Kenapa hrs ga rela bro, kepemilikan saham oleh asing melalui IPO merupakan upaya negara untuk beradaptasi dgn globalisasi perekonomian dunia. Kepemilikan saham merupakan modal bersama bukan berarti secara fisik mereka memiliki hak untuk ikut campur menentukan kebijakan.
Jd istilah jual disini bukan dalam artian fisik, penentu kebijakan, pemilik infrastruktur dll. jual saham hanya merupakan sarana optimalisasi sebuah perusahaan komersial. statusnya tetap saja milik Negara, penentu kebijakan dan pembuat program serta pemilik sesungguhnya tetap saja org indonesia sendiri. Kalo mereka pada akhirnya menikmati keuntungan, sy rasa hal itu wajar dalam bisnis. bahkan andapun bisa punya saham nasdaq, dow jones, dll. Bersikap idealis boleh2 aj bro tp jg realistis dong, sama seperti program AFTA yg banyak mengalami penolakan sy rasa ga ada yg perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Waspada mungkin perlu tp jgn krn hal tsb kt jd provokator, membuat massa panic thd hal-hal yg sebenarnya ga ada. privatisasi melalui IPO tdk sama dgn dijual, saat ini BUMN kalah bersaing dgn swasta yg bergerak di bidang yg sama. Karena meskipun namanya perusahaan BUMN, masyarakat justru tdk memiliki peran andil dalam pengelolaannya justru itulah penghambat sesungguhnya. Negara terpaksa memberikan subsidi terus menerus yang sumbernya adalah uang rakyat sendiri. Sedangkan kebijakan yg dihasilkan berputar dari internal perusahaan yg tidak memperoleh pengawasan efektif dari masyarakat. Melalui IPO paradigma lama diharapkan dapat berubah sehingga naik turunnya kinerja BUMN dpt terpantau dan dikoreksi langsung oleh mekanisme pasar. Akhir kata sy rela BUMN kita "dijual" apabila sesuai dengan jalur IPO, semoga opini sy yg awam ini memperoleh tanggapan positif. Dan sy belajar dari sejarah http://sejarawan.blogspot.com --- On Sat, 7/31/10, abe setiawan <setyawan_...@yahoo.com> wrote: From: abe setiawan <setyawan_...@yahoo.com> Subject: #BC @ Tahun 2010, 36 BUMN SIAP 'DIJUAL' oleh pemerintahan SBY To: cik...@yahoogroups.com, bisnis_center@yahoogroups.com, forum_lingkarp...@yahoogroups.com, jamesgwe...@yahoogroups.com, keadilan4...@yahoogroups.com, hcs-...@yahoogroups.com, lapanpulu...@yahoogroups.com, psikologi_transforma...@yahoogroups.com, rumahi...@yahoogroups.com, ste...@yahoogroups.com, tarbawi_commun...@yahoogroups.com, zama...@yahoogroups.com, sastra-pembeba...@yahoogroups.com, temangg...@yahoogroups.com Date: Saturday, July 31, 2010, 3:34 AM Tahun 2010, 36 BUMN SIAP 'DIJUAL' oleh pemerintahan SBY Saat ini sebanyak 85 persen saham BUMN yang sudah melantai di bursa saham dikuasai oleh asing. Sekretaris Menteri Negara BUMN Muhammad Said Didu mengatakan, dengan kepemilikan asing yang besar itu, berarti pihak asinglah yang menikmati sebagian besar keuntungan BUMN yang sudah go public. Sejumlah BUMN besar yang dikuasai asing dan selalu membukukan keuntungan antara lain PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Semen Gresik Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk dan PT Bukit Asam Tbk. Tahun ini Pemerintah merencanakan menjual lagi 28 BUMN. Belum lagi dari sekitar 200 perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang produksi dan distribusi, sebanyak 70 persennya adalah perusahaan asing. Kekayaan alam Indonesia ternyata telah dirampok oleh negara-negara besar (asing) melalui berbagai kaki tangan dan antek-anteknya di Indonesia. Menurut mantan keuangan, Fuad Bawazier, fenomena itu bisa dilihat dari kepemilikan asing di sektor pertambangan, perindustrian, telekomunikasi, keuangan dan sektor-sektor vital seperti air minum. “Rakyatnya miskin, alamnya juga miskin, dibebani utang, aset-asetnya banyak dikuasai oleh asing,” katanya. BUMN yang diusulkan untuk diprivatisasi adalah PT Asuransi Jasa Indonesia, BTN, Jakarta Lloyd, Krakatau Steel, Industri Sandang, PTB Inti, Rukindo, Bahtera Adi Guna, PT Perkebunan Nusantara III, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Perkebunan Nusantara VII, dan Sarana Karya. Selain itu, Semen Batu Raya, Waskita Karya, Sucofindo, Surveyor Indonesia, Kawasan Berikat Nusantara, Kawasan Industri Medan, Kawasan Industri Makasar, Kawasan Industri Wijaya Kusuma, BNI Persero, Adhi Karya (direncanakan rights issue), Pembangunan Perumahan (melalui IPO), Kawasan Industri Surabaya, dan Rekayasa Industri (ada saham negara hampir 5 persen). PT Dirgantara Industri, Boma Vista, PTB Barata, PTB Inka, Dok Perkapalan Surabaya, Dok Perkapalan Koja Bahari, Biramaya Karya, Yodya Karya, Kimia Farma dan Indo Farma (keduanya mau merger), PT Kraft Aceh, dan Industri Kapal Indonesia. *************************************************** Kalau begitu. Dari sekian BUMN dikurangi (Penjualan tahun lalu + Penjualan 36 BUMN) = tinggal berapa? Relakah kita? tentu saja ada yang rela dan ada yang tidak, bukan? Anda bagaimana? [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]