Pak Ikhwan,

Kalo ada trainingnya lagi di jakarta, aku mau ikut dongg.. anyway, dimana bisa 
liat schedulenya.. 
Thanks alot.

Rgrds.

erni


----- Original Message ----
From: Ikhwan Sopa <[EMAIL PROTECTED]>
To: bicara@yahoogroups.com
Sent: Friday, December 28, 2007 1:22:52 PM
Subject: [Bicara] Tips 172: Tips For Trainer - Perlunya Fun Reframing

Tips 172: Tips For Trainer - Perlunya Fun Reframing

Sebagai trainer, Anda gak boleh lho tampil dengan wajah kecut, muka jutex, atau 
gejala kurang mood lainnya. Sebagai trainer, Anda harus tampil all out, dalam 
arti memberikan semua yang Anda mampu untuk membantu orang lain menjadi lebih 
baik. Tentunya, ini tidak identik dengan sekadar jejingkrakan di depan 
audience. 

Saya sendiri, memang merasa harus selalu melakukan "fun reframing" ini. 
Bukannya apa-apa, masa lalu saya memang sangat jauh berbeda.

Saya pernah bekerja belasan tahun berprofesi sebagai akuntan, dan malah pernah 
juga menjadi tax auditor. Dalam semua profesi di atas, saya memang cenderung 
tampil dengan wajah yang serius, formal, dan sebisa mungkin penuh wibawa. 
Sebagai auditor, saya bahkan cenderung merasa dituntut untuk jaim dan tampil 
dengan wajah "menakutkan". 

Saya tidak menyalahkan siapa-siapa. Pendeknya itu semua adalah tuntutan 
profesi. Saat masih di sekolah dulu, kebetulan guru dan dosen saya semuanya 
adalah praktisi. Jadi, apa yang mereka ajarkan dalam konteks ini, dan tentu 
saja di dalam berbagai literatur auditing, adalah "currigation minded". Sekali 
lagi, ini bukan menghujat profesi lho. Sebab bagi saya, masa lalu tetaplah 
menjadi bagian dari keindahan dan kebaikan yang saya dapatkan saat ini. 

Dalam pendidikan itu, bertahun-tahun kami dijejali dengan berbagai teknik, 
metode, dan cara pandang seorang auditor yang selalu mengupayakan pembuktian 
bahwa pihak lain adalah "melenceng". Sekalipun, bukan itu sebenarnya yang 
diinginkan oleh para guru saya atau diminta oleh berbagai literatur yang saya 
baca. 

Sekarang pun, saya kadang-kadang masih terbawa sisa-sisa beliefs itu.

Misalnya jika saya pulang dari kerja, kemudian bertanya pada istri saya apakah 
anak-anak sudah makan malam. Jika pun istri saya menjawab bahwa mereka sudah - 
maaf bercanda - "diberi pakan", saya seringkali tetap merasa harus menerapkan 
teknik "cross checking" atau "positive confirmation" secara langsung kepada 
buah-buah hati saya yang lucu-lucu menggemaskan itu. He...he...he. .. 

Jadi, di masa lalu, saya hidup di dalam sebuah pekerjaan yang cenderung 
menyusahkan orang lain - maaf lagi, ini bukan menghina profesi, tapi lebih 
berbicara tentang efek samping. Dan menjadi trainer, ibarat menemukan pekerjaan 
impian buat saya. Sebab, apa yang sekarang saya lakukan, saya yakini bisa 
menyenangkan orang lain! 

Mungkin itu sebabnya, ada peserta workshop saya yang ikut workshop dengan 
sebuah alasan unik. Kebetulan dia seorang akuntan. Saat saya tanya apa 
alasannya ikut workshop, ia mengatakan bahwa ia merasa penasaran, kok ada 
seorang akuntan bisa menjadi motivator. Ia bahkan mengatakan bahwa biasanya 
seorang akuntan itu punya ciri khas; berkaca mata, pendiam dan tidak banyak 
omong, serius, "pacaran" dengan komputer dan tidak tengok kiri atau kanan, dan 
seterusnya. Walah..... 

Rupanya, EO saya mempromosikan CV lama saya yang memang gak nyambung dengan 
profesi terbaru saya ini. Maklum, CV baru saya masih pendek barisnya.

Kembali ke soal reframing. Jadi "fun reframing" itu memang perlu. Dan bagi 
saya, ini adalah sebuah tantangan yang sangat menarik sebab saya pernah jadi 
orang yang terlalu serius, dan sekarang justru harus jadi fun symbol. Nggak 
mudah. 

Maka, saya melakukan berbagai hal yang saya anggap bisa membuat saya bisa 
kembali ke frame-frame yang lebih fun. Di mana saja, kapan saja. Offline maupun 
online. Itu sebabnya, blog saya pun sekarang dijejali dengan berbagai foto-foto 
lucu dan funny yang saya kumpulkan dengan memulung di internet. Cek sendiri deh.

Thanks to Mas Khrisnamurti for this crazy idea... ;)

Apa yang saya lakukan itu adalah salah satu cara buat saya, agar saya selalu 
berada di dalam frame yang fun. Sebab, saya merasa bahwa blog itu sepertinya 
sudah mulai terlalu serius. Bisa jadi, Anda juga sudah mulai menganggap saya 
terlalu serius. Padahal, saya sudah dengan sengaja menggunakan jargon E.D.A.N. 

Fun itu perlu. Anda bisa menerapkan reframing untuk diri Anda sendiri. Caranya? 
Anda cari saja cara yang cocok buat Anda. Apakah dengan "six steps" atau 
cara-cara lain. Yang penting, Anda harus selalu bisa tampil prima dan tentu 
saja, menyenangkan audience. 

Ya penting. Ingatlah yang satu ini:

"Apapun yang Anda lakukan di dalam hidup, adalah agar Anda bisa fun - dunia dan 
akhirat tentu saja."

Anda bekerja untuk fun. Jadi waspadalah jika pekerjaan Anda justru membuat Anda 
stress, jantungan, atau darah tinggi. Anda memilih sebuah profesi untuk fun. 
Waspadalah jika Anda mulai merasa terpenjara di dalamnya. Anda berdagang dan 
berjualan untuk fun. Waspadalah jika Anda mulai melakukan cara-cara yang 
bertentangan dengan hati nurani dan kalbu Anda. Itu tanda sudah nggak fun, 
sebab Anda pasti akan selalu cemas dan khawatir. 

Jawab pertanyaan ini, apakah audience Anda yang sudah membayar, meluangkan 
waktu, meninggalkan pekerjaan lain, dan mungkin harus mematikan handphone demi 
datang dan menghadiri event Anda, juga tidak mencari fun?

Saya Ingin Anda Fun,
Saya Harus Membuat Anda Fun.

Ikhwan Sopa
Trainer E.D.A.N.
+62 021 70096855
QA Communication
School of Motivational Communication
Power Workshop E.D.A.N .
http://milis- bicara.blogspot. com
The Gallery of Bank Notes Made By People Doing Online
http://cheques- gallery.blogspot .com 




      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 

Reply via email to