Ngeri juga baca artikelnya.Yang namanya teknologi buatan manusia pasti
ada kekurangan dan kelemahannya. Kuncinya IPTEK tanpa IMTAQ endingnya
pasti kehancuran. Biar GAPTEK yang penting tidak Gagal Iman dan Taqwa.
:)

On 5/14/09, Amril Taufik Gobel <amri...@gmail.com> wrote:
> Dikutip dari:
>
>
> http://blogberita.net/2009/05/13/hati-hati-memakai-facebook/
>
>
> Kau punya akun Facebook? Sudah lama? Kau telah memasukkan ratusan atau
> ribuan datamu di sana — baik berupa *pictures, friends, messages,
> wall-posts, mini-feeds, news-feeds, posted items, interests, groups,
> applications, gifts,* dan lain-lain? Maka bersiap-siaplah kecewa bila suatu
> saat kau ingin keluar dari Facebook; mereka akan tetap “mengunci” kau di
> dalam.
>
> *Oleh Jarar Siahaan di Balige*
>
> Ternyata social site atau situs jaringan pertemanan
> Facebook<http://www.facebook.com/> tidak
> akan menghapus data pemakainya secara permanen sekalipun si pemakai sudah
> meninggalkan Facebook. Maka buat kamu yang punya akun di Facebook,
> berhati-hatilah: Jangan masukkan data terlalu banyak.
>
> Setelah membuka akun baru di Twitter <http://twitter.com/blogberitanet>, dua
> hari lalu aku memutuskan untuk menutup Facebook-ku. Aku mengikuti
> prosedurnya setelah menekan DEACTIVATE, termasuk mengonfirmasi via surat
> yang dikirimkan ke email-ku. Berhasil. Facebook mengatakan bahwa akunku
> tidak aktif lagi.
>
> Tapi hanya beberapa jam kemudian Facebook mengirim beberapa surat yang
> isinya antara lain mengatakan, “Ada anggota Facebook yang ingin menambahkan
> Anda sebagai temannya, klik tautan ini…,” dan juga [ini yang paling
> mengagetkan], “Seseorang telah mengaktifkan kembali akun Facebook Anda. Bila
> Anda merasa hal ini tidak benar, silakan konfirmasi lewat tautan ini….”
>
> Aku pun mengikuti saran tersebut. Tapi betapa kagetnya aku setelah masuk
> kembali ke Facebook, rupanya semua dataku masih di sana. Kuulangi lagi
> proses deactivate sampai berhasil, termasuk memilih opsi agar Facebook tidak
> lagi mengirimkan surat-surat pemberitahuan ke email-ku. Eh, hanya satu jam
> kemudian surat-surat Facebook datang lagi memberitahukan ada anggota
> Facebook yang ingin menambahkan aku sebagai temannya. Kesal! Benar-benar aku
> terganggu.
>
> Aku masuk lagi ke Facebook. Akhirnya kuakali: Aku menghapus foto-foto
> pribadiku dan data-data pribadi. Juga mengganti nama dan alamat email.
> Kemudian aku lakukan konfirmasi via surat yang dikirim Facebook ke email
> yang baru tersebut. Lalu melakukan deactivate lagi. Hasilnya: Facebook
> mengatakan sudah beres. Tapi…, lagi-lagi, email Facebook tetap saja
> berdatangan ke alamat email baru tersebut, padahal sudah kupilih opsi untuk
> tidak menerima surat lagi. Karena sangat kesal, akhirnya kudiamkan saja.
> [image: Sumber: Steven Mansour]
>
> Sumber: Steven Mansour
>
> Apa yang kualami ini ternyata juga sudah banyak dikeluhkan pengguna Facebook
> di berbagai negara. Misalnya Steven
> Mansour<http://www.stevenmansour.com/writings/2007/jul/23/2342/2504_steps_to_closing_your_facebook_account>,
> seorang pekerja online di Kanada, dia baru berhasil menghapus — benar-benar
> menghapus sampai hilang total — akunnya di Facebook setelah dia menjalani
> proses yang melelahkan. Kekesalan itu diatulis dalam artikel bertajuk,
> *“2504
> langkah untuk menghapus akun Facebook.”*
>
> Setelah tidak berhasil dengan cara seperti yang kulakukan di atas, Steven
> menghubungi tim Facebook lewat email. Pihak Facebook mengakui semua data
> pengguna akan tetap pada tempatnya meskipun sudah tidak aktif lagi. “Anda
> harus menghapus konten profil Facebook Anda secara manual. Setelah itu
> hubungi kami kembali,” jawab Facebook. Dia pun melakukannya, dan kemudian
> menyurati Facebook kembali sambil menyarankan, “Agar Facebook memberikan
> opsi mudah bagi pengguna untuk menghapus akunnya, sesuai dengan aturan
> Privacy
> International <http://www.privacyinternational.org/>.”
>
> Rupanya akun Steven itu belum juga dihapus, Facebook malah membalas suratnya
> dengan berkata: “Masih ada konten yang belum Anda hapus. *You still have
> incoming and outgoing messages, wall posts, mini-feed stories, friends, and
> contact information.* Hapus dulu semua, baru hubungi kami kembali.”
>
> Gila nggak! Bayangkan bila kau sudah satu tahun lebih di Facebook dan aktif
> meng-update, berapa ribu pesan yang sudah kautulis pada “wall posts”, berapa
> banyak pesan yang telah kaukirim dan terima dari temanmu, berapa ribu orang
> yang sudah kau tambahkan sebagai “friends”, dll. Kau harus menghapusnya satu
> persatu! Pekerjaan yang sangat melelahkan.
>
> Steven Mansour pun protes. “Facebook harus menghapus akunku dan isinya
> secara total. Bagaimana mungkin Anda meminta saya menghapusnya secara manual
> satu persatu.” Lagi-lagi Facebook menjawab bahwa mereka tidak bisa
> melakukannya kecuali si pengguna yang menghapusnya. Pasrah, akhirnya Steven
> melakukannya.
>
> Koran *The New York
> Times*<http://www.nytimes.com/2008/02/11/technology/11facebook.html?_r=2&ex=1360386000&en=7b56720c2543854a&ei=5088&partner=rssnyt&emc=rss&oref=slogin>
> tahun
> lalu juga menulis artikel panjang seputar keluhan sejumlah pengguna Facebook
> yang ingin menutup akunnya secara permanen, dan koran ini juga mengutip
> artikel dari blog Steven tadi. Salah satu kasus yang diulas *Times *dalam
> artikel itu adalah pengalaman Alan Burlison, seorang insiyur pembuat
> aplikasi. Facebook Alan baru benar-benar dihapus oleh Facebook setelah dia
> diwawancarai televisi Britain’s Channel 4 News dan mengadukannya kepada
> kantor Information Commissioner’s Office dan lembaga privasi The TRUSTe
> Organization <http://www.truste.org/>. Majalah
> *Time*<http://www.time.com/time/nation/article/0,8599,1532225,00.html>
> pun
> pernah mengupas masalah ini pada 2006.
>
> Tapi berapa banyak orang yang mau bersusah-payah berjuang seperti Alan dan
> Steven? Apakah kita harus mengadu lebih dulu kepada CNN atau Metro TV atau
> majalah Time? Jadi sangat mungkin terdapat puluhan ribu atau bahkan jutaan
> orang mantan pengguna Facebook yang kecewa karena akun mereka tidak
> benar-benar dihapus oleh Facebook. Seperti ditulis oleh
> Jen<http://www.regularjen.com/archives/2007/06/25/evidently-facebook-owns-me/>,
> seorang blogger, yang pada 2007 ingin menghapus konten Facebook-nya, *“Once
> in Facebook, you can’t really get out of Facebook.”*
>
> Berdasarkan kasus-kasus tersebut:
>
>    - Bila kau aktif memperbarui konten Facebook-mu, pikirkanlah
>    matang-matang apakah semua data tersebut tidak akan jadi masalah bila
> suatu
>    hari kau hendak menutup Facebook.
>    - Bila kau karyawan perusahaan atau pegawai pemerintah, jangan terlalu
>    “mengumbar” data dan opini-opinimu di Facebook, karena bisa saja suatu
>    ketika ada orang yang memanfaatkannya untuk hal negatif misalnya
>    menjatuhkanmu. Apalagi kalau nanti konten-konten itu tidak bisa terhapus
>    semuanya, kecuali kau mau menghapus ribuan postinganmu secara manual
> seperti
>    dilakukan Steven tadi.
>
> Aku masih beruntung tidak seperti Steven, karena aku baru satu bulan
> bergabung di Facebook, teman yang ku-add juga belum sampai 200 orang, dan
> postinganku juga baru puluhan.--
> www.daengbattala.com
> update :
> "Biter Hamen dan Ketangguhan Menghadapi Persoalan"
> www.daenggammara.com
>


-- 
=====================
========================
Andi Zulkifli Nurdin
andi.zulkifli[at]gmail[dot]com

www.soppengposonline.co.cc
(Berita Terkini Seputar Soppeng)
http://qflee.wordpress.com
=====================
========================


------------------------------------

Komunitas Blogger Makassar
http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:blogger_makassar-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:blogger_makassar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    blogger_makassar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to