maaf, tetapi saya tidak dapat tidak menghiraukan tulisan anda dan menganggapnya 
tidak ada.
tidak semua harga barang yang di MLMkan itu tidak sesuai dengan valuenya.
saya pernah menjumpai barang MLM yang kualitasnya bahkan jauh di atas barang 
yang saya beli.
harap dalam memandang sesuatu itu didasari dengan survey yang akurat dan atas 
pengakuan banyak orang.
jika Anda hanya memandang sesuatu dari luarnya saja dan atas opini Anda 
sendiri, maka Anda tidak akan pernah mengetahui potensi barang yang sudah Anda 
"cap" tersebut.
saya rasa kalau harganya memang mahal, apakah Anda bisa membuat barang yang 
sama sendiri dan membuat harganya jauh lebih murah? 
saya rasa perusahaan besar juga sudah mempertimbangkan semua aspek tersebut, 
tinggal sekarang kita mau atau tidak memakai produk tersebut. bukan lantas kita 
memandang sisi buruknya saja kalau tidak mau dengan produknya. MLM lebih banyak 
manfaaatnya daripada mudharatnya, benar tidak?
jadi, apa ruginya... 


----- Pesan Asli ----
Dari: hartojo gondomulia <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: bicara@yahoogroups.com
Terkirim: Sabtu, 5 Januari, 2008 1:09:59
Topik: Re: [Bicara] Si Buruk Rupa Itu Bernama MLM!

Saya setuju 100% mengenai manfaat dari MLM sebagaimana yg disampaikan Bpk 
Dadang Kadarusman, namun kelihatannya Bpk Dadang lupa menyampaikan sisi 
keburukannya, sehingga pembaca dapat memberikan justifikasi secara adil 
terhadap suatu produk MLM yang ditawarkan kepadanya.

Saya sih bukan ahli marketing / sales, namun saya mencoba membahas sisi gelap 
dari MLM seperti di bawah ini:
Kalau yang dicontohkan oleh Bpk Dadang bahwa si A membeli barang dari Tanah 
Abang / Harco Glodok / Lindeteves / Pasar Pagi, dll dengan discount 30%, memang 
para pedagang pusat grosir spt Tanah Abang / Harco / Lindeteves / Pasar Pagi, 
dll merupakan pedagang yg sudah kawakan, shg mereka harga yg diberikan oleh 
mereka sudah merupakan BEST PRICE for the VALUE. Namun, harga produk yg 
ditawarkan oleh MLM bukan best price for the value, karena HARGANYA TERLALU 
TINGGI DIBANDINGKAN MANFAAT / KUALITASNYA. Memang para pengusaha MLM sengaja 
men-design harga overpriced tersebut agar dapat memberikan kontribusi yg cukup 
lumayan kepada setiap member ( direct maupun indirect ) agar para member 
termotivasi utk menjualkan produknya & mencari member baru. Akan tetapi menurut 
pandangan saya, kebijakan menetapkan harga yang OVERPRICED tsb TIDAK BIJAK, 
karena konsumen akhirnya akan menyadari bahwa mereka DITIPU ( BACA : membeli 
barang dengan harga kemahalan ). Akan tetapi
 para pengusaha MLM tidak berani menetapkan harga suatu produk dengan harga yg 
pantas, karena mereka kuatir akan susah mendapatkan member, khususnya member 
iseng2 ( ibu rumah tangga, karyawan kantor, dll yg tidak mengerti sistem 
perdagangan yg baik, yakni mengejar kuantitas penjualan dengan profit margin 
kecil JAUH LEBIH BAIK daripada memperoleh menjual sedikit / amat sedikit dengan 
profit margin besar ), shg kenaikan penjualan mereka tidak mungkin menjadi 
deret ukur, namun hanya berupa deret hitung ( slow but sure ) & menjadi tidak 
ada bedanya dengan perdagangan secara tradisional, bahkan bisa kalah, karena 
induk usaha produk dari perdagangan tradisional menggunakan promosi yg canggih 
melalui berbagai media.

Demikian, semoga bermanfaat & apabila tidak berkenan anggap saja tulisan ini 
TIDAK PERNAH ADA.




Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. 



      ________________________________________________________ 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Reply via email to