http://www.tribun-timur.com/view.php?id=49384&jenis=Front

Ancam Perkosa, Sopir Petepete Todong Mahasiswi Unhas

Makassar, Tribun - Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi (Kosmik) Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas, Siti Rahma Nurtasbih,
menjadi korban percobaan pemerkosaan yang berujung dirampoknya
sejumlah barang Rara --sapaan akrab korban- saat menumpang di petepete
kampus 07 jurusan AP Pettarani-Kampus Unhas, Rabu (19/9) sekitar 21.00
wita.
Sopir, yang dibantu seorang temannya, mengancam memperkosa Rara, jika
barang- barang yang dibawanya tidak diserahkan.

Kejadian tersebut memicu puluhan mahasiswa kosmik Unhas melakukan
demonstrasi dan sweeping terhadap ratusan petepete 07 itu, di Terminal
Kampus Unhas, Jumat (21/9).
Kunci Inggris
Kejadian yang menimpa Rara berawal saat ia dan teman-temannya buka
puasa di salah satu rumah makan di sekitar Daya, Makassar.
Setelah buka puasa, sekitar pukul 20.00 wita, korban bersama temannya,
Ayu dan Isma menaiki petepete jurusan Daya-Makassar Mal.
Namun, karena tujuan ketiganya berbeda-beda, AP Pettarani dan
Cenderawasih, mereka turun di depan Perintis Kemerdekaan (PK) VIII
(depan perumahan dosen).
Rara naik petepete kampus jurusan AP Pettarani. Ayu sempat melihat
sopir berpotongan rambut panjang dan memakai topi.
Di atas petepete tersebut, ada seorang pria lagi yang duduk di samping
sopir. Pria berkepala plontos ini adalah teman sopir.
Saat di belokan Jl Abd Dg Sirua-Jl AP Pettarani, tiba-tiba teman sopir
itu loncat ke belakang dan menodong Rara memakai kunci Inggris. Ia
mengancam akan memperkosa korban jika berteriak.
Pria itu pun mencekik korban dan menidurkan korban, lalu menutup mulut
korban agar tidak berteriak.
Sambil mengancam, pria berwajah bulat itu menanyakan korban dari mana,
Rara menjawab seadanya.
Lalu pria itu bertanya kembali, "HP-mu ada berapa?" Korban yang
kebetulan menggenggam tempat ponsel yang berisi dua ponsel merek Nokia
dan uang sebesar Rp 130 ribu, menjawab ada dua.
Namun, Rara mengatakan, bahwa ponsel tersebut bukan miliknya, namun
akan dijualnya untuk biaya pengobatan ayahnya yang sedang sekarat di
RS Wahidin.
Karena mendengar orangtua korban sedang sekarat, pria itu mengatakan
berubah arah menuju RS Wahidin dan menutup mata korban.
Namun, di sekitar daerah remang-remang dan terpencil di sekitar daerah
Racing Center, mata korban dibuka dan mengancam korban.
"Ia menyuruh saya memilih barang saya tidak diambil tapi dia
memperkosa saya atau mereka mengambil barang saya, dia tidak akan
memperkosa saya," urainya.
Saat itu korban kaget dan tidak tahu mau berbuat apa. Ia memilih
dibunuh daripada diperkosa. "Saya ikhlaskan barang saya diambil dari
saya disentuh," lanjutnya.
Saat pria itu tetap mencoba memperkosanya, korban memberontak. Untung
saja ada sepeda motor lewat, namun lewatnya motor itu, korban dicekik
kembali dan menutup mulut korban.
Usai ponsel dan duitnya dirampas, Rara disuruh turun. Korban berpikir
ia hanya disuruh turun, sehingga berniat melihat pelat petepete itu,
namun ia justru didorong ke kanal yang kedalamannya mencapai dada
korban. Pelaku pun pergi
Korban yang mencoba mengumpulkan kekuatan berjalan menuju keramaian
dan meminta tolong kepada seorang laki-laki paruh baya untuk diantar
ke rumahnya.
Namun, karena melewati pos polisi, korban pun disuruh sebaikanya
melaporkan kejadian yang dialaminya.
Ciri Sopir
Kemarin, dibantu dengan satpam Unhas, sopir petepete, dan petugas
kepolisian dari Polsek Tamalanrea dan Polresta Makassar Timur,
rekan-rekan Rara memeriksa satu per satu petepete 07.
Mereka mencari ciri-ciri petepete dan sopir yang mencoba memperkosanya
sesuai identifikasi Rara.
Seluruh petepete 07 baik yang sesuai ciri-ciri maupun tidak dicatat
pihak kepolisian, untuk mengantisipasi petepete yang tidak beroperasi
kemarin, sehingga dicurigai.
Ciri-ciri petepete yang berusaha diidentifikasi korban adalah petepete
itu masih tebilang baru.
Warna jok tempat duduk berwarna hitam dan terpasang speaker di bawah
tempat duduk.
Sedangkan ciri-ciri pelaku yang diingat oleh korban, rambut yang
satunya berpotongan panjang dan yang satunya berpotongan plontos,
berbibir besar, dan berwajah bulat. Keduanya memakai topi saat
melakukan aksinya.
Masih Dikejar
Kepala Polsekta Tamalanrea, Makassar, AKP Rosmina, mengatakan,
pihaknya masih melakukan upaya pengejaran terhadap pria yang dicurigai
dengan ciri-ciri tersebut.
"Saat ini kami mencurigai pria yang bernama Mansyur yang tinggal di
daerah Pelita Raya. Pria itu hampir mirip dengan yang disebutkan
korban," jelas Rosmina.
Hingga pukul 12.00 wita, ada dua petepete berpelat DD 1686 U dan DD
1916 C dibawa ke Polsekta Tamalanrea.
Petepete berpelat DD 1686 U memiliki ciri-ciri yang hampir sama yang
disebutkan pelaku, sedangkan petepete berpelat DD 1916 C, sopirnya
memiliki hubungan keluarga dengan pelaku, Mansyur.
Sekitar pukul 13.00 wita, Mansyur dijemput dan dibawa oleh pihak
kepolisian ke Polsekta Tamalanrea.
Rara dan temannya Ayu juga dijemput untuk melakukan identifikasi
terhadap Mansyur.
Namun, belum diperoleh keterangan apakah Mansyur adalah sopir yang
nyaris memperkosa Rara. (cr7)
-- 
Salam,
ID
http://tayuang.blogspot.com
http://irwinday.wordpress.com

Reply via email to