Catatan Tarwih Malam Ke-7 Sore pukul 5, saya menyaksikan iring-iringan warga mengantar jenazah Ny. Limbong ke mesjid untuk dishalatjenazahkan. Warga sedang berduka. Ny Limbong, warga RT 8 berpulang. Rumor berseliweran menyebut bahwa almarhum mengalami serangan jantung karena bunyi petasan yang marak di sekitar rumahnya. Ny. Limbong meninggalkan bulan Ramadhan dan kita semua. Yang maha kuasa telah memanggilnya.
Sore itu, saya baru pulang mengantar Intan ke tempat bimbingan belajarnya. Pukul 19.15 saya kembali ke tempat Intan dan menjemputnya. Saya berharap semoga tidak telat kembali ke rumah dan dapat mengikuti shalat Isya berjamaah di mesjid Nurul Khalifah, Tamarunang. Saya tiba di rumah pukul 19.45 dan mengikuti rakaat kedua shalat Isya berjamaah hingga selesai. Sebagaimana biasa, malam ini akan ada ceramah agama. Menurut protokol, Ustadz Ansar Naba, S.Pd, telah hadir dan siap membawakan ceramah berjudul, "Mudahnya Islam". "Bisa menggunakan bahasa Makassar?" Tanya ustadz yang berjenggot panjang ini. Menurutnya dia harus menyampaikan lebih dini karena saat ini warga kompleks perumahan sangat majemuk. Ada keturunan Jawa, Mandar, Tator, Bugis dan lain sebagainya. Sesuai dengan judul ceramahnya yang menyatakan bahwa berislam sangat mudah dia pun mengambil contoh, rukun islam. Pertama, mengucapkan kalimat syahadat. Betapa mudahnya mengucapkan dua kalimat itu. Mengakui keesaan Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai nabi pamungkas. "Muhammad adalah khatamunnabiyyin," kata ustadz. Terkait ini, maka ukuran niscaya kebenaran adalah mengakuinya, mohon jangan diterima yg tidak jelas dalilnya. Sebagaimana Daeng Paruru di Barombong yang mengaku nabi. Islam memang mudah, dengan meyakini dalam hati, tidak sujud kepada yg lain selain Allah SWT, kita telah menjadi pengikut Muhammad. Juga mengakui keesaan Allah yang bersemayam di atas arasnya, di langit. Yang kedua, shalat. Gampang kan? Jika tidak bisa berdiri kita bisa duduk, jika tidak bisa kita bisa telentang atau tidur. Berwudhu pun mudah, jika tidak ada air kita bisa bertayammum. Yang ketiga adalah puasa. Juga sangat mudah. Tidak semua mesti puasa. Anak-anak dapat dilatih, dan tidak mesti dipaksakan, orang gila, orang tua jompo, sakit dapat diringankan. Yang hamil dan baru saja melahirkan dapat membayar fidyah. Puasa dengan jelas diatur dalam Alquran. Nabi pun membuatnya lebih detil melalui hadist yang menjelaskan peran Ibnu Ummi Maktum, sebagai patron waktu, yaitu sejak Ummi Maktum adzan subuh. "Makan minumlah hingga adzan Ummi Makhtum," Kata Ustadz menirukan hadist nabi. Jika memahami maksud rukun Islam maka jelas bahwa begitu mudahnya kita dalam menunaikan rukunnya. "Lalu mengapa mesti ragu?," Gaya, suara dan materi yang dibawakan ustadz sangat menyejukkan. Tidak ada "sinisme", tidak ada "menakuti jamaah dengan siksa neraka,", tidak ada ejekan bagi yang tidak "beribadah". Sungguh tak biasa. Namun, ustadz hanya menjelaskan ketiga rukun islam di atas dengan alasan waktu yang terbatas. "Saya mesti bersiap juga untuk membawakan ceramah di acara ta'ziah," katanya Tamarunang, 16/08/2010 www.denun.net / denung.wordpress.comĀ® ------------------------------------ Komunitas Blogger Makassar http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: blogger_makassar-dig...@yahoogroups.com blogger_makassar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: blogger_makassar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/