Kalo menurutku sebenarnya pengakuan akan gender ketiga, keempat bahkan
kelima ini seharusnya terjadi dihampir seluruh jazirah sulsel
mengingat bagaimana kuatnya hubungan antara kerajaan-kerajaan di
jazirah ini.

Meskipun terjadi persaingan dingin antara kerajaan-kerajaan besar
tetapi tatacara menjalankan upacara kenegaraan dan komponennya
seharusnya sama. Hal ini bisa ditelusuri dari sejarah bagaimana
kuatnya hubungan keluarga antar bangsawan dikerajaan2 di jazirah ini.

Seingat saya di Gowa sendiri yang bisa mencuci pusaka Kerajaan itu
adalah bissu. 

Oh ya setahu saya komunitas bissu dan calabai ini menurun drastis pada
jaman pemberontakan Kahhar Muzakkar karena mereka dianggap
penyelewengan terhadap ajaran Islam yang ingin ditegakkan oleh Kahhar,
sehingga banyak dari mereka yang dibinasakan.

Regards,



Reply via email to