Pada 26 Maret 2009 06:19, Muhammad Rusdianto
<rusdia...@angingmammiri.org> menulis:
> Yup. Golput jg sebuah pilihan n sy kurang stuju kalo golput dibilang
> haram krn setahuku konsekuensi hukum haram adalah wajib, pdhal memilih
> hanya hak. Tp diluar smua itu, menurutku golput tetap sj "do nothing".
> Memimpikan indonesia lbh baik tanpa berbuat apa2.. Pdhl diantara
> berpuluh2 partai pasti msh adalah partai yg layak dipilih,partai yg
> berdedikasi,peduli, bersih dan profesional.. Hehe..
> Tp kalo memang pilihan terakhirnya golput, lbh baik tetap ke TPS, trus
> contreng smua partai ato sekalian bawa pulang sj kertas pemilih nya
> spy suaranya tdk dmanfaatkan pihak2 yg tdk brtanggung jawab..
>

Kalo menurut saya daeng, golput itu bukan salahnya pemilih.  Tapi
merupakan tantangan bagi partai.  Tidak ada gunanya kita memberi cap
haram, tidak bertanggung jawab bagi negara dst.   Yang paling mudah
dinilai kan daftar caleg. Dari sekian ratus caleg yang bakal muncul di
hadapan kita di bilik suara, siapa yang pernah anda baca profilnya,
visi, misi, cita cita, pencapaiannya  dan hal hal lain selain tulisan
"mohon do'a restu?"

Golput adalah fenomena yang harus disikapi dengan hati hati, positif
dan merupakan pemicu bagi parpol agar lebih dekat dan berarti bagi
masyarakat lebih dari sekedar mengumpulkan massa *yang bisa dengan
modal baju kaos + Rp 50rb/org itu*, kumpul artis dan dangdutan.

-- 
Salam,
ID
http://irwinday.web.id/

Reply via email to