Katax ada di jual di biblio ya ? Dari diskusi tentang pengalaman saudari Butet dan teman dengan anak rimba sangat menarik tuk di baca. Kalo sdh ada yg punya, boleh ngga saya pinjam.
Pada tanggal 01/02/08, Irayani Queencyputri <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > waw... > trus trus.. > > dimana bisa didapat itu bukunya? > > > > On 2/1/08, Anwar Jimpe Rachman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya terus terang tidak ikut dari awal, Ti. Ada urusan saya mendadak > sorenya. Mungkin Aan, moderator diskusi santai malam itu, bisa jelaskan > lebih panjang soal ini. Tapi sehari sebelumnya, pas diskusi pendidikan > alternatif di Gedung Mulo saya hanya ngobrol panjang dengan tukang > urus-urusnya diskusi itu. > > > > Selain menghadirkan Butet, narasumber lain yang sedianya hadir adalah > Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar. Sayangnya, di pagi hari H, sang kadis > mengurung niat hadir. Padahal acara itu siap dilaksanakan pada pukul 14.00 > wita. Menurut istrinya, berdasarkan obrolan via telepon dengan salah seorang > panitia, suaminya mendadak harus ke Jakarta. Entah urusan apa, si panitia > tidak tahu. > > > > Sebelumnya, dalam sepekan menjelang acara diskusi buku Butet, panitia > mencoba meminjam dua gedung milik pemerintah. Ruang yang pertama dibidik > adalah Societeit de Harmonie. Proposal pun dibawa ke Balaikota. Sayangnya, > di sana salah seorang panitia, Hendra, hanya bisa sampai ke bagian protokol > kantor walikota. Karena besar harapan untuk bertemu dengan Walikota, > proposal acara itu coba dihubungkan dengan program pemerintah kota Gerakan > Makassar Gemar Membaca (GMGM). Tapi salah seorang staf di bagian protokol > menyatakan tidak bisa membawanya menghadap ke Walikota. Mesti janjian dulu > sebelum ketemu, begitu alasan si staf. > > > > Sehabis dari Balaikota, panitia mencoba mengecek kelayakan gedung yang > kerap dipakai untuk acara-acara seni dan budaya itu. Dari pihak pengelola > gedung diberi harga sekitar 2,5 juta. Pihak penyelenggara acara diskusi pun > membatalkan untuk meminjam gedung itu. "Saya sudah tawar, tapi tidak bisa. > Sepertinya harga itu sudah harga buat pihak umum yang mau pinjam gedung > kesenian," kata si panitia. > > > > Ia pun beralih ke Gedung Mulo. Peminjaman gedung ini agaknya lebih ribet > ketimbang gedung yang diancang-ancang sebelumnya. Tiga hari menjelang acara, > Dinas Pariwisata dan Budaya dikiriminya proposal meminjam gedung demi acara > sehari itu. Tapi rupanya, niat bertemu langsung dengan kepala dinasnya tidak > berhasil. Sama ketika di kantor walikota, lelaki tinggi kuning langsat itu > cuma bisa tiba di bagian protokol. Di sana pula ia mendapat informasi harga > sewa gedung tersebut. "Saya sampai tadi pagi, ditelepon sampai tiga kali. > Saya jawab, saya sudah bayar," katanya. > > > > Usai ngobrol panjang lebar dengan panitia itu, saya pikir, pemerintah > memang sepertinya tidak pernah benar-benar hendak membantu segenap kegiatan > yang digelar komunitas tertentu. Bagi saya, meski 'ulah' seperti itu hanya > dilakukan oleh pegawai tertentunya, tetap saja pemerintah dengan segenap > perangkatnya saya anggap tak bisa berbuat tak becus. Seakan-akan program > yang akan dilakukan masyarakat tak membutuhkan uluran tangan. Atau diskusi > seperti ini hanya sejenis 'ancaman' bagi pemerintah? Atau mereka memang ogah > menggubris masalah baru beginian? > > > > maafkan bila tak cukup atau berlebihan. > > > > jimpe > > -- > > > > Peace, Love and Smile :) > Rara > -=[God bless you!]=- > -- > I Hate to be Alone > http://www.i-rara.com/2008/01/28/i-hate-to-be-alone/ > > On Store, 'Teen World : Ortu Kenapa Sih?' - Juni 2006, Penerbit Cinta > http://preview-teenworld.blogspot.com/ > -- Asri Rachman +62 813 42437809 YM : internetkidx GTalk : kidx13 http://kidx13.wordpress.com http://my.opera.com/kidx13