Sebagai akibat penerapan NKK dan BKK mulai tahun 1978 oleh menteri P & K Daoed Yoesoef sesudah peristiwa Malari 1974, terjadi proses Birokratisasi secara massif di setiap perguruan tinggi di tanah air. Pendidikan tinggi yang seharusnya memiliki kemandirian (otonomi dibidang administrasi dan kebebasaan mimbar akademis) ternyata telah berubah menjadi subordinasi secara stuktural dan kultural dari Dep. Dikbud. Dimana seluruh kegiatan akademis. Mulai kegiatan belajar, mengajar, penelitian, seminar, pengabdian masyarakat yang seharusnya dilandasi oleh asas kebebasan mimbar akademis, telah berubah menjadi kegiatan yang harus mengikuti pola, prosedur bahkan dijiwai oleh semangat dan kepatuhan seperti pada biokratisme pemerintahan (kultural) Para dosen dan guru besar malahan termasuk para mahasiswa menjadi bawahan (pegawai) dari pimpinan Fakultas atau Universitas. Yang harus mematuhi disiplin dan hirarki kepegawaian/biokrasi yang berlaku. Bahkan kegiatan ekstra kulikuler kemahasiswaan pun harus ikut prosedur Daftar isian kegiatan (DIK) untuk mendapatkan izin dan dukungan/alokasi dananya, persis sama seperti yang berlaku RAPBN dipemerintahan (struktural dan kultural) Pola kegiatan akademis di tingkat pendidikan tinggi secara berangsur-angsur terdegradasi menjadi mirip seperti di tingkat SMU, dan serba dibimbing dan dikendalikan secara ketat (melalui penerapan SKS dan sistem Drop Out/DO). Akibat lanjutnya adalah kehidupan kampus berubah menjadi Eksklusif-Elitis (menara gading) yang semakin terlepa/menjauh dari keterlibatan langsung dengan kehidupan nyata masyarakat. Sebagai pengaruh pembangunan yang cendrung materialistik dan kapitalistik dan semakin sulitnya mencari lapangan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi, terjadi perubahan sikap hidup menjadi lebih pragmatis, individualistik, materialistic, serba pamrih dan instant (ingin cepat mencapai hasil, kalau perlu secara menerabas) serta acuh terhadap lingungannya. Dengan demikian perguruan tinggi semakin kehilangan peran dan fungsinya sebagai wahana dan wacana bagi pembentukan kader-kader teknokrat, intelektual maupun strata elite pimpinan masyarakat dan bangsa. Sebaliknya yang dihasilkan adalah lulusan sarjana atau professional yang individualistik dan cendrung berjiwa seperti tukang, yang biasanya hanya patuh terhadap para majikan yang meng-upah nya kurang punya kemandirian, inisiatif ataupun kreativitas, sekedar menunggu petunjuk atau perintah saja. Para sarjana yang kurang memiliki komitmen moral dan intelektual (integritas), berkepribadian, tidak tegar (soft), serba pamrih dan acuh demikianlah, yang pada akhir-akhir ini semakin banyak memasuki lapangan kerja dan kedudukan penting di masyarakat, perusahaan maupun pemerintahan termasuk di Orsospol maupun badan-badan legislative/perwakilan rakyat. Disamping kurang memiliki kepekaan maupun kepedulian terhadap nasib orang lain atau masyarakat, nampaknya juga kurang komitmen dan rasa tanggung jawab terhadap nasib bangsa dan negaranya. Apa jadinya nasib bangsa kita dimasa depan, kalau perwatakan para kader calon pemimpin atau lapisan elite masyarakat (formal atau informal yang dihasilkan demikian. Sementara itu dihadapan kita, sedang terjadi suatu proses perubahan social dan Kultural yang sangat hebat dan mengglobal. Didalam wujud keterbukaan dan interaksi informasi, ekonomi/ perdagangan dan pergaulan hidup (sosial dan kultural) yang sudah tanpa batas lagi. Dalam keadaan sedemikian ini, kaidah (sosial) yang berlaku hanyalah pilihan antara HANYUT dan LARUT. Kalau hayut masih ada harapan untuk selamat, dalam arti masih tetap utuh (masih punya integritas kepribadian). Sementara itu kalau larut berarti hancur berkeping-keping (disintegrasi kepribadian). Sudah tentu kita semua sepakat untuk memilih pilihan yang pertama meskipun hanyut didalam perubahan social dan cultural yang hebat dan mengglobal tersebut, kita semua pasti tidak ingin kehilangan kepribadian luhur dari bangsa yang kita cintai ini. Untuk itulah perlunya kita secara bersama-sama, menyusun suatu strategi dan program reformasi dan pembaharuan budaya bangsa. Semoga niat baik dan langka upaya yang akan kita ambil ini masih belum terlambatÂ….. Salam Perubahan PemikiranÂ… AndiEmil FITRAH RAMADHANI (43FR_313) Golongan darah O^_^
--------------------------------- Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.