@School=scola=scolae= waktu luang

The very beginning idea dari "pembelajaran" itu sendiri adalah 
mengisi "waktu luang" manusia sejenak dari "Sekolah Besar Kehidupan" 
Atau bahasa Mandarna "leisure devoted to learning" jadi ide awal 
dari sekolah itu adalah complementary dari "Sekolah Hidup" bukang 
mencuri hidup itu sendiri dari manusia (seperti yang terjadi di 
lembaga-lembaga pendidikan sekarang.

Hal-hal inilah yang memicu munculnya home schooling tersebut karena 
ceritanya para orang tua yang sadar tidak ingin hidup anaknya 
dicerabut dari "Sekolah Utama" = Hidup itu sendiri. 

Jadi ingat kalo saya baru ambil ijasahku 2 bulan lalu setelah 
sekiatn tahun lulus. Hehehe ceritanya saya mau liat apakah saya bisa 
mempertanggungjawabkan kepala dibanding kertas dengan ttd rektor 
tsb. Heran juga ini t4 tidak nanya2 apakah saya betul2 pernah lulus 
ato tidak. LOL.

@ Daeng Rusle:
Oh ya mengenai buku Sekolah itu Candu, mungkin daeng Rusle coba 
tanya2 ke alumni Latimojong, karena kemungkinan pengarangnya adalah 
alumni Latimojong juga yang kuliah di IKIP. 

@Kekerasan di sekolah:
1. Waktu SMP guru matematika selalu menghukum kita dengan "doti 
Bulukumbanya" dia cuman pegang2 tangan tapi terasa disetrum dari 
colokan!!!, pernah dia juga paksa kita untuk angkat kotak korek api 
yg sudah didoti dari meja, sumpah tidak bisa diangkat (mungkin ini 
bukan kekerasan tapi kehalusan secara ini melibatkan dunia halus 
hehe).
2. Waktu SMA (di SMA fave bedeng) saya dipukul dibelakang kepala 
dengan map hampir 20 cm tebalna cuman karena bilang iyo instead of 
iye' hehehehe kurang barangkali tabe'ku waktu itu.


Regards,

Baru pulang dari Parijs Van Java, ada pameran buku dan ketemu 2 buku 
(again ttg Sulsel):
1. Pelautkah Orang Selayar
2. Migrasi dan Orang Bugis.
Tapi belumpi dikasih keluar dari plasti'na secara masih cape' dari 
travel.
Mudah2an bisa share nanti kalo sudami dibaca.



Reply via email to