Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Jika mendengar kata `tabungan', biasanya otak kita langsung 
mengasosiasikannya dengan uang. Berapa jumlah uang yang kita simpan 
di bank, dalam celengan, dibawah bantal, disela-sela buku, dikolong 
tempat tidur, atau tempat-tempat aneh lainnya. Kadang-kadang, kita 
baru `menemukan' uang yang kita `tabung' itu sepuluh tahun kemudian. 
Itupun dengan tidak sengaja. Ketika kita hendak memindahkan lemari 
buku. Tiba-tiba saja ada dua lembar uang kertas lima puluh ribuan. 
Setelah kita ingat-ingat, ternyata memang kitalah yang `menabung' 
uang itu sepuluh tahun yang lalu. Bagaimana dengan tabungan emosi 
positif? O-ow?! Tabungan emosi positif. Rasanya kok agak janggal 
ya?  Benar, `tabungan emosi positif'. Pernahkah kita menabung emosi 
positif?

Beberapa waktu lalu saya mengikuti sebuah program pelatihan yang 
difasilitasi oleh Pak Anthony Dio Martin dan Pak Max Sandy. Salah 
satu topik menarik dalam sesi tersebut adalah tentang teori ember 
dan dayung-nya Donald Clifton. Kita tahu bahwa hanya ember yang 
berisi air saja yang dapat memberi si dayung air. Ember kosong, 
tidak mungkin memberi air pada si dayung.

Jika ember itu diumpamakan sebagai diri kita, sedangkan air adalah 
gambaran dari emosi positif yang mengisi tubuh kita itu, maka itu 
berarti bahwa "hanya jika diri kita dipenuhi emosi positif saja, 
kita bisa memberikan energi positif kepada orang lain". Kita tahu 
bahwa orang-orang yang jiwanya `kering' tidak mungkin bisa 
memberikan kesejukan kepada orang lain. Sehingga jika kita 
membiarkan diri kita sendiri menjadi kering, maka kita tidak akan 
mampu untuk memberikan energi positif itu kepada orang lain.

Ngomong-ngomong, akan anda apakan uang lembaran lima puluh ribuan 
yang ditemukan dibalik lemari itu? Mentraktir teman? Atau mengajak 
anak-anak makan kerang rebus di warteg pinggir jalan. Atau, 
barangkali anda memberikannya kepada petugas kebersihan yang sedang 
menyapu sampah sisa-sisa tiket yang bertebaran dipintu gerbang tol. 
Anda mempunyai begitu banyak pilihan, bukan?

Begitu pula dengan tabungan emosi positif yang anda miliki. Anda 
bisa memberikannya kepada orang-orang disekitar anda, sehingga 
dengan pemberian energi positif anda itu, mereka bisa mengisi `ember-
ember' jiwa mereka. Dan karenanya, hidup mereka menjadi lebih baik 
dari sebelumnya. Hey, lihat: Anda sudah menjadikan hidup seseorang 
menjadi lebih baik. Ketika anda memberinya energi positif, mereka 
menjadi semakin positif juga. Mereka semakin bahagia. Dan ketika 
mereka merasakan ember mereka penuh juga, mereka kemudian memberikan 
energi positif itu kepada orang lain. Lihatlah, ternyata, semudah 
itulah kebaikan menyebar dari satu orang kepada orang lainnya. Dan 
ketika penyebaran itu menjadi sebuah wabah; maka kebaikan kecil yang 
anda tebarkan pada satu orang; kini sudah menyebar kepada seluruh 
manusia dimuka bumi ini.......

Sebentar dulu. Mestikah kita memberikan tabungan emosi positif itu 
kepada orang lain? Seperti uang yang anda tabungkan; anda boleh 
menggunakannya untuk apa saja. Untuk diri anda sendiri, atau untuk 
orang lain. It's your call. Demikian pula halnya dengan emosi 
positif yang anda tabungkan. Anda bisa gunakan untuk diri anda 
sendiri agar hari-hari anda menjadi indah. Bisa pula diberikan 
kepada orang lain.  Agar hari-hari anda menjadi penuh arti. Dan kaya 
makna. Bedanya, uang tabungan anda mungkin akan habis sesaat setelah 
anda menggunakan atau memberikannya. Sedangkan emosi positif, akan 
semakin bertambah ketika anda memanfaatkannya. Entah anda 
memanfaatkan untuk diri sendiri, maupun untuk orang lain. Contohnya 
begini. Sifat penolong adalah salah satu bentuk emosi positif. 
Ketika anda menolong orang, sebenarnya anda sedang memberikan energi 
positif itu kepada orang lain. Sebaliknya, ketika mendapatkan 
pertolongan anda, orang itu membalasnya dengan ucapan terimakasih 
dan senyum yang tulus. Anda, ketika melihat senyum itu diwajahnya, 
merasa begitu bahagia. Dan. Ketika kebahagiaan memasuki relung hati 
anda, tabungan emosi positif didalam `ember' anda kembali terisi. 

Sekarang coba tengok lebih jauh kedalam hati orang itu. Begitu 
berterimakasihnya dia pada anda. Sehinggga dia berjanji didalam 
hati; kelak, jika dia sudah keluar dari permasalahan ini, dia akan 
meniru anda. Dia akan mencari orang lain yang berada dalam kesulitan 
serupa. Dan dia akan menolong orang itu sebisanya. Lihatlah. Ember 
emosi positif orang itu bertambah. 

Setahun kemudian, orang itu benar-benar menemukan seseorang yang 
butuh pertolongan. Dan dia benar-benar menolongnya. Dia bahagia. 
Orang yang ditolongnya bahagia, ditambah bonus cita-cita untuk 
menolong orang lain dikemudian hari.

Anda menyaksikan rentetan peristiwa itu berulang terus menerus, dari 
satu orang kepada orang-orang lainnya. Sehingga seolah-olah kini 
sebagian bear orang yang anda temui, merupakan bagian 
dari `jaringan' yang anda bangun. Begitu banyak orang yang telah 
tertolong, yang kemudian menjadi sang penolong lainnya. Begitu 
seterusnya. Dan hey...., lihatlah. Ember emosi positif anda anda 
semakin terisi penuh.

Semua orang baik dimuka bumi ini suka memberi. Mereka menyisihkan 
sebagian dari uang yang dihasilkannya setiap bulan untuk memberi 
pada orang lain. Entah seribu rupiah. Atau sepuluh ribu. Seratus 
ribu. Satu juta. Berapa saja. Tetapi, mereka – kita semua – hanya 
bisa melakukannya jika sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup dasar 
terlebih dahulu. Kita tidak mungkin memberi kepada orang lain jika 
kebutuhan hidup kita sendiri belum terpenuhi. Kalau kita masih 
bertanya; hari ini anak-anak saya makan apa? Akan sangat sulit bagi 
kita untuk bersedekah, bukan? Oleh karena itu, kita harus 
menghasilkan lebih banyak dahulu untuk bisa melakukan sesuatu bagi 
orang lain. Begitu pula dengan emosi positif. Kita harus terlebih 
dahulu memiliki jumlah yang cukup untuk menjadikan hidup kita 
positif, sebelum mampu berbagi dengan orang lain. 

Bagaimana jika tabungan emosi positif kita benar-benar sedikit? 
Bukankah tidak mudah untuk mencari tambahannya? Tidak usah khawatir. 
Karena selalu ada cara bagi kita untuk terus menerus menambah 
tabungan emosi positif itu. Pertama, kita bisa melakukannya dengan 
diri sendiri. Mulai dari cara sederhana saja. Misalnya, dengan 
sekedar memiliki keyakinan bahwa anda dapat mengatasi masalah yang 
sedang anda hadapi, tabungan emosi positif anda mulai bertambah 
sedikit. Jika anda melakukan sebuah tindakan untuk mengatasi masalah 
anda; tabungan itu bertambah sedikit lagi. Ketika menghadapi 
rintangan dalam upaya itu, lalu anda kesal, tabungan itu berkurang. 
Tapi, ketika anda katakan: rintangan ini akan menjadikan aku 
SEMMMAAAAKIN KUAT!!!, maka tabungan emosi positif anda BERTAMBAH 
sangat banyak. Begitulah seterusnya. Anda bisa mengisinya kembali, 
sebanyak yang anda inginkan. 

Tapi...., memang tidak selalu mudah melakukannya, terutama jika kita 
hanya bergumul sendirian. Kita perlu cara kedua, yaitu: melibatkan 
orang lain yang mempunyai banyak tabungan emosi positif. Anda bisa 
menambah tabungan itu dari mereka. Tidak perlu ragu-ragu untuk hal 
ini. Sebab, orang-orang yang memiliki begitu banyak tabungan emosi 
postif disekitar anda, akan dengan senang hati memberikan tabungan 
yang mereka miliki kepada anda. Semakin anda mengambil dari mereka, 
semakin bahagia mereka adanya. Oleh karena itu, pandai-pandailah 
memilih teman. Sebab, jika anda berteman dengan orang yang tepat; 
maka tabungan emosi positif anda akan semakin hari semakin banyak. 
Dan oleh karenanya, kemampuan anda untuk menularkan emosi positif 
itu kepada orang lain, akan semakin hari semakin besar. Dan itulah 
sesungguhnya, saat dimana anda menjadi bagian penting dalam 
perputaran roda kehidupan yang Tuhan rancang. Mau?

Hore,
Hari Baru!

Dadang Kadarusman
http://www.dadangkadarusman.com/ 


Kirim email ke