diri untuk untuk itu...dengan membuka bisnis sendiri, maka itu 
adalah lebih dari cukup untuk persiapan pensiun.
   
  Belajar bisnis selama kurun waktu maksimal 20 tahun...pasti akan menghasilkan 
suatu bisnis hebat luar biasa prima...dan hasilnya tentu saja pasti bisa 
dinikmati pada hari tua. Sudah mandapat uang pesangon pensiun, dan masih ada 
bisnis yang dikelola sendiri...inilah menurut Saya sebuah Kebijakan Menghadapi 
Pensiun.
   
  Syukur-syukur kalau para eksekutif profesional ini sudah mengajukan pensiun 
dini, untuk segera mengelola bisnisnya sendiri...daripada ikut "Majikan" 
terus...
  Dan, memang ikut serta dalam program "pensiun plan" asuransi hari tua, juga 
hal yang baik...gak ada ruginya (hehe...gak bermaksud ikut promosi lho 
ya)...mumpung ada dana lebih...pasti bermanfaat. Yang penting Anda juga harus 
"ketat menyeleksi" broker asuransi yang terpercaya, bermodal kuat...untuk Anda. 
Sebab kalau nggak, wah...dijamin pasti rugi, perusahaan asuransi yang bermodal 
kuat...gampang "gulung tikar"...hati-hati...
   
  Oke, demikian "sharing" Saya.
   
  Salam Luar Biasa Prima!
  Wuryanano
  http://wuryanano.blogspot.com/
  
************************************************************************************************************
"Freddy Pieloor - theANTARA.com" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
            Dear Rekan2,
   
   
  Salam sejahtera bagi Kita semua.
   
   
  Saya besok ada tugas ke Samarinda, sehingga saya kirimkan buah 
  pikiran yang ingin saya sharing kepada Rekan2 pada hari ini Selasa sore.
   
  Saya ingin mengulas "5 Kebijakan" Yang Harus dipersiapkan menghadapi Pensiun.
   
  "5 Kebijakan Menghadapi PENSIUN"
   
  Pensiun menjadi Momok bagi kita, mengapa?
   
  Bagi sebagian besar Masyarakat Indonesia, Pensiun adalah sesuatu yang kurang 
disenangi
  atau bahkan dihindari, namun pada akhirnya kita tidak bisa mengelak.
   
  Ada saat berkarya bagi Majikan kita, ada saat kita harus berganti posisi 
dengan yang 
  lebih muda.
   
  Biarkan dan Relakan "Tongkat Estafet" kita serahkan kepada Yang Lebih Muda 
dan lebih energic.
   
  Sudah cukup bagi kita, selama lebih kurang 30 tahun berkarya dan 
berkontribusi bagi
  Perusahaan dan Majikan kita.
   
  Apalagi selama ini dalam pekerjaan, kita-pun mengalami stress dan tekanan 
batin
  menghadapi banyaknya tugas yang diberikan, belum lagi "omelan" Boss yang 
pedas.
   
  Jangan takut menghadapi Pensiun!!!
   
  Sudah saatnya kita mengambil alih kendali atas diri kita sendiri, yang selama
  ini kita serahkan kepada Boss kita.
   
  Seharusnya kita semua bahagia dan suka cita menghadapi Pensiun, karena
  kita tidak lagi menjadi "budak" Majikan kita, disuruh ini dan disuruh itu.
   
  Tertawalah dengan Keras dan berteriaklah dengan lantang, katakan:
   
  "Saya sekarang sudah BEBAS & Merdeka"
   
  "Tidak perlu lagi susah payah pergi pagi setiap hari dan pulang larut malam, 
macet di jalan,
  stress karena pekerjaan, lepas dari Boss yang galak dan pelit"
   
  "Saya sekarang bisa memakai waktu-ku untuk melakukan semua hobby-ku dan
  pekerjaan yang ku-senangi"
   
   
  Apa sih artinya Pensiun???
  Tidak lain dan tidak bukan, adalah "Keluar dari Gelanggang yang diciptakan 
oleh Majikan Kita"
   
  Ya, keluarlah dari Gelanggang, karena masih banyak "pemain" yang sedang 
mengantri dan harus ber-giliran.
   
  Sudah cukup bagi kita, dan sekarang kita harus tahu diri dengan sadar, untuk 
berganti dengan yang lebih muda.
  Kita tidak boleh EGOIS, ingin mempertahankan terus pekerjaan atau posisi kita 
saat ini.
   
  Kita tidak menginginkan, saat Anak Cucu kita perlu kerja nanti, dan ditolak 
dengan alasan ada 
  "Yang Tua Bangka" macam kita yang belum mau ngalah sama yang muda.
   
  Oleh sebab itu, kita harus ber-lapang dada, memberikan kesempatan kepada Yang 
Muda.
   
  Masak sik, udah tua begini, masih mengemis pekerjaan dan belas kasihan orang 
lain?
   
  Masak sik, kita tidak bisa menciptakan pekerjaan, paling tidak untuk diri 
kita sendiri?
   
  OK, kita akan bahas 1 per 1
   
  A. Health / Kesehatan
   
      Penting bagi kita menjaga dan memelihara kesehatan kita.
   
      Ada 3 Kesehatan yang harus kita jaga: Kesehatan Phisik/tubuh, Kesehatan 
Mental & Kesehatan Hubungan.
   
      Kesehatan Phisik/tubuh
      Kesehatan Tubuh perlu dijaga, sejak dini.
      Karena biaya untuk sakit sangat mahal harganya, apalagi di masa mendatang.
      Biaya dokter, biaya obat dan biaya Rumah Sakit, jauh lebih mahal daripada 
nginap di Hotel Ber-bintang
   
      Untuk itu, kita harus rajin olah raga, makan yang bergizi, istirahat 
cukup dan pola hidup yang teratur.
      Jangan sampai kita sakit, karena sakit selain banyak ongkos-nya, juga 
menyiksa diri dan keluarga.
   
      Jangan sampai kita sudah tua, sakit dan tidak punya uang untuk bayar,
      sehingga kita ditawan dan disandera oleh Rumah Sakit.
      Belum boleh keluar, kalau belum lunas.
   
      Daripada sakit melulu, mending langsung dipanggil Tuhan. Selesai Urusan.
      
      Kesehatan Mental
      Mental (pikiran dan perasaan) harus dipersiapkan, karena nanti kita tidak 
lagi memiliki
      akitifitas yang rutin dan tetap setiap hari.
      Kita tidak lagi memiliki suasana dan kawan yang sama.
      Kita akan memasuki "dunia yang berbeda" dan "pengaturan waktu sangat 
leluasa.
      Kita akan menjadi Majikan Diri Kita Sendiri.
   
      Janganlah "Post Power Sindrome" atau apapun istilahnya.
      Bilang aja, kita belum siap untuk kehilangan gaji, yang selama ini kita 
terima secara rutin.
      Dan kita masih punya tanggungan dan biaya yang perlu kita bayar.
   
      Ayo, kita harus tahu diri, kita tidak mau anak kita sulit mendapat 
pekerjaan nantinya,
      karena orang-orang macam kita, yang tidak mau mengalah sama yang muda.
      
      Kalau memang sudah waktunya, ya sudah, mundurlah dan ber-besar hati-lah.
   
      Dahulu kali pertama kita bekerja, kita di ajarin bekerja, setelah itu 
kita ahli
      dalam bekerja, selama kurang lebih 30 tahun.
      Nah sekarang kita harus bisa menciptakan pekerjaan bagi diri kita.
      Jangan bisanya disuapin "pekerjaan" melulu oleh Majikan kita.
   
      Malu sama yang muda, "APA KATA DUNIA???"
   
      Kesehatan Hubungan
      Selama kita bekerja, saya yakin kita terlampau disesaki dengan kesibukan 
dunia dan materi.
      Kita terlalu pusing dengan pekerjaan yang tiada habisnya.
      Kita memiliki keinginan yang ini dan itu, yang kadang di luar kemampuan 
kita.
   
      Kadang atau bahkan sering kita melupakan komunikasi dan hubungan mesra 
dengan
      TUHAN, SESAMA dan KELUARGA (T-S-K)
   
      Kita harus menyadari, kita berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada NYA.
      Kita sudah sampai sejauh ini, karena berkat Anugerah-NYA.
      Kita sudah sukses, karena campur tangan-NYA
      Kita harus kembali menbangun hubungan yang harmonis dengan NYA.
      Tanpa DIA, kita bukan apa-apa.
   
      Kita juga bukan apa-apa tanpa dukungan dan bantuan SESAMA, teman kerja,
      relasi bisnis dan orang lain, yang selama ini terlibat baik langsung 
maupun tidak.
      Kita tidak akan berhasil tanpa Mereka.
      Kita tidak bisa dan tidak mampu bekerja sendiri.
      Jadi kita harus menyadari dan membangun hubungan yang harmonis dan
      saling menghormati dan memberikan manfaat bagi Semua.
      Jangan mau ambil untung-nya saja, ayo bagi-kan, jangan serakah.
      
      Kita bekerja buat siapa? pasti buat Keluarga, anak dan istri.
      Tapi apakah kita selama ini memberikan waktu yang cukup?
      Apakah kita memperhatikan apa yang mereka butuhkan, selain uang dan uang?
      Kapan terakhir kita mengambil Raport anak kita?
      Kapan terakhir kita makan bersama dan bicara mesra dengan mereka?
      Kapan terakhir kita piknik bersama dengan mereka?
      Ayo, kita kembali kepada Keluarga.
      Tanpa dukungan dan doa, istri dan anak2, kita bukan apa2.
      Tanpa istri dan anak2, kita hanyalah seorang lelaki biasa, bukan Ayah dan 
Suami.
   
      Kita tidak mau, kita memiliki semua hal dunia, namun anak2 kita gagal 
dalam kehidupannya.
      Entah gagal sekolah karena pergaulan atau gagal menjadi manusia yang 
bertanggung jawab.
   
   
  Jadi ada 3 Kesehatan yang harus segera dipelihara, dan jangan biarkan 
terlantar.
  Jangan sampai terlambat, Penyesalan tidak ada gunanya.
   
  Kebijakan ke 2, akan saya bahas minggu depan...
   
  Demikian dan semoga bermanfaat.
   
  Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan, tidak ada maksud untuk 
melukai atau menyakiti siapapun.
   
  Salam hidup mapan,
  Freddy Pieloor - 0816 1996699
   
   
  PT. Antara Intermediary Indonesia
  (Insurance Broker & Claims Consultant - Financial & Pension Plan)
  Graha ANTARA
  Jl. Pintu Air V No. 43, Jakarta 10710
  Tel. 021 3519286 - Fax. 021 3805007
  www.theANTARA.com 
   
   
  

         

       
---------------------------------
Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware 
protection. 

Reply via email to