*Ip Man 2, "Kesetaraan dan Harga Diri Itu Niscaya"*

“Tahun 40an, Hong Kong dalam belitan imperialis Inggris setelah lepas dari
Jepang. Di depan jejeran rumah kopel yang catnya mulai memudar, tiga orang
wanita sedang duduk mematung dengan kepala dibungkus steamer, bak kepala
astronout.  Mereka hendak mengubah rambutnya menjadi keriting. Dalam
beberapa menit, alur cerita mendekati tamat.

Penonton yang semula tegang mulai melepas senyum. Di rumah kopel itulah Ip
Man dijemput sang istri yang baru saja selesai bersalin.  Mereka memuji
penampilan tokoh kunci Ip Man yang heroik saat melumpuhkan Twister si bengis
dari Inggris.  Adegan di atas adalah suasana dan alur akhir dari film Ip Man
2. Film yang mengambil setting Hongkong tahun 40an. Ada polisi Inggris, riuh
perguruan silat dan Ip Man yang sedang merenung tentang apa yang mesti
dilakukannya setelah hengkang ke Hong Kong dari daratan Tiongkok. Ip Man
adalah suhu perguruan Wing Chun dari daratan China. Dia bersama istrinya
sepakat membuka perguruan Kung Fu di tengah dominasi group silat dan campur
tangan administrasi Inggris.

***

Aktor kondang Donnie Yen sebagai Ip Man, seorang master kung fu yang mencoba
bertahan di Hong Kong dengan mendirikan perguruan <i>Wing Chun.  </i>Adegan
pembuka di film ini menggambarkan alur Ip Man dan istrinya. Mereka
mengamalami kesulitan ekonomi, apalagi dengan kehamilan istrinya. Ip Man
bertemu Wong Leung yang diperankan Huang Xiaoming. Wong takluk pada uji
nyali dengan Ip Man dan menjadi muridnya.

Selanjutnya, mengalirlah adegan lucu, kocak, prihatin, perkelahian antar
anak muda, geng dan beberapa anak buah perguruan silat di sana. Gairah anak
muda yang sangat pede dengan ilmu yang diperolehnya membuat Wong kerap
terlalu pede dengan orang luar termasuk murid perguruan silat lainnya.

Adalah Hung Gar yang diperankan oleh Sammo Hung yang terganggu dengan
hadirnya perguruan silat Wing Chun.  Bahkan mereka adu jurus laga di depan
beberapa pengurus perguruan silat di Hong Kong untuk memperebutkan izin
operasi.  Sebagaimana pepatah China, persahabatan yang bermula dari konflik
biasanya akan bertahan lama dan kuat. Persis senada dengan sikap Hung kepada
Ip Man. Dari menjadi musuh karena prestise sesama guru silat, menjadi
perkawanan kuat, walau kemudian Hung terkapar di tangan Twister, petinju
Inggris yang sangat liar.

Sebagaimana layaknya film yang sarat dengan konflik antar negara, China –
Inggris dan Hongkong, nampaknya sutradara ingin menggugah nasionalisme
penonton yang bertumpu pada kesetaraan dan kebanggaan lokal. Hung sebelum
meninggal sesumbar untuk “mengusir iblis asing di Hongkong”. Maksudnya, dia
mulai tidak cocok dengan gaya Inggris utamanya ulah beberapa petugas
kepolisian yang memanfaatkan pertarungan tinju untuk melemahkan posisi warga
pribumi.

<i>“Usir iblis asing dari sini!” </i>katanya saat dia mengendus gelagat
jahat dari orang-orang Inggris di Hong Kong.

Saya kepincut karakter dan mimik Donnie Yen dalam film ini. Wajahnya yang
innocent, tenang sangat pas memerankan Ip Man yang sedang berproses dengan
lingkungan sosialnya. Dengan beragam konflik batin. Gambar-gambar rumah,
pertarungan dan ekspresi para tokoh sangat lucu dan menarik. Bagi saya IP
MAN 2 sangat bagus. Simpel dan menyenangkan. Menonton film ini rasanya kita
tidak bisa melupakan karakter dan kharisma Samo Hung. Walau sempat menyimpan
gelisah sedari awal, Samo Hung dengan tubuh tambunnya sangat memuaskan
selera.

Dialog Suhu Hung dengan suhu Ip Man memberi impresi pada pentingnya
penghargaan, sederhana, tidak sombong, memanusiakan manusia dan urgensi
kesetaraan dalam memandang sesama.

Dalam Kung Fu, jika pun kita unggul itu bukan berarti bahwa kita lebih hebat
dari yang lain, <i>“itu hanya menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan
harus selalu ditegakkan”  </i>begitulah tafsiran atas sikap Ip Man pada
dominasi Inggris (yang direpsentasi oleh Twister yang berotot dan arogan) di
Hong Kong yang meremehkan warga setempat.

Ada yang menarik di adegan pamuncak film ini. Ternyata, Bruce Lee kecil yang
kesohor itu datang ke Suhu Ip Man minta diajari kung fu dengan celana
pendeka. Anda pasti ingat aktor itu dengan gerakan jempol di hidungnya.
<i>“Saya Bruce Lee, saya ingin belajar Kung Fu!” </i>Katanya, khas
anak-anak.

Hadirnya sosok Bruce Lee kecil di akhir film, bahan racikan untuk Ip Man 3?
Entahlah...

Kandea, 23052010


-- 
_____________
www.denung.wordpress.com
www.denun.net

Kirim email ke