Hendri Irawan menulis :

Rekan2 milis sekalian,

Sejak saya kecil, orang tua saya (dua2 100% hakka, jadi saya hakka kuadrat
:p) mengajarkan beberapa hal tentang hakka yg perlu saya cari tahu lebih
lanjut, seperti :

1. Hakka vs Kong Hu (Yue / Guang Dong ren)

Orang tua saya selalu mengajarkan agar hati2 terhadap orang kong hu,
mengatakan bahwa jangan sampai saya membawa "kong hu pho" (wanita kong hu)
masuk ke keluarga saya. Mereka mengatakan perempuan kong hu kasar2, kalau
makan duduk di bangku selalu mengangkat kaki. Juga perempuan kong hu licik.
Walaupun diajarkan demikian, untunglah setelah dewasa, saya bisa berpikiran
sedikit terbuka. Maka saya memutuskan menggali informasi mengenai hakka vs
kong hu di internet sebagai bagian pencarian jati diri saya.

Apakah memang dari sisi sejarahnya, ada friksi antara hakka dan yue ?
Saya cari tahu lebih lanjut di internet, ada info yg menjelaskan karena
hakka itu "tamu" di guang dong, sering dipandang rendah penduduk "asli"
(dalam arti telah menetap terlebih dahulu). Juga ada beberapa pandangan yg
mengatakan bahwa hakka bukanlah 100% orang han, karena masih ada keturunan
xiong nu selatan yg pada jaman dinasti tang mengabdikan diri ke kerajaan
untuk menjaga perbatasan utara. Ciri2nya (Cuma generalisir) banyak orang
hakka yg berkulit lebih gelap dibandingkan orang kong hu maupun orang
provinsi fu jian. Juga mengenai nose bridge, saya tahu artinya (bagian
hidung di antara kedua mata) tapi gak tahu dalam bahasa Indonesia disebut
apa ( tulang hidung ???), nose bridge orang hakka disebut2 lebih tinggi dari
orang han pada umumnya sebagai pembawaan dari suku "barbar" xiong nu. Memang
nose bridge sebagian keluarga saya (saya sendiri, papa, dan adik perempuan
saya) lebih tinggi dibanding teman2 saya yg hokkian maupun kong hu.


2. Orang Hakka pelit banget ???

Termasuk saya sendiri, minus bangetnya. Teman2 saya yg lainnya selalu
bergurau mengenai kepelitan orang hakka. Dan memang dulu sewaktu di medan,
kalau ditanya orang apa dan jawabnya "khek lang" (orang hakka) selalu muncul
balasan "wah pasti pelit". Sejak kecil memang orangtua mengajarkan "hemat"
yg dalam banyak pandangan orang lain berarti "pelit". Misalnya, barang2 yg
sudah tidak terpakai tidak dibuang, tetapi disimpan semuanya sampai
bertumpuk2, siapa tahu masih bisa dipakai. Juga kalau perlu sesuatu, kalau
bisa pinjam dahulu. Misalnya, butuh tang / kunci nomor sekian, selalu minjam
sama tetangga sebelah. Dan saya amati di komunitas masa kecil saya yg banyak
hakka nya (kota kecil di aceh bernama kuala simpang), kebanyakan berperilaku
demikian.
Mama saya menyebut kebiasaan ini (dalam bahasa hakka) sebagai "hak nyin lau"
arti harfiah kira2 orang tua hakka, konteksualnya kira2 kebiasaan tua/lama
orang hakka alias pelit, hemat, kalau bisa minjam napa beli ? Mama saya
mengatakan bahwa dulu kita, orang hakka, itu hidupnya susah (mungkin karena
pengungsi) makanya kebiasaan ini diturunkan sampai sekarang, sayangnya
sekarang saya merasa generasi saya (saya & sepupu2) sudah super boros
(menurut saya lho). Apakah rekan2 milis ada yg berpandangan sama bahwa orang
hakka itu pelit ?


4. Arsitektur rumah orang hakka di tanah leluhur (mei xian) & ancaman
terhadap orang hakka

Mama dulu pernah bercerita mengenai mei xian, mengenari arsitektur rumah
orang hakka yg berbentuk bulat dan biasanya didirikan di atas bukit. Katanya
supaya kalau ada musuh menyerang bisa terlihat dari semua sisi. Memang
bentuk lingkaran secara logika line of defense nya paling kecil dibanding
bentuk lainnya dan lebih mudah dipertahankan. Tetapi apakah rumah orang
hakka dibangun memang untuk tujuan pertahanan ? Sebegitu terancamnya kah
orang hakka di tanah orang lain (guang dong). Setelah saya riset lebih jauh,
ternyata memang rumah lama orang hakka di chung guo (yg punya duit) itu
seperti benteng, gila juga.

5. Hakka & Foot binding

Dari yg saya baca, orang hakka melakukan penolakan terhadap tradisi mengikat
kaki anak perempuan (foot binding), sehingga di jaman dinasti ching, banyak
yg memandang rendah terhadap perempuan hakka yg berkaki besar. Tetapi saya
juga jadi teringat mengenai Sun Wen / Sun Yat Sen yg orang hakka tetapi
menurut ceritanya, kakak perempuannya diikat kakinya. Yg benar yg mana yah ?
apa mayoritas orang hakka menolak foot binding ?

6. Hakka & Kecenderungan politik

Dari sejarah, banyak tokoh2 politik yg merupakan orang hakka.
Dikatakan bahwa pemberontakan tai ping tian guo dipimpin oleh orang2 hakka.
Sun Wen juga disebut orang hakka, juga Mao Zedong, Deng Xiao Ping, dll2.
Apakah memang orang hakka itu mempunyai kecenderungan untuk ber-revolusi
karena dikucilkan oleh penduduk asli ? Atau itu Cuma chauvinisme kaum hakka
overseas yg membangga2kan hakka dengan mengangkat ke-hakka-an tokoh tersebut
? Setahu saya tai ping tian guo juga dipengaruhi oleh misionaris Jesuit, dan
pemimpin tai ping sendiri menganggap bahwa dirinya bersaudara dengan yesus
(mohon dikoreksi). Juga sun wen, karena dia mengecap pendidikan tinggi, saya
rasa wajar kalau dia berpikiran untuk berbuat sesuatu untuk negaranya, bukan
karena dia hakka.

Mohon pencerahannya,
Salam metta,
Hendri Irawan



Rinto Jiang :

Haha, artikel yang bagus Bung Irawan, tulisan seperti ini menyentuh sisi kehidupan yang sebenarnya memang lebih harus diperhatikan daripada topik2 lainnya mengenai kebudayaan Tionghoa.

Saya akan menanggapi sejauh yang saya ketahui.

1. Ini generalisasi. Memang ada sifat2 dasar yang muncul sebagai refleksi dari kebudayaan lokal yang berbeda, namun yang disebutkan seperti kasar, licik, suka angkat kaki bila sedang makan itu masalah pendidikan dalam keluarga. Orang dari latar belakang apapun dapat memiliki kebiasaan buruk seperti itu. Ada yang menjamin tidak ada orang yang mempunyai sifat buruk bila dia orang Hakka? Tiochiu? Indonesia? Amerika? India? Pandangan generalisasi dan stereotip-isasi negatif seperti ini harus dihentikan dan dicegah penanamannya pada generasi berikutnya.

Friksi? Tidak ada friksi secara general, artinya besar2an secara umum. Kalau antar personal pasti ada. Biasalah, manusia itu pasti begitu, kalau sudah tidak suka kepada orang lain, lalu segera dihubungkan dengan latar belakang etnis apalah dia, tinggal di manalah, miskin kaya, sampai dosa leluhur saja dibawa2. Punya musuh si Ationg yang orang Tiochiu, lalu apakah kita harus memusuhi seluruh orang Tiochiu? Pemikiran ridiculous seperti ini sudah harus masuk museum purbakala. Kalau saja masih ada orang tua yang menanamkan ini pada anak2nya, orang tua itu sekalian dimuseumkan saja karena ia termasuk orang purba.

Orang Hakka memang adalah orang "perantau"-nya Tionghoa. Artinya bila Tiongkok itu dunia, mungkin orang Hakka adalah bangsa Yahudi, yang tersebar di seluruh dunia, tapi hampir-hampir tidak punya negara sendiri (Israel baru muncul setelah PD II atas persetujuan Inggris). Jadi orang Hakka itu tersebar hampir di seluruh Tiongkok, namun umumnya di selatan Tiongkok karena pengungsian mereka dari utara yang saat itu dilanda kekacauan politik.

Orang Hakka bukan orang Han? Saya berani bertaruh kalau sekarang ini tidak ada Han murni lagi di Tiongkok. Han murni itu cuma ada di Tiongkok pra-Dinasti Tang. Setelah itu, Han bercampur baur, berasimilasi dengan banyak suku2 barbarian di utara Tiongkok. Kaisar pertama Dinasti Tang itu juga bukan orang Han, tapi suku Xianbei. Suku2 barbarian ini kemudian berasimilasi, berbaur secara kebudayaan dan genetik dengan orang Han murni, muncullah orang Han baru dengan kebudayaan Han (Tionghoa) baru yang kemudian dipengaruhi lebih lanjut oleh Buddhisme dari India. Orang Hokkian dan Kanton juga orang Han yang berasimilasi dengan suku kuno Yue di selatan Tiongkok yang kemudian bermigrasi ke Annam dan Champa di selatan karena desakan orang Han dari utara. Dinasti Tang itu menurut saya adalah dinasti yang paling berjasa dalam menanamkan dasar kebesaran Tiongkok. Itu makanya, sampai sekarang orang2 Han di selatan Tiongkok lebih suka menyebut diri sendiri sebagai orang Tang, dan bukan orang Han. Tenglang adalah dialek Hokkian dari Tangren (orang Tang).

2. Yah, ada pandangan stereotif bahwa orang Hakka adalah orang yang pelit kalau dibanding dengan orang2 lainnya dari Tiongkok selatan. Ini lumrah saja, karena dulu orang Hakka hidup dalam kesusahan, mengungsi dari satu propinsi ke propinsi lainnya. Bandingkan dengan orang Tionghoa yang merantau ke negara lain. Mereka juga mendapat stempel "pelit" di jidat bila dibandingkan dengan orang non-Tionghoa.

4. Arsitektur tradisional rumah Hakka memang seperti yang Bung Hendri bilang bahwa bentuknya seperti benteng bulat2. Benteng bulat2 ini muncul karena orang Hakka bertempat tinggal di gunung2 dan jauh dari konsentrasi penduduk "asli" Kanton dan Hokkian. Tidak ada ancaman keamanan dari orang lainnya, namun yang ada adalah ancaman dari penjahat. Penjahat ini latar belakangnya tidak tergantung latar belakang etnis, rumah seperti benteng bulat2 yang disebut "Yuan Lou" itu biasanya ditinggali satu keluarga besar di mana setiap keluarga kecil menempati kamar2 yang membentuk rumah kecil. Penjahat2 tadi juga ada yang merupakan keluarga Hakka lain dari desa sebelah atau siapa saja yang berhati jahat. Nah lo. Satu lagi, arsitektur benteng bulat ini sebenarnya bukan monopoli orang Hakka. Ini sebenarnya bermula dari orang Hokkian di Zhangzhou (Ciangciu). Baru kemudian ditiru oleh orang Hakka dan menjadi ke-khas-an orang Hakka. Sampai sekarang, Yuan Lou terbanyak adalah terdapat di propinsi Hokkian dan bukan ditinggali oleh orang Hakka.

5. Penolakan terutama karena wanita Hakka itu juga harus membantu tugas pria untuk bertani dan mencari nafkah. Ini juga yang saya kita menjadi alasan mengapa orang Hakka merasa wanita non-Hakka malas2. Orang Hakka memang terkenal keuletan dan kerja keras mereka, sampai2 wanita juga harus menjalani hidup yang keras itu. Jadi lumrah saja mereka menolak tradisi kaki kecil. Tradisi kaki kecil di zaman dulu adalah satu lambang kehormatan, cuma wanita2 yang punya status sosial tertentu yang boleh mengikat kakinya. Mengikat kaki juga satu modal untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi. Setelah mengikat kaki, wanita tersebut dilarang untuk bekerja. Mereka harus dilayani oleh pelayan wanita yang tidak mengikat kaki.

6. Memang banyak sekali orang Hakka yang menjadi politikus besar dalam sejarah perpolitikan Tiongkok. Kalau mau dibilang sebagai keberhasilan pendidikan orang Hakka saya boleh menyetujuinya. Sebenarnya, saya mau mengklarifikasi, orang Hakka memilih untuk hidup eksklusif, jadi bukan karena dikucilkan. Wong orang Arab, Persia, Yahudi saja diterima untuk hidup dengan damai di pesisir Hokkian dan Kengtang, mana ada alasan untuk mengucilkan orang Hakka.

Pendidikan yang paling penting, dan kebetulan sekali orang Hakka memang sangat mementingkan pendidikan generasi berikutnya, tentunya juga dibarengi dengan faktor pendukung lainnya.

Taiping Rebellion, yang ini saya ingin menambahkan sesuatu. Bahwa pemimpin Taiping Rebellion, Hong Xiu-quan sebenarnya melancarkan pemberontakan ini karena motif pribadi, kekecewaannya terhadap Dinasti Qing karena ia gagal ujian negara dan menjadi pejabat.

Demikian sedikit tambahan dari saya.


Rinto Jiang


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




Yahoo! Groups Links

Kirim email ke