*Potret Jupe Berlatar Pacitan*
www.denun.net

 Tanggal 27 April 2010. Masih pagi sekali. Saya sedang bersiap-siap menuju
tempat kerja. Saat mengencangkan ikat pinggang, televisi menayangkan Julia
Perez alias Jupe sedang menarik ujung baju ketat warna hijaunya dengan dada
membusung. Pacarnya yang pesepakbola Latino berdiri di sampingnya mengenakan
baju putih. Keren sekali dengan cambang bak bulu landak.

Pagi itu, Jupe yang bernama asli Yuli Rachmawati tampil berbaju minim hijau
muda terang, bukan Jupe jika tidak berbaju dengan belah dalam hingga
“bawaannya” nyaris melongok keluar. Saya sesak tapi kemudian sadar itu bukan
hak saya, walau televisi telah memberikan cap “free of charge”, silakan
nonton, toh televisi telah jadi ruang pamer gratis Jupe. Lalu saya segera
sadarkan diri, *“ingat ingat ingat, pilkada beberapa bulan lagi, ting!,”. *

Nama Jupe kian kinclong saat menyatakan ketertarikannya pada goda gairah
politik konvensional. Ia ingin jadi wakil bupati, Pacitan. Satu Kabupaten
yang oleh seorang kawan sebenarnya lebih layak disebut kampung sunyi.

Asli Pacitankah Jupe? Bukan! Menurut *Ika Hentihu*, warga Surabaya yang
telah ke Pacitan sebanyak tiga kali, Jupe (29 tahun) adalah warga Jakarta
yang berdarah Sunda. Jauh beda dengan Pacitan yang pesisir, keras dan sangat
kejawen (tradisional unik). Jupe adalah representasi perilaku glamour,
pesta, kota. Jupe terkenal karena simbol sensualitas di mata pria dan
(mungkin) rasa eneg bagi kaum sejenisnya. Berikut kutipannya.

*Potret Pacitan*

Pacitan, terpencil dalam nama besar propinsi Jawa Timur. Dapat ditempuh dari
Surabaya atau Malang selama 8 Jam. Saat longsor beberapa waktu lalu mesti
ditempuh hingga 10-12 Jam. Pacitan persis negeri dalam batok kelapa. Pacitan
di dalamnya. Untuk sampai ke sana mesti mengelilingi gunung. “Muter gitu,”
Kata seorang kawan. Mesti melewati berbagai macam bentuk bukit. “Di sana ga
ada terminal bis, apalagi lapangan terbang, yang terdekat ya mesti ke Solo.
Kota terdekat dari Pacitan adalah Ponorogo, tapi di Ponoroga ga ada lapangan
terbang,” Kata Ika.

Berbeda dengan wilayah lainnya di Jawa Timur yang telah punya terminal bis
supersibuk, tujuan ke dan dari Pacitan masih tidak teratur. Travel sangat
sulit ditemui yang melayani jurusan Pacitan. “Jadi kita bilangnya ke travel
atau bisnya ke Ponorogo. Kalau dari Jakarta ya turun di Solo. Dari Solo ke
Pacitan kira-kira masih 6 Jam. Ponorogo ke Pacitan 3-4 Jam,” Sambungnya.

Tapi Julia Perez, si seksi sudah menyambangi kabupaten itu. Beberapa waktu
lalu, media memberitakan kunjungan Jupe ke beberapa tokoh Pacitan termasuk
sowan ke para kiai. “Jika kamu hendak mengabdi di Pacitan, kamu harus
berbusana sopan dan muslim,” Pinta beberapa tokoh masyarakat itu. Si Jupe
yang kota hendak ngendon di Pacitan yang ndeso.

“Aku gak bisa bayangin Jupe bisa ke sana, tapi dia dah nyampe tuh,” Katanya.
Dia berpikir apakah Jupe akan kerasan tinggal di sana. Soalnya, jika naik
bis, resiko kecelakaan karena jalur sempit, terjal dan berliku akan membuat
keder siapa saja. “Ada jalur di kilometer berapa gitu, yang panjangnya
sekitar 2 kilometer. Kalo papas an, salah satu harus ngalah..mundurrrrr....
gimana coba?. Kalo masuk di jalur mundur itu ndredeggg.. takutnya ngguling,”
terangnya.

Pacitan gersang pol. Kalau musim hujan, beberapa bagian kabupaten pesisir
itu akan tenggelam hingga dua meter. Beberapa orang masih makan gaplek.
Akses internet ada tapi lambat. Warnet hanya ada beberapa. Telkom tidak
pakai kabel tapi satelit. Karena tidak mungkin menyambung kabel dari
Ponorogo.

Meski di kota, banyak warga masih memasak di tungku. Sebagian orang
menganggap kondisi itu sangat menyenangkan. Pacitan yang masih
sederhanaPandapatan masyarakat dari sektor perikanan. Pantai Teleng Ria
adalah kebanggaan orang Pacitan. Pantainya indah dan alami. Ikan yg sering
didapatkan adalaha ikan layur dan tongkol. Persoalan nelayan Pacitan adalah
selalu repot memasarkan hasil produksi karena alat transportasi yang
terbatas.

“Jika ada orang sakit parah biasanya mereka akan ke Solo, sewa tenda ya ke
solo, kulakan baju ya ke Solo. Karena di Pacitan ga ada,” Katanya. “Pokoknya
kalo mau pensiun ajah wes disana enak,” Terangnya. Pantai indah dan lekuk
geografi pesisir Pacitan sangat menarik. Kalau pemandangan untuk obyek
sangat bagus. “Apalagi kalau ada Jupeh,” Canda Ika.

Orang orang bilang Pacitan itu terpencil sehingga disebut *“mencit”.*

“Penduduk Pacitan masih menganut tradisi kejawen yang amat kental. Semisal,
Jika ada warga yang mau dijahitkan mukena ke penjahit, warga Pacitan masih
suka membuatnya daripada beli jadi. Nah saat mereka membawa bahan ke
penjahit mereka juga bawa kembang,” Ungkapnya. Kembang-kembang seperti
mawar, melati, kenanga, kantil. bunga itu diberikan ke penjahitnya. Bunga
kantil semacam kuncup menyerupai cabe.

Ada juga cerita tentang praktek mistik. Tentang masih banyaknya perburuan
kain kafan orang orang meninggal untuk jadi jimat. Apalagi jika yang
meninggal pesohor atau ahli berilmu. Maling biasanya mengambil tanah kuburan
untuk dijadikan alat ampuh menyirep tuan rumah yang hendak dibobol.

Tradisi lainnya juga tidak kalah menariknya. Di Pacitan, malam Selasa
kliwon, dikenal dengan nama hari Anggoro Kasih, hari dimana para muda muda
suka berdiam diri, puasa. Jangan kira kalau puasa senin mau nyambung ke
kamis. Mereka puasa Senin karena Selasanya kliwon. Kalau Kamis pahing kan
jumatnya legi, jadi kalo Jumat legi itu pasar sepi, Kamis pahing masih ada
orang, cuma saat malam mereka sibuk di rumah.

Begitulah, Pacitan layaknya daerah pesisir yang keras. Kondisi sosial,
ekonomi, budaya warga masih tradisional, kondisi alam ekstrim, suhu udara
yang sangat panas dengan tanah yang gersang, apakah Jupe bakal ngadem di
sana jika kelak terpilih jadi Bupati hingga 2015?

Gowa, 28042010
<http://www.facebook.com/photo.php?pid=3841254&op=1&view=all&subj=388939215302&aid=-1&auser=0&oid=388939215302&id=792452766>
Julia Perez menurut Wikipedia


-- 
_____________
www.denung.wordpress.com
www.denun.net

Kirim email ke