Bebas Memilih Takdir

Apakah saat ini anda sudah merasa sukses? Bahagiakah dengan kehidupan  
anda saat ini? Sudah tercapaikah semua yang anda impikan?Kira-kira  
kehidupan seperti apa yang ingin anda jalani? Bagaimana beranjak dari  
keadaan saat ini menuju keadaan Anda yang lebih baik? Apa saja yang  
harus anda perbuat untuk untuk memperbaiki kehidupan Anda sekarang?
Sejumlah pertanyaan ini menunggu untuk kita renungkan bersama.  
Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi kunci dalam mengembangkan dan  
memaknai kembali hidup kita. Cobalah kita renungkan dengan mendalam  
apa saja yang sudah kita lewati dan terlewatkan oleh kita.

Sebenarnya apa yang kita harapkan di dunia ini? Apakah harta,  
kekuasaan atau jabatan? Cobalah tanya pada hati kita masing-masing.  
Adakah dengan harta hidup kita pasti tenang dan tentram? Sekiranya  
kita diberi jabatan dan kekuasaan, apakah menjadi jaminan kita bisa  
hidup dengan tenang?

Sekiranya boleh memberikan benang merah, apakah itu harta, kekayaan,  
kekuasaan jabatan semuanya tidak akan memberikan ketenangan hidup,  
kecuali kita bisa merasakan manfaat dan bahagia atas itu semua.

Selama kita beraktifitas sepanjang hari, kita bertemu dengan beragam  
tipikal manusia, ada orang kaya pemilik perusahaan-perusahaan besar,  
profesional yang sangat rapi dan berdasi, namun tidak sedikit dari  
saudara-saudara kita yang ternyata kurang beruntung secara finansial  
harus menjadi pengemis, pengangguran, atau bahkan melakukan tindak  
kriminal.

Kita juga sering mendengarkan atau membaca kisah sukses yang  
mengagumkan dari orang-orang seperti Bill Gates yang sukses dengan  
microsoftnya dan begitu juga Colonel Sanders dengan KFCnya, Ray Kroc  
dengan McDonaldnya.

Sebenarnya apakah yang membedakan mereka mereka yang sukses dan kaya  
dengan kita? Apakah mereka memang memilih untuk sukses atau memang  
sudah dilahirkan dalam keadaan kaya dan sukses?

Sebelumnya, pernahkah terpikir bahwa rasul dan para sahabat Nabi dan  
imam besar di waktu itu adalah orang yang sukses dan kaya raya. Pada  
usia yang relatif muda, Muhammad SAW dengan berbekal 22 ekor unta muda  
sebagai mas kawin pada saat meminang Khadijah untuk sebagai istrinya.  
Bayangkan betapa suksesnya bisnis beliau di usia 25 tahun. Kesuksesan  
Muhammad SAW tidak saja diakui dikalangan muslim saja, bahkan dunia  
mencatat keberhasilannya di segala bidang. Sebuah paduan kesuksesan  
dalam hal intelektualitas, religius dan militer secara bersamaan.  
Tidak ada seorang pun yang meragukannya.

Professor Jules Masserman, berpendapat bahwa Pasteur dan Salk adalah  
pemimpin dalam satu hal (intelektualitas-pen). Gandhi dan Konfusius  
pada hal lain serta Alexander, Caesar dan Hitler mungkin pemimpin pada  
kategori kedua dan ketiga (reliji dan militer-pen.).Jesus dan Buddha  
mungkin hanya pada kategori kedua. Mungkin pemimpin terbesar sepanjang  
masa adalah Muhammad, yang sukses pada ketiga kategori sekaligus.

Bahkan karena kesuksesannya tersebut Beliau dinobatkan sebagai  
Pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah kehidupan oleh Michael H  
Hart dalam bukunya The 100: A Ranking of The Most Influential Person  
in History.
Michael Hart berkata :
"Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin  
mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses  
baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33).

Seorang ahli sejarah Lamar tine, dalam Histori de la Turquie  
menyatakan "Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung.  
Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu  
atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran  
orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu  
banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya  
hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran  
kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi  
ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.
Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad SAW telah begitu tinggi  
menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam  
sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan  
pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan  
dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu  
terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para  
pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya.
Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral,  
administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami  
yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang - semua menjadi satu.  
Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya  
dalam setiap aspek kehidupan tersebut - hanya dengan kepribadian  
seperti dialah keagungan seperti ini dapat diraih."

Pernahkah kita berpikir untuk mengikuti jejak beliau? Menjadikannya  
sebagi idola atau tokoh favorit untuk menjadi suri teladan kita dalam  
hidup ini?
Jika suatu saat anda harus mengungsi di suatu daerah yang sama sekali  
anda tidak kenal, tanpa uang sepeserpun di tangan. Kemudian datanglah  
seorang konglomerat lokal menawarkan separuh dari asetnya buat anda.  
Kira-kira apakah akan anda terima sebagai wujud syukur atas rejeki  
dari Allah atau akan ada tolak karena waktu datang pertama kali sudah  
bertekad bulat ingin merintis usaha sendiri? Apakah kira-kira dengan  
cara begitu Anda akan sukses?
Berabad-abad yang lalu kejadian ini pernah terjadi pada salah seorang  
sahabat Nabi Muhammad SAW. Siapa yang tak kenal dengan Abdurrahman bin  
Auf. Dikisahkan bahwa beliau adalah seorang entrepreneur sukses yang  
memiliki kecakapan dan insting berbisnis yang luar biasa. Saking  
jagonya dia berbisnis hingga dikatakan bahwa hartalah yang datang  
menghampiri mereka. Hal ini seperti perkataan abdurrahman Bin Auf yang  
berbunyi :"Saya tidak mengangkat batu, kecuali dibawahnya ada emas dan  
perak"

Beliau adalah tokoh populer sebagai sosok sahabat Rasulullah SAW yang  
terkenal dengan kemandiriannya dalam berbisnis.
Ketika hijrah ke Madinah, Abdurrahman Bin Auf dipersaudarakan dengan  
Sa'ad Bin Rabi' Al Anshori, salah seorang kaya yang pemurah di  
Madinah. Pada saat itu Abdurrahman bin Auf sudah tidak memiliki  
apa-apa lagi. Suatu ketika Sa'd menawarkan hartanya akan dibagi dua,  
namun Abdurrahman menolak. Ia hanya minta ditunjukkan jalan ke pasar.  
Dan disanalah ia mulai berdagang mentega dan keju. Dalam waktu tidak  
berapa lama, dengan kecakapannya berdagang ia telah mendapatkan  
kekayaannya kembali. Bahkan hingga memiliki kafilah-kafilah yang pergi  
dan pulang membawa perdagangan. Selain Abdurrahman, dari kaum  
Muhajirin banyak juga yang telah melakukan hal yang sama. Sebenarnya  
karena kepandaian orang-orang Mekah itu dalam bidang perdagangan  
sampai ada orang yang mengatakan : dengan perdagangannya itu ia dapat  
mengubah pasir sahara menjadi emas.

Kunci sukses Abdurrahman adalah selalu berada di empat tempat. Di  
masjid untuk melakukan ibadah kepada Tuhan-Nya, di pasar untuk  
berbisnis, kemudian di rumah bersama keluarganya dan di medan perang.  
Seusai perang Badar, ia aktif kembali mengelola bisnisnya yang kian  
besar.
Sebenarnya apa yang membedakannya dengan kita? Apakah sukses itu  
dipilih dan diraih ataukah beliau memang dilahirkan untuk sukses?

Contoh lain yang mungkin banyak kita tidak tahu adalah Konon Imam Abu  
Hanifah, selain sebagai imam mahdzab yang faqih dalam agama adalah  
seorang entrepreneur yang sukses. Abu Hanifah mengawali aktifitas  
entrepreneurnya dengan berjualan roti di pasar sampai pada akhirnya  
memiliki jasa keuangan

Dengan kepandaiannya, beliau mendedikasikan dirinya untuk mengajarkan  
islam kepada semua kalangan. Dan dengan bisnisnya yang luar biasa  
besarnya itu, beliau juga bisa memberikan beasiswa kepada seluruh  
murid-muridnya bahkan sampai keluar negeri dengan biaya penuh  
darinya.Dan jangan ditanya, assetnya pada saat itu jika dikurskan  
dengan nilai sekarang mencapai 1.7 trilliun.

Bagaimana beliau bisa sedemikian sukses? Apakah memang telah  
direncanakan Tuhan dari saat beliau dilahirkan ataukah sukses  
merupakan jalan yang dipilihnya? Sebenarnya apa yang membedakannya  
dengan kita? Apakah sukses itu dipilih dan diraih ataukah beliau  
memang dilahirkan untuk sukses?

Dalam era kekinian, pernahkah anda mendengar nama Muhammad Yunus  
dengan Grameen Bank? Beliau adalah pemenang Nobel Perdamaian 2006 atas  
usahanya yang tidak mengenal lelah mengentaskan kemiskinan di  
Bangladesh dengan mendirikan Grameen Bank, bank khusus untuk dan milik  
orang miskin.

Beliau awalnya hanyalah seorang professor di Fakultas Ekonomi  
Chittagong, yang sangat tersentuh hatinya tatkala melihat kenyataan  
hidup diluar. ketika Bangladesh terkena bencana kelaparan. Ia sangat  
terkejut menemui kenyataan bahwa keluarga miskin di sekitar kampusnya  
sebetulnya hanya butuh bantuan uang sangat sedikit untuk dapat  
mengubah hidup mereka. Ketika beliau memutuskan untuk membantu para  
ibu yang miskin tersebut dengan meminjaminya uang untuk modal kerja.  
Tak kurang dari 42 orang senasib berhasil dikumpulkan dengan jumlah  
pinjaman kurang dari US$27! oleh Muhammad Yunus. "Ya, Tuhan! Ya Tuhan!  
Seluruh derita semua keluarga itu hanya karena tidak ada uang dua  
puluh tujuh dollar!" serunya dalam hati. Malamnya ia tidak bisa tidur  
karena merasa muak dengan dirinya sendiri. Ia sangat shock menemui  
kenyataan betapa ia mengajarkan teori-teori indah tentang ekonomi dan  
bicara tentang uang ratusan juta dollar sementara di luar kampusnya ia  
menemui orang-orang yang begitu miskinnya karena terjerat oleh  
rentenir. Beliau kemudian memutuskan untuk mendirikan Grameen Bank,  
Bank for the Poor, untuk membantu para orang miskin tersebut.

Tanpa rasa ketakutan bahwa orang miskin yang diberi pinjaman tersebut  
akan mengemplang layaknya "bos-bos penggelap dana BLBI" grameen bank  
terus berkembang hingga Pada tahun 2006 , tiga puluh tahun setelah  
menapakkan langkah pertamanya di Jobra, Dhaka, Bangladesh, Grameen  
Bank telah menjadi bank independen dengan 1.181 cabang yang bekerja di  
42.127 desa dengan staf sebanyak 11.777 orang. Grameen Bank kini telah  
melesat dan merambah ke berbagai sektor. Kini ada Grameen Phone dan  
Grameen Telecom, jaringan seluler nasional dengan 850.000 pelanggan  
dimana 24.000 adalah ponsel desa yang dioperasikan oleh ‘ibu-ibu  
ponsel'. Padahal tahun 1997 di seluruh Bangladesh, yang memiliki  
populasi sebear 120 juta, baru ada 97.000 SST sehingga memiliki ponsel  
adalah kemewahan luar biasa saat itu.

Sebenarnya apakah yang membedakan mereka- mereka yang sukses dengan  
kita? Apakah mereka memang memilih untuk sukses atau memang sudah  
dilahirkan dalam keadaan kaya dan sukses?

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Namun  
apakah kita semua menyadarinya dan dengan penuh kesadaran dan  
bertindak dengan tepat?. Jika kita diciptakan dengan begitu  
sempurnanya, kenapa ada yang sukses, ada yang gagal, ada yang miskin  
ada yang kaya dan ada pula yang menyerah ditengah jalan.
Jadi sebenarnya apakah manusia diberi kebebasan memilih atau hanya  
menjalankan peran yang diberikan? Adakah kemungkinan diberi kesempatan  
mengubah peran tersebut di tengah jalan atau sekedar mengalir laksana  
air?

Mulailah bertanya pada diri sendiri ; Apakah kita merasa dipaksa oleh  
seseorang atau sesuatu untuk memilih pekerjaan yang saat ini kita  
geluti , apakah kita memilih pasangan hidup yang kita inginkan? dan  
berbagai pertanyaan serupa lainnya. Dari sini akan tampak jelas  
jawaban tentang apakah kita memang benar-benar bebas memilih atau  
sudah ditentukan?.
Mari kita telaah kembali Firman Allah,
"Artinya : Maka barangsiapa menghendaki, maka dia mengambil jalan  
menuju Rabb-Nya"
[An-Naba : 39]
Dan firman Allah.
"Artinya : Sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki dunia dan  
sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki akhirat"
[Ali-Imran : 152]
Dan firman Allah.
"Artinya : Barangsiapa menghendaki akhirat dan menempuh jalan  
kepadanya dan dia beriman, maka semua perbuatannya disyukuri  
(diterima)". [Al-Isra' : 19]
Dengan kita berkehendak dan menentukan pilihan, maka sebenarnya kita  
telah ikut andil dalam proses perencanaan terhadap pencapaian pilihan  
tersebut oleh kekuatan yang lebih besar.
Saat kita memilih dan berencana pada hakikatnya kita telah mengetuk  
salah satu pintu dari banyak pintu yang tersedia. Dan hanya Allahlah  
pemilik segala pintu, dan dengan kuasa-Nyalah pintu tersebut akan  
terbuka.

Kebetulan itu tidak ada di dunia ini, semuanya telah terencana dengan  
sempurna, hanya saja apakah kita mampu menangkap pilihan yang tepat  
atau tidak.

Sesungguhnya segala perbuatan dan tindakan yang kita lakukan dengan akal sehat
merupakan hasil dari kebebasan memilih

Mulai saat ini yakinlah bahwa semua yang membutuhkan peranan  
akal/pikiran sehat adalah pilihan. Begitu juga dengan hidup, hidup  
seperti apa yang ingin kita ciptakan merupakan pilihan kita  
masing-masing. Tantangan terbesar bagi kita adalah bagaimana memilih  
peran, tujuan yang tepat dengan segala apa yang kita punya.

Jangan pernah lupa bahwa kita diberikan modal paling lengkap dibanding  
makhluk lainnya.Bayangkanlah seekor cacing dalam mengarungi hidup,  
tanpa tangan dan kaki dia tetap sanggup bertahan hidup. Tidak pernah  
kita mendengar ada cacing yang "menyerah" kepada kehidupan. Bahkan  
saat cacing kita tangkap untuk umpan memancing ikan, sampai titik  
darah penghabisan dia berusaha melarikan diri dan bertahan hidup.

Atau belajarlah dari induk burung. Dengan segala susah payah dia  
mencari makanan untuk anak-anaknya dalam sangkar. Jikapun dia belum  
mendapatkan makanan, dengan perut keroncongan dia tetap bersemangat  
berusaha mencari makanan untuk kelangsungan hidup anak-anaknya. Tidak  
pernah kita dengar sebuah burung "bunuh diri" dengan menjatuhkan diri  
ke tebing yang curam. Bayangkan.

Jika kita berpikir kita bisa, maka kita telah memilih untuk bisa  
mengerjakannya. Pada saat kita merencanakan sesuatu maka sebenarnya  
kita telah mengambil keputusan untuk berhasil meraihnya. Disaat kita  
menginginkan sesuatu sebenarnya kita telah memilihnya untuk kita miliki.
Sadarilah mulai saat ini, sukses adalah pilihan dan hak setiap orang.  
Bahkan sukses adalah default setting atas penciptaan kita. Saya, Anda,  
atau siapa pun dia memiliki hak yang sama untuk meraih kesuksesan.

Bahkan setiap orang memiliki kesempatan dan peluang yang sama. Setiap  
orang tanpa terkecuali diberi waktu 24 jam dalam sehari untuk  
mewujudkan segala cita-cita dan harapannya. Selain waktu, Tuhan juga  
memberi bekal yang sangat komplit untuk meraih kesuksesan, kita diberi  
akal pikiran dimana dengannya kita berpikir dan menganalisa masalah  
serta belajar dari setiap kejadian.

Kita dibekali oleh hati dan perasaan untuk membedakan mana yang benar  
dan salah, kita diberkati dengan keluarga yang selalu mendukung dan  
mendoakan serta tentunya ridla dari penguasa alam semesta Allah SWT.
Jika sudah demikian adanya, kenapa kita takut gagal. Kita seharusnya  
sukses dengan modal selengkap itu melebihi kesuksesan makhluk yang lain.
Sukses tidak hanya tercapainya suatu target, lebih dari perkembangan  
menuju tingkat yang lebih baik dari hari sebelumnya. Anda pun bisa  
menjadi lebih sukses, lebih sejahtera, dan lebih bahagia karenanya.

Engkau berpikir tentang dirimu sebagai seonggok materi semata, padahal  
di dalam dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas. (Imam Ali bin Abi  
Thalib)


(diambil dari buku Muhammad's Hidden Treasure : 8 Rahasia menuju  
sukses tanpa batas)

Salam
Ahmad Arwani
www.suksestanpabatas.com

Reply via email to