David Kwa menulis :

[quoted]

Dan mudah-mudahan pula dukungan
kita-kita ini akan bermanfaat bagi Pasar Imlek Kopi Semawis khususnya
serta warga Semarang umumnya, seperti visi dan misi sejak semula
diselenggarakannya Pasar Malem Djie Kauw Meh ini, yakni adanya
pertukaran budaya dan ditampilkannya segala sesuatu yang sarat muatan
lokal khas gaya Semarangan, bukan yang Hong Kong, bukan pula yang
Taiwan, apalagi yang Cina/Tiongkok, seperti apa yang dirasakan oleh
Widya-Tjie tersebut.

[unquoted]



Rinto Jiang :

Kwa-heng,

Saya sependapat atas patah kata Kwa-heng di atas :

"yakni adanya pertukaran budaya dan ditampilkannya segala sesuatu yang sarat muatan lokal khas gaya Semarangan, bukan yang Hong Kong, bukan pula yang Taiwan, apalagi yang Cina/Tiongkok
"

Ini penting sekali sebenarnya. Dalam membicarakan budaya Tionghoa, secara generalisasi memang banyak disalahartikan menjadi sebagai kebudayaan orang2 di Taiwan, HK, Tiongkok Daratan. Ini salah, karena kebudayaan Tionghoa itu tidak satu, tidak seragam. Kebudayaan Tionghoa itu sangat sarat lokalisme-nya. Artinya, kebudayaan Tionghoa di setiap daerah bolehlah punya banyak persamaan mendasar, namun secara detil, penampakan dari setiap unsur2 budaya tadi akan berbeda sekali di setiap daerah. Seperti halnya dengan perayaan Imlek misalnya, Imlek itu dirayakan bersama2 oleh seluruh orang Tionghoa di dunia pada waktu yang sama dengan hakikat dan makna yang sama, namun dengan cara perayaan yang berbeda sekali tentunya. Bukan hanya beda antara Tiongkok Daratan, Taiwan, HK dan negara2 lainnya, namun di antara propinsi2 Tiongkok sendiri maupun dengan Taiwan dan HK, gaya perayaannya berbeda2 karena lokalisme budaya.

Jadi, untuk pencarian dan penggalian kembali makna2 serta nilai dari setiap unsur budaya bolehlah kita rujuk dari negara asalnya, Tiongkok, Taiwan dan HK, namun untuk gaya perayaannya tidak usah menuruti apa yang ada di sana karena juga tidak sesuai dengan kondisi di Indonesia. Tetaplah menuruti apa yang telah ada menjadi nilai dan gaya lokal karena ini secara tidak langsung juga memperkaya khasanah budaya Tionghoa dan nasional Indonesia itu sendiri.

Demikianlah sedikit pemikiran saya. Mudah2an kegiatan2 kebudayaan seperti ini dapat diselenggarakan secara terpadu dan menjadi suatu nilai plus bagi perkembangan aspek ekonomi, budaya dan sosial rakyat di wilayah tersebut.


Rinto Jiang


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.



Yahoo! Groups Sponsor
ADVERTISEMENT
click here


Yahoo! Groups Links

Kirim email ke