Dimana-mana Selingkuh itu bencana..! Taubat euy tobat...!

Pada 21 Agustus 2008 11:59, Muhammad Rusdianto
<[EMAIL PROTECTED]>menulis:

>    FYI.. moga bemanfaat, maaf klo sdh pernah dapat email yang serupa.
>
> *Selingkuh itu (masih) Indah ?*
>
> saya mendapat e-mail dari seorang teman yang isinya kira-kira seperti di
> bawah ini.
> semoga aja bermanfaat bagi kita semua.
> tetapi apabila anda berpendapat lain , ya ... ini negara MERDEKA, anda
> bebas berpendapat terbalik dengan saya...
> kalo gak ENAK ya KASIH KUCING, gitu aja koq repot , hehehe ;p
> **************************************
>
>
> Kalo ada yang bilang selingkuh itu indah, coba deh baca pengalaman gue
> berikut ini
> Gue dah 8 tahun married, anak 2.
> Sebelumnya belum pernah ada goncangan sehebat ini dalam rumah tangga gw.
> Kira2 2 bulan lalu, suami gw selingkuh. Hanya dalam tempo beberapa hari
> aja, semuanya terbongkar. Tuhan itu ajaib dan luar biasa. Dia ga pernah
> biarkan sesuatu yang busuk disimpan lama2. Gw merasakan sendiri dalam 2
> bulan ini. Suami gw yang bukan tipe pembohong sebelumnya, tiba2 jadi seperti
> gw ga kenal lagi. Semua kebohongan2 diluncurkan dari mulutnya. Dan semua itu
> terbongkar.*
> Can you imagine, apa yang dah kita dapat dari perselingkuhan ini:**
> 1. Penyakit kelamin*
> Yes, suami gw positif terinfeksi GO, Herpes dan Chlamidya. GO nya cukup
> parah. Dan good newsnya lagi, GUE JUGA KETULARAN... .. !!!1
> Padahal selingkuhannya suami gw itu cewek baru umur 20 tahun, cantik dan ga
> secara profesional kerja jadi PSK. Pengakuan suami gw, dia kenalan di mal
> waktu suami gw lagi survey di mal tersebut. Kelihatan seperti ABG2 yang
> wajar, lagi hang out ama teman2 abgnya.*
> 2. Teror*
> Setelah suami gw, akhirnya, bisa melepaskan diri dari perempuan itu, teror
> melanda kita sampai gw dan suami gw terpaksa berganti nomor HP. Puncaknya,
> perempuan itu menelpon ke rumah, waktu kebetulan anak perempuan gw yang
> berusia 6 tahun mengangkat telpon, dan dengan sadisnya perempuan itu
> berbicara kotor pada anak perempuan gw, mengatai2 dan mengintimidasi anak gw
> dengan sebutan : 'ANAK PEREK' "ANAK HARAM", "LO BUKAN ANAK BAPAK LO, GUE
> INI LAH PACAR BAPAK LO" "SELAMANYA BAPAK LO TUH GA PUNYA ANAK"*
> 3. Kerugian material*
> Suami gw mengakui sedalam2nya perselingkuhannya, sampai semua hotel yang
> dia masuki, semua dia ceritakan sama gw. Meskipun menurut pengakuan suami
> gw, dia ga pernah kasih uang ke perempuan tsb, tapi semua catatan
> pengambilan uang, kartu kredit, suami gw buka sama gw. Dan.... WOW !!!
> Ternyata lumayan banyak uang yang dikeluarkan untuk affair selama 1 bulanan
> itu. Belum lagi ditambah biaya pengobatan penyakit yang sekarang kita derita
> ini.*
> 4. Kehancuran hati anak2*
> Awalnya gw menyembunyikan semua ini dari anak2 gw, tapi dengan adanya
> teror2, anak2 gw jadi tau. Putra sulung gw, yang tadinya kalem, penurut dan
> ga pernah macam2, tiba2 jadi doyan berantem di sekolah. Gw sudah 3 kali
> dipanggil ke sekolah selama kasus perselingkuhan suami gw ini terjadi. Anak
> perempuan gw yang lagi main game di hp gw, mendadak MMS teror masuk, berupa
> foto mesra suami gw dan selingkuhannya terbuka di depan mata anak gw. Sampai
> sekarang anak perempuan gw itu belum mau bicara ama bapaknya meskipun sudah
> gw bujuk.*
> 5. Hilangnya kepercayaan istri*
> Gw ga pernah nganggap diri gw sempurna, dan memang siapapun juga ga ada
> yang sempurna, kan? Bicara mengenai alasan kenapa suami bisa berselingkuh,
> semua orang bisa mencarinya. Semua orang dengan mudah mendapat alasan kenapa
> dia berselingkuh. Apa para suami tidak berpikir bahwa istri pun punya alasan
> untuk berselingkuh ? Bicara soal jenuh dan kebosanan, tidak terpikirkah
> bahwa istri juga mengalami kejenuhan yang sama..? Rutinitas, melihat suami
> yang ga peduli dengan urusan rumah tangga dan membebani sepenuhnya di istri.
> Bahkan nama guru anak sendiri juga ga tau. Sementara gw, yang tadinya wanita
> karir, give up karir setelah lahir anak ke 2, di rumah membantu pekerjaan
> suami, buatin dia laporan, presentasi, terjemahan, dll. Selain itu, meskipun
> tinggal di rumah, gw juga berusaha cari uang tambahan. Gw terima jasa
> sekretaris pribadi, terjemahan, jual beli barang lwt internet, dan lain2.
> Suami bisa berlibur dengan santai di hari Sabtu dan Minggu, sementara
> menjadi istri dan ibu, tidak pernah ada kata libur. Mulai dari mata terbuka
> sampai terpejam lagi, begitu banyak hal yang mesti dikerjakan. Apakah semua
> itu juga tidak membosankan?
> Talking about, pengen merasakan getaran2, sensasi, seperti orang pacaran?
> Hmm... Do you think istri juga ga merindukan hal2 tersebut? Sama saja...
> Gw berpikir untuk mengajukan perceraian, meskipun suami gw memohon,
> menyembah, menangis di kaki gw dan sebagainya.. . Karena bagi gw, sulit
> untuk bisa percaya lagi sama suami gw. Cuma gw masih cb berpikir ulang.
> Suami gw ajak gw konselling seminggu sekali dan sampai sekarang masih kita
> jalani. Ini sudah berlangsung kira2 sebulan. Cuma memang, jujur, gw masih
> belum mampu melupakan. Cuma untuk mutusin bercerai, gw juga berat dan kasian
> dengan anak2 gw. Gw lahir dari orang tua yang bercerai, karenanya gw tau
> gimana rasanya anak2 melihat orang tuanya berpisah dan hidup dengan
> background seperti itu ga mudah.
> Dilema buat gue... ya?
>
>
> --
> Muhammad Rusdianto
> [EMAIL PROTECTED]
> http://rusdianto.net
> Hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
> now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest
> >> al-Ra'd [13]: 28
>
> 
>



-- 
Your Best Regard

Komarudin Evendi
KSA (Kingdom of Saudi Arabia)

Kirim email ke