Menjadi Manusia Baru Di Tahun Baru

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

The party is over. Pesta tahun baru sudah selesai. Pertanyaannya 
sekarang adalah; setelah semua kemeriahan itu, apa yang tersisa untuk 
menjadi bekal kita menjalani hari demi hari ditahun yang baru ini? 
Dan ngomong-ngomong, adakah hal esensial baru yang sungguh-sungguh 
kita miliki sehingga kita layak mengelu-elukan tahun baru itu? Jika 
kita masih menjadi pribadi yang tidak ada bedanya dengan tahun lalu, 
maka perayaan tahun baru tidak lebih dari sekedar euforia belaka. 
Sebab, hanya mereka yang berhasil menjadi manusia baru saja yang 
patut mengklaim kemeriahan tahun baru itu. Menjadi manusia barukah 
kita, atau sekedar terhanyut oleh kemeriahan semu belaka?

Dikampung saya dulu, ular merupakan binatang yang mudah ditemui. 
Tentu ada ular yang berbisa. Ada juga yang tidak berbisa. Ada ular 
pohon. Ular tanah. Dan juga ular air. Tetapi, dari perbedaan-
perbedaan yang dimiliki oleh para ular itu, mereka memiliki satu 
kesamaan. Anda tahu persamaan diantara mereka itu? Tepat sekali, 
mereka para ular mengganti kulitnya setiap periode waktu tertentu. 
Dan disaat menjelang pergantian kulit itu, para ular pergi ketempat-
tempat sunyi. Lalu disana mereka merenung, meninggalkan segala 
kenikmatan. Mereka tidak melakukan aktivitas lain selain berdiam 
diri, bagaikan para pertapa yang sedang bermeditasi.

Ketika mereka selesai bermeditasi itulah bagian epidermis dari kulit-
kulitnya terkelupas, sedangkan bagian dermis didalam tubuhnya naik 
kepermukan menjadi epidermis yang baru. Mengapa ular mengganti kulit? 
Ilmu pengetahuan menjelaskan bahwa salah satu fungsi pergantian kulit 
bagi ular adalah demi mengakomodasi kebutuhan tubuhnya untuk tumbuh 
membesar. Jadi, ular yang berganti kulit itu tengah tumbuh untuk 
menjadi ular yang lebih besar, dan lebih matang. Ini berarti bahwa 
ular 'merencanakan' sesuatu untuk proses pertumbuhannya selama satu 
periode kedepan hingga tiba saatnya bagi dia untuk kembali berganti 
kulit.

Pertanda apakah gerangan ini bagi kita? Ini adalah isyarat yang 
menjelaskan bahwa pergantian tahun tiada lain adalah saat dimana kita 
selayaknya merenung dan merencanakan sesuatu untuk proses pertumbuhan 
selama satu periode kedepan hingga tiba saatnya bagi kita untuk 
kembali berganti tahun.

Ular tidak sekedar berganti kulit. Melainkan berganti kapasitas diri. 
Sebab, setiap periode pergantian kulit merupakan tanda atas 'kenaikan 
tingkat' bagi dirinya. Oleh karena itu, setiap ular yang berganti 
kulit, pastilah menapaki tingkatan hidup yang lebih tinggi dari 
sebelumnya. Apakah kita para manusia juga demikian? Dengan kata lain; 
adakah setiap pergantian tahun yang selalu kita elu-elukan itu 
menjadi tanda atas 'kenaikan tingkat' bagi kita?

Salah satu bukti dari kenaikan tingkat terlihat dari seberapa besar 
bobot 'hal baru' yang kita lakukan. Jika kita mengaku naik tingkat, 
namun semua yang kita lakukan tidak ada bedanya dengan apa yang 
dilakukan tahun lalu; maka kita patut mempertanyakan klaim itu. Tidak 
ada kenaikan tingkat, tanpa sikap yang baru. Jadi, tahun baru tidak 
berarti apa-apa bagi kita selain terbuangnya nilai waktu. Lalu, apa 
yang kita rayakan waktu itu? Jika ditahun yang baru ini, perilaku 
kita, sikap dan tindak tanduk kita tidak lebih baik dibandingkan 
tahun lalu; maka itu berarti bahwa kita telah keliru memaknai tahun 
baru.

Seperti sang ular yang berganti kulit demi pertumbuhan dirinya, maka 
seyogyanya tahun baru menjadi saat dimana kita memperbaharui segenap 
tekad dan komitmen penuh untuk menjadi manusia baru yang labih baik. 
Mengapa mesti begitu? Karena kita selalu meminta agar Tuhan 
menjadikan tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Namun, jika kita 
tidak mengubah apapun dari kehidupan kita; bagaimana mungkin kita 
mendapatkan hasil yang berbeda?

Memang, kadang-kadang kita juga meniru ular merencanakan sesuatu 
untuk dicapai ditahun yang baru ini. Kemudian kita menyebutnya 
sebagai resolusi. Keren, bukan?. Namun, meskipun setiap tahun kita 
membuat resolusi, tetapi kita tidak pernah berani mengevaluasi 
seberapa berhasil kita mewujudkan resolusi-resolusi itu? Sebaliknya, 
kita sering sok bertoleransi dengan kenyataan yang jauh melenceng 
dari resolusi yang kita buat berkali-kali. Ular tidak demikian. 
Sebab, sesaat setelah dia membuat komitmen untuk berganti kulit; dia 
secara sungguh-sungguh menjalani hidupnya. Dia menanggalkan dan 
meninggalkan kulitnya yang lama. Dan menjelma menjadi ular baru. 

Sungguh, seolah para ular hendak memberi contoh pada kita untuk 
menanggalkan 'baju-baju' lama kita. Yaitu, baju dalam bentuk perilaku-
perilaku lama kita yang tidak bisa menunjang proses pertumbuhan diri 
kita untuk menjadi manusia yang lebih baik. Dengan kata lain, kita 
diajak sang ular untuk menanggalkan setiap elemen buruk didalam diri 
kita; agar kita bisa menjadi manusia baru, ditahun yang baru ini. 
Bisakah kita?

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://www.dadangkadarusman.com/ 
Business Administration & People Development 
Radio Talk Setiap Jumat: 06.30-08.00 di 103.4 FM Day Radio 

Catatan Kaki: 
Ada banyak perilaku buruk menempel didalam diri kita. Jika kita 
berhasil menanggalkan satu hal buruk saja setiap hari, maka kita bisa 
menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kehari. 


Kirim email ke