Koran Tempo, Jum'at, 30 November 2007
Suplemen        Raja Baru Jejaring Sosial
Tercatat 55 juta orang di seluruh dunia menggunakan Facebook dan
diperkirakan genap 60 juta orang pada akhir tahun ini.

Clara Rondonuwu melempar Riri dengan kambing. Tak kalah sigap, Riri
membalas dengan gigitan. Mendadak sontak, kedua gadis itu tertawa lebar.


Clara dan Riri asyik memainkan aplikasi SuperPoke! yang terdapat di
situs jejaring sosial Facebook. Situs ini membuat keduanya keranjingan
akhir-akhir ini.


Tapi sebetulnya tak hanya kedua gadis itu. Alexa, sebuah organisasi yang
meneliti statistik lalu lintas Internet, menyebutkan, baru-baru ini
Facebook merupakan satu dari tujuh situs yang paling banyak dikunjungi
orang di dunia.


Sejak keanggotaannya terbuka lebar pada September tahun lalu, jumlah
anggotanya langsung membengkak cepat. Kini anggotanya tercatat 55 juta
orang di seluruh dunia dan diperkirakan pada akhir tahun ini akan genap
60 juta orang.


Nama Facebook berasal dari buku facebook, yang berisi daftar anggota
komunitas kampus. Pada sejumlah college dan sekolah preparatory di
Amerika Serikat, buku ini diberikan kepada mahasiswa atau staf fakultas
yang baru agar bisa lebih mengenal orang lain di kampus itu.


Facebook memang lahir di kampus pada Februari 2004, dari tangan dingin
seorang mahasiswa Universitas Harvard bernama Mark Zuckerberg. Kelak
lelaki kelahiran Mei 1984 itu drop out dan serius menggarap Facebook
bersama tiga rekannya: Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris
Hughes.


Pada awalnya, keanggotaannya terbatas pada mahasiswa di Harvard.
Belakangan, keanggotaan ini dibuka untuk umum dan sejak itulah
popularitasnya menjalar cepat. Bahkan popularitas itu terasa di
Indonesia, merasuk dalam kehidupan orang-orang seperti Clara dan Riri.


Clara rela menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer untuk
mengutak-atik halaman Facebook-nya. Ada 9.373 aplikasi yang terbagi
dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman
Facebook, mulai Chat, Game, Pesan Instan, sampai urusan politik dan
duit.


"Fiturnya lebih banyak daripada situs lain," kata perempuan 25 tahun
itu.


Di sisi lain, situs ini menyediakan ruang untuk foto yang lumayan besar.
Tak mengherankan bila di Amerika Serikat situs ini mengalahkan
popularitas Flickr. Saban pekan ada 60 juta foto yang diunggah ke situs
itu.


Di antara teman yang sedang online bisa terjalin interaksi, dari
bertukar resensi buku, film, dan video; berjualan barang dan promosi
lowongan kerja; sampai kontak jodoh. Fitur Game, seperti yang dimainkan
Clara dan Riri, pun membuat interaksi antarteman tak kalah menarik.


"Jadinya lebih lucu dan seru, tidak cuma kata-kata," ucap gadis yang
bekerja di salah satu perusahaan media di Jakarta itu.


Namun, aplikasi segudang bukannya tanpa cela. Clara, misalnya,
kadang-kadang menemukan halaman Facebook-nya hang alias diam lantaran
kebanyakan aplikasi.


Taufiq Rohman, seorang pengguna Facebook yang berstatus mahasiswa
program pascasarjana di Universitas Northern Illinois, Amerika Serikat,
memprediksi era Friendster akan habis digilas Facebook. "Semua orang
yang saya kenal pasti punya Facebook Account, era Friendster, sih, sudah
lewat," ucap pria yang tinggal di Chicago ini.


Salah satu fitur yang menarik bagi Taufik adalah News Feed, yang menjadi
semacam deklarasi tentang pertemanan yang bermula atau malah sudah
berakhir. Selain itu, tak jarang dia juga mengunggah video dari situs
YouTube dan membaginya di Facebook.


Nukman Luthfie, seorang pebisnis online, juga sependapat dengan Taufik.
Menurut dia, Facebook akan mendominasi di masa mendatang.


Nukman mengatakan Facebook diminati luas lantaran memang dimanfaatkan
anggotanya untuk menjalin jaringan. Seorang anggota Facebook tidak akan
bisa populer bila tak mencantumkan profil yang jelas. Adapun di
Friendster, "Kadang-kadang (profil) ngawur," ujarnya.


Nukman mengamati lalu lintas di situs Friendster dan MySpace datar-datar
saja setahun ini. Adapun Facebook grafiknya naik 45 derajat. Dia
menilai, itu terjadi lantaran para anggotanya menganggap Facebook lebih
tepercaya dibanding yang lain.


Lagi pula, kata Nukman, Facebook dilengkapi aplikasi yang interaktif dan
memberikan kesempatan pihak ketiga bergabung di dalamnya. "Sehingga
orang berlomba-lomba bikin aplikasi di situ," ujarnya.

Tak aneh jika raja industri komputer Microsoft pun sampai terpikat.
Belum lama ini mereka menanamkan sahamnya senilai US$ 240 juta dan
membuat si Mark Zuckerberg, mahasiswa DO itu, menjadi miliuner baru.
DEDDY SINAGA | BADRIAH

Kirim email ke