Masih ada kah ini AFI? :D

Memang itu efeknya kalo vote tanpa batasan 1 nomer 1 vote

2008/8/19 Muhammad Rusdianto <[EMAIL PROTECTED]>:
>
>
>
> Vote to GISEL? Vote to ARIS ? nevermore.. hehe
>
>
> Kisah nyata di dunia glamor Jakarta
>
> ( diadop dari milis tetangga)
>
> Dua hari yang lalu gw ketemu dengan salah seorang AFI (Akademi Fantasi
>
> Indosiar). Selain lepas kangen (he..he) gw juga dapat cerita seru dari
>
> kehidupan mereka. Di balik image mereka yang gemerlap saat manggung
>
> atau ketika nongol di teve, kehidupan artis AFI sangat memprihatinkan.
>
> Banyak di antara mereka yang hidup terlilit utang ratusan juta rupiah.
>
> Pasalnya, orang tua mereka ngutang ke sana-sini buat menggenjot sms
>
> putera-puteri mereka. Bisa dipastikan tidak ada satu pun kemenangan AFI
>
> itu yang berasal dari pilihan publik. Kemenangan mereka ditentukan
>
> seberapa besar orang tua mereka anggup menghabiskan uang untuk sms.
>
> Orang tua Alfin dan Bojes abis 1 M. Namun mereka orang kaya, biarin aja.
>
> Yang kasian mah, yang kaga punya duit. Fibri (AFI 005) yang
>
> tereliminasi di minggu-minggu awal kini punya utang 250 juta. Dia
>
> sekarang hidup di sebuah kos sederhana di depan Indosiar. Kosnya emang
>
> sedikit mahal RP 500..000. Namun itu dipilih karena pertimbangan hemat
>
> ongkos transportasi. Kos itu sederhana (masih bagusan kos gw gitu loh),
>
> bahkan kamar mandi pun di luar. Makannya sekali sehari. Makan dua kali
>
> sehari sudah mewah buat Fibri. Kaga ada dugem dan kehidupan glamor, lha
>
> makan aja susah.
>
> Ada banyak yang seperti Fibri. Sebut saja intan, Nana, Yuke, Eki, dll.
>
> Mereka teikat kontrak ekslusif dengan manajemen Indosiar. Jadi, kaga
>
> bisa cari job di luar Indosiar. Bayaran di Indonesiar sangat kecil. Lagian
>
> pembagian job manggung sangat tidak adil. Beberapa artis AFI seperti
>
> Jovita dan Pasya kebanjiran job, sementara yang lain kaga dapat/jarang dapat
>
> job. Maklum artisnya sudah kebanyakan. Makanya buat makan aja mereka
>
> susah. Temen gw malah sering dijadiin tempat buat minjem duit. Minjemnya
>
> bahkan cuma Rp 100.000. Buat makan gitu loh. Mereka ga berani minjem banyak
> karena takut ga bisa bayar.
>
> Ini benar-benar proyek yang tidak manusiawi. Para orang tua dan anak
>
> Indonesia dijanjikan ketenaran dan kekayaan lewat sebuah ajang adu
>
> bakat di televisi. Mereka dikontrak ekslusif selama dua tahun oleh
>
> Indosiar. Namun tidak ada jaminan hidup sama sekali. Mereka hanya
>
> dibayar kalo ada manggung. Itu pun kecil sekali, dan tidak menentu.
>
> Buruh pabrik yang gajinya Rp 900.000 jauh lebih sejahtera daripada
>
> mereka.
>
> Nah acara ini dan acara sejenis masih banyak, Pildacil juga begitu.
>
> Kasian orang tua dan anak yang rela antre berjam-jam untuk sebuah penipuan
>
> seperti ini. Seorang anak pernah menangis tersedu-sedu saat tidak lolos
> dalam audisi AFI. Padahal dia beruntung. Kalau dia sampai masuk, bisa
> dibayangkan betapa dia akan membuat orang tuanya punya utang yang
> melilit pinggang, yang tidak akan terbayar sampai kontraknya habis.
>
> JUDI SMS MENGGILAAAA ......
>
> Tiap stasiun televisi di Indonesia mempunyai acara kontes-kontesan.
>
> Tengok saja misalnya AFI, Indonesian Idol, Penghuni Terakhir, KDI,
>
> Putri Cantrik, dsb. Sejatinya, tujuan dari acara ini bukan mencari
>
> bibit penyanyi terbaik. Acara ini hanya sebagai kedok. Bisnis
>
> sebenarnya adalah SMS premium...
>
> Bisnis ini sangat menggiurkan, lagi pula aman dari jeratan hukum --
>
> setidaknya sampai saat ini. Mari kita hitung. Satu kali kirim SMS
>
> iayanya --anggaplah- - Rp 2000. Uang dua ribu rupiah ini sekitar 60%
>
> untuk penyelenggara SMS Center (Satelindo, Telkomsel, dsb). Sisanya
>
> yang 40% untuk "bandar" (penyelenggara) SMS. Siapa saja bisa jadi
>
> bandar, asal punya modal untuk sewa server yang terhubung ke Internet
>
> nonstop 24 jam per hari dan membuat program aplikasinya. Jika dari satu
>
> SMS ini "bandar" mendapat 40% (artinya sekitar Rp 800), maka jika yang
>
> mengirimkan sebanyak 5% saja dari total penduduk Indonesia (Coba anda
>
> hitung, dari 100 orang kawan anda, berapa yang punya handphone? Saya
>
> yakin lebih dari 40%), maka bandar ini bisa meraup uang sebanyak Rp
>
> 80.000.000.000 (baca: Delapan puluh milyar rupiah). Jika hadiah yang
>
> diiming-imingkan adalah ? rumah senilai 1 milyar, itu
>
> artinya bandar hanya perlu menyisihkan 1,25% dari keuntungan yang
>
> diraupnya sebagai "biaya promosi"! Dan ingat, satu orang biasanya tidak
>
> mengirimkan SMS hanya sekali. Masyarakat diminta mengirimkan SMS
>
> sebanyak-banyaknya agar jagoannya tidak tersisih, dan "siapa tahu"
>
> mendapat hadiah. Kata "siapa tahu" adalah untung-untungan, yang
>
> mempertaruhkan pulsa handphone. Pulsa ini dibeli pakai uang.
>
> Artinya : Kuis SMS adalah 100% judi.
>
> Begitu menggiurkannya bisnis ini, sampai-sampai Nutrisari membuat
>
> iklan yang saya pikir menyesatkan. Pemirsa televisi diminta menebak,
>
> "buka" atau "sahur", lalu jawabannya dikirim via SMS. Ada embel-embel
>
> gratis.
>
> Ada kata, "dapatkan handphone... " Saya bilang ini menyesatkan, karena
>
> pemirsa televisi bisa menyangka : "Dengan mengirimkan SMS ke nomor
>
> sekian yang gratis (toll free), saya bisa mendapat handphone gratis".
>
> Kondisi ini sudah sangat menyedihkan. Bahkan sangat gawat. Lebih parah
>
> daripada zaman Porkas atau SDSB. Jika dulu, orang untuk bisa berjudi
>
> harus mendatangi agen, jika dulu zaman jahiliyah orang berjudi dengan
>
> anak panah, sekarang orang bisa berjudi, hanya dengan beberapa ketukan
>
> jari di pesawat handphone!
>
> Tolong bantu sebarkan kampanye anti judi SMS ini.
>
> Tanpa bantuan anda, kampanye ini akan meredup dan sia-sia belaka.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
> ________________________________
>
>
>
> --
> Muhammad Rusdianto
> [EMAIL PROTECTED]
> http://rusdianto.net
> Hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
> now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest
>>> al-Ra'd [13]: 28
> 



-- 
Salam,
ID
http://irwinday.web.id

Kirim email ke