Kepada Para Moderator, bila berkenan mohon izin di posting ya.. Terima kasih
banyak J

 

Selamat subuh semuanya, pada saat posting ini saya buat, jam menunjukan
pukul 2:29 WIB.

 

Perlu sebuah alasan yang kuat bagi saya untuk tidak istirahat pukul begini
dan memilih segera menulis posting. Biasanya paling telat pukul 01:00 WIB
saya sudah mulai menulis. Kali ini, jauh lebih penting. Semoga anda berkenan
melanjutkan membaca.

 

Semalam saya bertemu beberapa rekan untuk membahas beberapa urusan pekerjaan
di Burger King Thamrin, kami dapat meja di luar (outdoor). Kira - kira pukul
12:00WIB, dua orang rekan kami undur diri. Sisa tiga orang termasuk saya.
Kami melanjutkan membahas pekerjaan kami, tiada usai kami berdebat ini itu,
pokoknya membahas mengenai bagimana mendapatkan pemasukan (uang) secara
continue. Lagi seru-serunya, datanglah seorang bapak bersama istri dan
anaknya yang kami bertiga tidak kenal.. dan inilah awal cerita tersebut yang
MENGHARUSKAN saya segera memposting ini, dan dapat anda baca dan tindak
lanjuti sesegera mungkin.

 

Perkenalkan, sang bapak adalah mantan atlit senam artistik untuk Indonesia,
dan sang istri adalah mantan atlit senam ritmik Nasional. Rupanya profesilah
yang mempertemukan mereka dan melahirkan dua orang putri yang menggemaskan,
namun malam ini, hanya yang paling kecil yang bersama mereka.. Yang tertua
sedang sakit rupanya.. Dari cerita mereka berdua, sang kakak sakit semacam
alergi.

 

Bagaimana caranya saya bisa tahu anaknya ada yang sakit dan mereka mantan
atlit? Karena mereka memohon (meminta-minta) bantuan kami bertiga disana
seperti yang dapat anda saksikan di Jakarta pada umumnya. Awalnya saya
menolak dengan halus, setelah menyempatkan membuka telinga sedikit, saya
menangkap ada yang salah bila saya abaikan mereka. Setelah mendengar sekilas
info mengenai jati diri mereka, saya dan rekan bagai terhempas seketika dari
dunia. Mereka atlit Indonesia Bung, pembawa Panji NKRI di bidang olahraga.
Awalnya saya ragu, benarkah mereka (mantan) atlit? Saat mereka tunjukan foto
"kejayaan" masa lalu mereka, maka yakinlah mereka adalah bunga bangsa ini
yang telah dicampakan negara!

 

Berikut adalah daftar prestasi mereka.

Sang suami;

1.       PON 89                                                2 EMAS, 2
PERAK, 2 PERUNGGU

2.      PON 93                                                3 EMAS, 2
PERAK

3.      PON 96                                                3 EMAS, 2
PERAK

4.      SEA GAMES 87                                1 PERAK (JAKARTA)

5.       SEA GAMES 89                                1 PERAK (MALAYSIA)

6.      SEA GAMES 91                                 1 PERAK (MANILA)

7.       SEA GAMES 93                                1 PERAK (SINGAPORE)

8.      SEA GAMES 95                                 1 PERAK (CHIIANG MAI)

9.      SEA GAMES 97                                 1 PERAK (JAKARTA)

10.   UNIVERSIADE BAFFALO               RANGKING 54

11.    UNIVERSIDAE FUKUOKA              RANGKING 54

 

Sang istri;

1.       PON 93                                                2 EMAS, 1
PERAK

2.      PON 96                                                1 EMAS, 1
PERAK, 1 PERUNGGU

3.      SEA GAMES 91                                 1 PERUNGGU

4.      SEA GAMES 93                                1 PERUNGGU

5.       SEA GAMES 95                                 1 PERUNGGU

6.      OCEANIA 95

 

Sungguh terlalu Negara ini, walau mereka "kurang banyak" memyumbang emas
atau tidak berasal dari cabang olahraga favorit, mengapa mereka harus
dicampakan Negara setelah diberi janji janji manis? Masih kolonialkah kita?
Mana ucapan si pejabat-pejabat sewaktu melepas mereka untuk "bertarung" demi
Negara mereka, INDONESIA?

 

Surat terbuka ini saya sampaikan mewakili kedua mantan atlit tersebut,
bahkan mereka tidak meminta saya melakukan ini, tapi ini adalah panggilan
saya dan rekan, karena kami bukan pejabat yang asal ucap!

 

Berikut petikan (mungkin kurang sempurna bila merunut pada waktu itu) dari
ucapan para PEJABAT PEMDA sewaktu itu, adapun mereka lupa siapa nama yang
menyebutkan hal ini kepada mereka dan rekan.

 

"Kalau sudah selesai jadi atlit akan dikasih pekerjaan atau jadi pelatih
nasional". 

 

Tapi pada kenyataannya mereka malah hidup tidak memadai dan sekarang sang
suami menghidupi keluarganya dengan berprofesi sebagai tukang ojek. Inikah
penghargaan sebuah Negara kepada abdi mereka? apa karena mereka (sekali
lagi) tidak berasal dari cabang favorit? Kalau begitu, mari, ramai-ramai
suruh atlit kita jadi pebulutangkis saja, yan di elu-elu'kan masyarakat, di
sponsor'in Rokok Ternama, selalu diliput televisi korporasi di Indonesia dan
bisa jadi menantu pejabat Negara!

 

Sang suami bertutur, "dulu setiap mau berangkat kejuaraan (daerah maupun
internasional) para petinggi KONI selalu menyempatkan member wejangan khas
mereka yang intinya uber target". Bahkan yang saya makin miris, si pejabat
ini selalu mencium kening para calon pendulang emas perak dan perunggu di
kancah olahraga ini. Sungguh mengharukan ya perilaku manis pejabat KONI
kita?! Hehehehe. saya sampai muak mendengarnya!

 

Pernah kata sang suami dia berkunjung ke bapak ketua KONI untuk,
isitilahnya, meminta realisasi janji - janji manis para PEJABAT PEMDA
terdahulu, atau sekedar bantuan kepastian hidup, lha malah di jawab "Waduh,
kalau semua atlit seperti kamu saya bisa gempor donk?!". Wah, "manis" sekali
ya ucapan si pejabat itu. Akh, saya ngga perlu lah sebut2 nama, malah nambah
buruk keadaan. Paling beliau juga cuek2 aja kalaupun baca surat ini.

 

Akhirnya, kami membikin sebuah perjanjian dengan suami istri tersebut. Kami
bantu pengobatan anak mereka sebisa kami malam ini, tapi mereka harus
kembali menghubungi kami besok. Kami ingin mereka dapat diberi jalan menuju
kehidupan nmandiri. Saya dan rekan ingin memohon bantuan anda sekalian untuk
membuka jalan bagi kehidupan yang lebih layak bagi mereka. Perlu anda tahu,
Negara sudah tidak peduli terhadap mereka, dan hebatnya bukan mereka saja
atlit yang dicampakan Negara, masih banyak mantan atlit yang tidak hidup
layak. Maka tak heran pula banyak veteran RI yang hidup tidak terhargai.

 

Bila anda saja juga sudah tidak peduli, saya ucapkan syukur Alhamdulillah,
berarti semakin banyak calon pintu amal bagi orang yang lain. Saya hanya
mengajak anda, tidak memaksa! Saya dan rekan ingin memberi mereka dalam
bentuk modal usaha untuk menuju hidup yang lebih layak. Kalau anda ingin
mempekerjakan mereka atau memberi donasi kepada mereka, silahkan bantu. Kami
akan hubungkan dengan mereka, namun baiknya bantuan dan donasi dalam bentuk
barang modal usaha, agar mereka lebih mandiri dan dapat membantu rekan2
atlit mereka yang lain.

 

Kepada Yang Kami Hormati Bapak Presiden S.B.Y. beserta Bapak wakil Presiden
J.K,

Kepada Yang Kami (coba) Hormati Bapak Ketua KONI PUSAT beserta para Bapak
Mantan ketua KONI PUSAT,

Kepada Yang juga Kami coba Hormati Bapak Gubernur DKI Jakarta beserta para
Bapak Mantan Gubernur DKI Jakarta,

Kepada Yang Kami juga masih mencoba untuk menghargai anda Bapak Menteri
Olahraga atau sejenisnya beserta para Bapak Mantan Menteri Olahraga dan
sejenisnya,

Kepada Yang sudah pasti kurang dapat kami hargai para Bapak Pejabat PEMDA
beserta mantan yang kebanyakan OM-DO,

 

"perkenankan kami memohon perhatian anda sebagai pemimpin kami atas nasib
"pejuang" negeri ini. Bila hanya kami bertiga, hasilnya akan kurang
maksimal, Pak".

 

Saudara'ku, bila para pemimpin kita sedang teramat sangat super sibuk tak
terhingga, mari kita rapatkan barisan, bantu "pejuang" bangsa kita yang
terlupakan oleh waktu. Bila anda semua Nampak cukup sibuk, ya sudah,
do'a-kan saja kami bertiga berhasil menyelamatkan bunga bangsa yang terbuang
itu. Bila ingin benar2 mebantu, silahkan hubungi via e-mail saya terlebih
dahulu.

 

SALAM OLAHRAGA!

 

Regards,

 

Perdanawan P. Pane

[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke