mengolok-olok diri sendiri bagian dari introspeksi diri
hanya saja terkadang orang luar itu justru membahasakannya dengan teramat
serius, dan kemudina memberi label 'penyakit' atas olok-olok itu...
:)

intinya, mari meneropong nya dengan bijak dan santun, apapun itu...tempatkan
ia pada posisi reflektif semisal cermin di kamar mandi...seburuk apapun
wajah kita, eits, sorry olok-olok itu...

saya membayangkan seperti Arai dan Ikal yang hidup penuh prihatin, tapi
mampu membaca lebih bijak dari keprihatinannya itu, menjadikan hidupnya
penuh olok-olok, tapi tetap menyelipkan semangat barang beberapa jengkal
menjadi mimpi...

:)

On 3/24/08, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Olok2 atau mempersuasi orang?
>
>
> Sent from my BlackBerry(R) wireless device
> ------------------------------------
>
> Komunitas Blogger Makassar
> http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


-- 
salama'

daengrusle
http://daengrusle.com

"Which is it, of the favors of your Lord, that ye deny?"
(QS. Ar-Rahmaan)

Kirim email ke