Leres pisan saur Kang King Hian, abdi oge anu saleresna mah sanes 
urang Sunda masih keneh tiasa nyarita sareng nulis Sunda. Eta mah 
kumaha karesepna sewang-sewang. Kalau suka, pasti seseorang akan 
mempelajarinya sampai mahir. Banyak juga orang Tionghoa yang menyukai 
budaya daerah tempat tinggalnya, hanya mungkin kurang diekspos.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:

> MU: 
> Begitu juga dgn penggunaan bhs daerah, jarang orang Tionghoa yg 
menguasai bhs daerah secara halus, seperti mang Ucup yg ingin sekali 
belajar bhs Sunda dgn tutur kata ucapan yg halus, tetapi sayangnya 
keinginan ini baru timbul setelah saya berada di Jerman, maklum saya 
dibesarkan di daerah pecinan tepatnya di jln Kelenteng - Bdg sehingga 
lebih senang dgn tutur kata "sia" dan "aing" yg mirip dgn lho gw 
begitu, daripada bhs Sunda halusnya "abdi" dan "anjeun".

>  KH:
> Saur saha mang? Da seueur urang Tionghoa anu tiasa nyarios sareng 
nyerat Sunda. Saleresna mah basa Sunda teh teu aya undak usuk basa, 
tingali we urang Baduy. Di Baduy, sadayana ngangge basa Sunda 'Asli' 
nu teu aya basa lemes.
> Lagi pula, tidak semua bhs daerah mengenal tingkatan (di Priangan, 
Jawa, Madura, Bali), jadi orang Tionghoa yang tinggal di Ambon, tidak 
bisa disalahkan karena ia tidak bisa berbicara bhs. Melayu logat 
Ambon HALUS, karena memang tidak ada.

> -------------------------------
> MU:
> Sebenarnya saya kagum terhadap bule2 yg tinggal di Indonesia, 
walaupun mereka barusan saja tinggal beberapa th, tetapi mereka sudah 
dapat menguasai bhs daerah dgn baik, beda dgn kita orang Tionghoa 
walaupun sudah hidup lebih dari setengah abad dikampung halamannya 
masih tetap saja tidak menguasai bhs daerahnya.
>  
> KH:
> Apa MU sudah melakukan survey, berapa banyak bule yang bisa 
berbahasa daerah? Apa tujuan mereka ke Indonesia? Berwisata, bisnis, 
belajar?  Kalau tujuan datang ke Indonesia adalah belajar bhs. 
Daerah, jangan heran mereka akan lebih cepat menguasai bhs. daerah. 
> -------------------------------
> MU:
> Kita orang Tionghoa ingin tetap memelihara dan melestarikan budaya 
kita, tetapi dilain pihak budaya daerah tempat dimana kita dilahirkan 
dan juga hidup s/d saat sekarang ini dilupakan, bahkan tidak mau 
diakui, memang budaya itu mau atau tidak menyangkut masalah selera 
juga, apabila s/d saat ini kita lebih senang mendengar lagu2 mandarin 
atau lagu barat, maka tidak akan begitu saja bisa dirubah mulai besok 
harus mendengarkan lagu Degung
> sunda, ataupun lagu gamelan Jawa.
> 
> KH:
> Saya lahir dan besar di Bogor. Di Bogor, banyak orang Sunda sendiri 
yang sudah tidak bisa berbicara Sunda Lemes. Kemampuan berbahasa 
Sunda teman saya (yang asli Sunda) tidak lebih baik daripada saya. 
Hal ini terjadi karena pengaruh bhs. Betawi yang meluas ke luar 
Jakarta. 






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke