----- Forwarded Message ----
From: Ostaf Al Mustafa <ostafalmust...@yahoo.com>
To: panying...@yahoogroups.com
Cc: Moch. Hasymi Ibrahim <hasymi.ibra...@gmail.com>; : 
<bugin...@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, July 11, 2009 1:45:04 PM
Subject: [BUGINESE] Re: [panyingkul] GALIGO HARI INI : Untuk Para Penghianat





Kak Ami,
Sebagai budayawan
Sulsel yang hijrah ke Jakarta, penjelasan Kak Ami tadi sudah mendinginkan
sebuah bara di kepalaku! Sebuah bara yang dipicu oleh politik identitas. Aku
masih terpengaruh dengan pandangan Machiavelli yang bertema Chaunisme yakni,”Tak
ada yang lebih kucintai melebihi tanah kelahiranku!” 
Aku sebenarnya bukan
seorang Chauvinis dan ‘Machiavelli minded’, cuma belakangan ini tak ada amarah
yang harus diluapkan. Ketika Malla Ronggeng Bros melakukan politik rasis, maka
Machiavelli datang membisik di pikiran nonrasionalku, “Ayolah ini saatnya kamu
memutahkan amarahmu!” 
Aku terlambat untuk
muntah, keduluan rektor Unhas. Muntahan sang rektor telah mengotori ruang
bening dari jendela akademis. Aku tak  sempat muntah, hanya sekedar mual sekali 
saja. Ruang bening itu sekarang
belum dibersihkan Kak Ami!
Aku setuju dengan Kak
Ami! Seharusnya Forum Rektor diposisikan hiegenis dari politik praktis. Forum
Rektor terkotori oleh  infiltrasi
kekuasan negara dan sama sekali tak independen. Politik telah mengotori forum
itu dengan sampah-sampah kepentingan pribadi dari oknum-oknum yang berjejer di
depan kamera televisi saat itu.
Ini dulu penjelasanku
Kak Ami. Semua hal yang ingin kusampaikan sudah ditulis lengkap oleh Kak Ami.
Kuharap Kak Ami  sering-sering berkomentar di milis. Semoga
kami tak tersesat dalam beberapa keping bara amarah dalam politik identitas dan
politik apapun juga
 
Salam dari sang yunior
Ostaf Al Mustafa



________________________________
From: Moch. Hasymi Ibrahim <hasymi.ibrahim@ gmail.com>
To: panying...@yahoogro ups.com
Sent: Saturday, July 11, 2009 1:12:48 PM
Subject: RE: [panyingkul] GALIGO HARI INI : Untuk Para Penghianat


Sederhana ji, Bung Ostaf.
 
Saya tidak dalam kapasitas memberi pencerahan, karena kalo
pencerahan saya asumsikan, apa yang saya sampaikan nantinya, tidak akan membuka
ruang debat dan tanggapan balik – layaknya matahari yang memberi sinar. Padahal
kasus Anto ini adalah kasus yang sejatinya tidak mengandung unsur SARA 
samasekali
kalau diletakkan dalam konteks keseluruhan statemennya; sesuatu yang sayangnya
kurang disimak oleh para pemicu reaksi termasuk Forum Rektor.
Yang membuat saya kecewa ialah bahwa dalam bagian tanggapannya
Forum Rektor menyebut ungkapan Andi adalah ungkapan yang tidak pantas
disampaikan oleh seorang yang bergelar Doktor. Hal ini secara tidak lansung
menyeret dunia akademis untuk benar-benar berada dalam ruang praktis, politik
praktis. Padahal yang saya tahu, Forum Rektor adalah forum yang sangat steril
dari hal-hal semacam itu dan tetap mampu menjaga independensinya, terutama 
terhadap
kekuasaan negara. 
 
Dalam banyak kesempatan, saya sering mengatakan bahwa sebaiknya
kita tidak terjebak, apalagi tersandera, oleh usaha-usaha serius menyeret
kesukuan, etnisitas, dalam permainan perebutan kekuasaan dan pengaruh. 
Sayangnya,
dalam kesempatan kampanye Pilpres yang lalu, Tim JK-Wiranto masih sangat serius
menganggap politik identitas itu sebagai instrumen untuk meraih dukungan. Lihat
misalnya ketika sejumlah organisasi berbasis keagamaan spt Muhammadiyah, NU dll
membuat pernyataan dukungan – hal yang kemudian tidak diikuti secara
patut oleh umatnya. Tim yang sama juga masih terjebak antara dikotomi Jawa-non
Jawa yang disintesakan menjadi Nusantara, juga terbukti tidak begitu mempan
meraup hasil. 
 
Dan melihat hasil akhir sementara, perolehan JK-Wirnato bahkan
tidak sampai separuh perolehan Mega-Prabowo, sesuatu yang membuat kawan-kawan di
Tim JK-Wiranto menjadi kaget dan bertanya “kok bisa begitu, ya?”.
Jawabnya : ya memang begitu. Dan itu memang karena faktor Anto atau
Celia to Choel Mallarangeng atau tepatnya Fox Indonesia yang banyak menuai
kritik itu. Saya sebut  faktor mereka, karena mereka adalah kalangan yang
menyakini bahwa politik indentitas di Indonesia tidak lagi relevan dalam
pertarungan perebutan kekuasaan nasional, apalagi Gus Dur tidak lagi ikutan
(dalam banyak hal, Gus Dur adalah nasionalis yang paham bahwa politik identitas
adalah roh politik Indonesia, tetapi justru itu belakangan beliau tampaknya
harus mulai merevisi asumsi dan pandangannya itu). Dalam 10 tahun terakhir, 
bangsa
ini sudah benar-benar belajar terutama dari Jusuf Kalla sendiri, bahwa 
pragmatisme- lah
sesungguhnya yang menjadi instrumen pokok dalam pengambilan sikap-sikap
politik.  Dan adapun identitas atau semacamnya, bahkan hal-hal yang
idiologis, sudah menjadi nomer dua.
 
Saya kita begitu.
 
Salam
Nyonri  
 
 
 
From:panying...@yahoogro ups.com [mailto:panyingkul@ yahoogroups. com] On 
Behalf Of Ostaf
Al Mustafa
Sent: Friday, July 10, 2009 11:03 PM
To: panying...@yahoogro ups.com
Subject: Re: [panyingkul] GALIGO HARI INI : Untuk Para Penghianat
 




Kak Ami,
Malla Ronggeng Brothers, yang bikin marah rektor Unhas, karena melakukan
tindakan rasis kepada orang Sulsel. Menurut Kak Ami, apa tindakan itu lumrah
atau normal-normal saja dalam dunia politik? Dia disebut pengkhianat dengan
suatu sebab yang memuakkan. Untuk mendapatkan sebuah posisi atau demi
menyenangkan atasannya, orang lain harus ia injak dengan kalimat rasis.
Kupannasami siapa yang dimaksud, Kak Ami!

Kayaknya, Kak Ami harus memberi kami pencerahan di tengah ruang amarah yang
menghabiskan berbatang-batang bara merah di kepala!
 

________________________________
 
From:Ami Ibrahim <hasymi.ibrahim@ gmail.com>
To: panying...@yahoogro ups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 2:43:55 PM
Subject: RE: [panyingkul] GALIGO HARI INI : Untuk Para Penghianat
Ostaf
: siapa seng itu malla ronggeng ... Pa'nassa mi saja spy kita bisa ukur apa dia
tdk punya prinsip, atau penghianat atau apa.

Salam
Nyonri 

________________________________
 
From: Ostaf Al Mustafa <ostafalmustafa@ yahoo.com>
Sent: 10 July 2009 12:51
To: panying...@yahoogro ups.com
Cc: bugin...@yahoogroup s.com
Subject: Re: [panyingkul]
GALIGO HARI INI : Untuk Para Penghianat
 
Guruku, Daeng Adin! Sekarang sudah adami yang rusak di
negeri ini. Bencana titik awal sudah mulai terjadi menyambut kemenangan
SBY-Boedi! Malla Rangeng Bros, pasti merekalah yang tak punya prinsip!
 

________________________________
 
From:surya adin <adinw...@yahoo. com>
To: bugin...@yahoogroup s.com
Cc: panying...@yahoogro ups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 9:45:21 AM
Subject: [panyingkul] GALIGO HARI INI : Untuk Para Penghianat
De' memeng teng-ennajana, apa to ranggasela lurengngi totoona
Arti Bugis : De'memeng tenna masollanna, apa tau temmatette atina rirennuang 


[The entire original message is not included] 
 

   


      

Kirim email ke