Manis sekali
Cerita yang menginspirasi

#delima oh delima

www.denun.net / denung.wordpress.com®

-----Original Message-----
From: "Muhammad Ruslailang" <daengru...@gmail.com>
Sender: blogger_makassar@yahoogroups.com
Date: Thu, 26 Aug 2010 22:27:07 
To: Milis Angingmammiri<blogger_makassar@yahoogroups.com>
Reply-To: blogger_makassar@yahoogroups.com
Subject: Re: [blogger_makassar] Message of Ramadhan (17): Kisah Penuh Hikmah 
dari Penjaga Kebun Delima


Mantap! Dengan banyak versi alur cerita, kisah ini disebarkan secara massif utk 
kita memetik delima emas berupa hikmah.

Thanks Dg Lalo atas share nya

salama'

http://daengrusle.wordpress.com
FB/Gtalk: daengru...@gmail.com
YM/twitter: daengrusle

Pulsa dibiayai dari duit sendiri®

-----Original Message-----
From: mus mimin <primus022...@yahoo.com>
Sender: blogger_makassar@yahoogroups.com
Date: Fri, 27 Aug 2010 06:20:30 
To: <blogger_makassar@yahoogroups.com>
Reply-To: blogger_makassar@yahoogroups.com
Subject: [blogger_makassar] Message of Ramadhan (17): Kisah Penuh Hikmah dari 
Penjaga Kebun Delima

Kisah Penuh Hikmah dari Penjaga Kebun Delima
Dikisahkan,  ada seorang mantan budak kurus yang dimerdekakan oleh tuannya. 
Namanya  Mubarak. Setelah merdeka, dia bekerja pada seorang pemiliki kebun  
sebagai buruh. Suatu hari, sang tuan mengunjungi kebunnya bersama dengan  
beberapa sahabtnya. Dipanggillah Mubarak, "petikkan kami beberapa buah  delima 
yang manis!," pintanya.
Bergegaslah  Mubarak melaksanakan perintah sang tuan. Dia memetik beberapa buah 
 
delima dan diserahkannya kepada sang majikan dan beberapa sahabatnya  tadi.
Namun,  ketika majikannya mencicipi delima yang dipetik Mubarak, tak satupun 
ada  
yang manis. Semuanya masam. Sang majikan marah dan menanyai mubarak,  "apa kamu 
tak bisa membedakan delima yang manis dan yang masam?"
"Selama  ini Anda tak pernah mengizinkan saya makan barang sebuahpun, bagaimana 
 
saya bisa membedakan yang delima yang manis dan yang masam?," jawab  Mubarak. 

Sang  tuan merasa kaget dan tak percaya, bertahun-tahun bekerja di kebun itu,  
tapi Mubarak tak pernah makan satu buahpun. Maka ia menanyakan hal itu  kepada 
tetangga-tetanggany a. Mereka semua menjawab, Mubarak tak pernah  makan delima 
barang sebuahpun.
Singkat  cerita, selang beberapa hari, sang tuan datang menemui Mubarak untuk  
dimintai pendapatnya. "Aku hanya punya seorang anak perempuan, dengan  siapa 
aku 
harus menikahkannya? "
Orang Yahudi menikahkan karena kekayaan . . .  Orang Nashrani menikahkan karena 
ketampanan . . .
>
 
 
Mubarak  menjawab dengan tenang, "tuan, orang Yahudi menikahkan karena 
kekayaan,  
orang Nashrani menikahkan karena ketampanan, orang  Jahiliyah menikahkan  
karena 
nasab kebangsawanan, sedangkan orang Islam menikahkan karena  ketakwaan. Tuan 
termasuk golongan mana silahkan tuan menikahkan putri  tuan dengan cara mereka!"
Orang  Jahiliyah menikahkan karena nasab kebangsawanan . . . Sedangkan orang 
Islam menikahkan karena ketakwaan.
 
Pemilik  kebun itu berkata, "demi Allah, aku hanya akan menikahkan putriku atas 
 
dasar ketakwaan. Dan aku tidak mendapati laki-laki yang lebih bertakwa  kepada 
Allah melebihi dirimu. Maka aku akan menikahkan putriku  denganmu."
Subahanallah,  Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dia 
 
bekerja di sana karena belum pernah diizinkan oleh pemiliknya, namun  akhirnya 
Allah anugerahkan kebun itu beserta pemiliknya kepadanya.  Balasan memang 
sesuai 
dengan amal. Barangsiapa meninggalkan sesuatu  karena Allah, niscaya Allah akan 
menggantinya dengan yang lebih baik. 

Subahanallah,  Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dia 
 
bekerja di sana karena belum pernah diizinkan oleh pemiliknya, namun  akhirnya 
Allah anugerahkan kebun itu beserta pemiliknya kepadanya. 

Seorang Arab Badui menceritakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam 
pernah 
memegang tanganku kamudian mengajariku sebagian yang telah Allah ajarkan 
padanya. Beliau bersabda, 

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا أَعْطَاكَ 
اللَّهُ خَيْرًا مِنْهُ
"Sesunguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena rasa takut kepada 
Allah 'Azza wa Jalla melainkan Allah akan memberikan kepadamu yang lebih baik 
darinya. " (HR. Ahmad)Maka  dari rumah tangga yang dibina Mubarak atas dasar 
ketakwaan tadi,  lahirlah seorang syaikhul Islam, ulama besar, muhaddits 
ternama, mujahid  yang pemberani, seorang kaya yang dermawan; Abdullah Ibnul 
Mubarak  rahimahullah. (voa-islam)


Reply via email to