Benar sekali sobat! Berhentilah makan Indomie. Makanan itu sangat menyebalkan, 
mengandung zat lilin yang tak bisa dicerna dan menjadi lagu kebangsaan baru 
SBY-Boediono. Mau apa bangsa ini, kalau rakyat kekurangan gizi, karena terlalu 
banyak makan mie instan.




________________________________
From: Emanuel Dapa Loka <dapal...@hotmail.com>
To: sastra pembebasan <sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; junnalisme milis 
wartawan <jurnali...@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, June 16, 2009 2:05:10 PM
Subject: [jurnalisme] INDO MIe Rasa SBY....







Indo Mie Rasa
SBY-Boediono….



Entah sejak
kapan saya menjadi konsumen mie instant Indo Mie. Saya sudah lupa. Yang pasti,
sudah lama saya makan Indo Mie terutama Indo Mie Soto. Kalau saya pesan Indo
Mie di warung dekat kantor saya misalnya, saya selalu katakan, “Harus Indo Mie
Soto. Jangan yang lain”. Kalau saya lupa mengingatkan sehingga sang “tukang
mie”, dan ternyata ia menyajikan jenis mie yang lain, saya menggerutu. Yang
saya mau katakan adalah bahwa Indo Mie cukup memenuhi kebutuhan dan selera saya.

Tapi beberapa
waktu terakhir ini, saya enggan mengkonsumsi Indo Mie lagi. Hal ini terjadi
sejak produk makanan instant ini diseret ke wilayah politik, rasanya langsung
“berbeda”. Rasanya yang khas berubah menjadi rasa “SBY-Boediono”. Lagu “Indo
Mie” yang dibawakan Yudika “Idol” untuk mempromosikan Indo Mie telah berubah
menjadi materi kampanye pasangan “SBY-Boediono” dan dinyanyikan oleh Mike
“Idol”. Syair lagunya telah menjadi “…. SBY
SBY presiden/ SBY dari dan bagi Indonesia”.

Memang
produsen Indo Mie memiliki hak untuk mengapakan saja setiap “kekayaannya”
termasuk lagu “Indo Mie” tersebut. Tetapi sejauh ini, lagu tersebut telah
menjadi brand produk mie yang menurut
saya sudah “mengindonesia” itu. Sebab ia telah merambah seluruh wilayah 
Indonesia
dan mendapat tempat di hati masyarakat. Dengan kata lain, produk mie tersebut
telah menjadi “milik publik”. 

Sekarang,
ketika ia menjadi materi kampanye pasangan SBY-Boediono, produk tersebut telah
dikerangkeng dalam sangkar terbatas. Dengan begitu, ia menjadi tidak leluasa
memasuki ruang batin setiap orang Indonesia. Kalau sudah dijadikan
materi iklan SBY-Boediono, bagaimana dengan pendukung calon lain yang selama
ini adalah konsumen setia mie tersebut?

Maka menurut
saya, dengan alasan tersebut, Indo Mie mestinya tidak “merelakan” lagunya itu 
dijadikan
materi iklan calon manapun. 

Saya
berinisiatif menulis surat
ini bukan karena lagu tersebut dipakai oleh pasangan SBY-Boediono. Seandainya
dipakai oleh pasangan lain sehingga syairnya menjadi Mega Mega presidenku/ Mega 
dari dan bagi Indonesia
atau JK JK presidenku/ JK dari dan bagi
Indonesia, saya juga
pasti akan menulis surat
jenis ini.

Pertanyaan
yang sempat muncul dalam pikiran saya adalah “Apakah tim sukses SBY-Boediono
sudah kehabisan ide sehingga menggunakan lagu ‘Indo Mie’? Atau, begitu
‘murahkah’ lagu ‘Indo Mie” yang sudah mengindonesia itu sehingga rela 
dikerangkeng
dalam sangkar SBY-Boediono?”. Yang bisa menjawab pertanyaan saya tersebut tentu
saja kedua pihak, yakni tim sukses SBY dan pihak Indo Mie.

Jadi maafkan
saya. Saya sudah tidak mau makan “Indo Mie” lagi, sebab “rasanya” telah
berubah.



EMAN DAPA LOKA




    


    
    
_________________________________________________________________
Manage multiple email accounts with Windows Live Mail effortlessly.
http://www.get.live.com/wl/all

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Yahoo! Groups Links




      

Kirim email ke