Kalau Laskar Jihad tidak merusakan Ereveld [kuburan orang-orang yang dibunuh oleh Jepang] di Ambon [Tantui] maka bisa dilihat ada beberapa nama orang Tionghoa [apakah Oei, Tan atau Tjia, saya tak ingat] Mereka ini termasuk dalam lingkaran spion yang mengadakan sabotage terhadap instalasi Jepang di Ambon sekitarnya pada waktu perang dunia II. Mereka dan kawan-kawannya ditangkap kira-kira pada tahun 1943 dan dipancung oleh tentara Jepang. Bagi yang masih punya kenalan di Ambon bisa minta mereka melancong melihat, letaknya kira-kira 2 km dari kota Ambon, berdekatan dengan kuburan tentara Australia di Tantui.
----- Original Message ----- From: HKSIS To: HKSIS-Group Sent: Friday, May 13, 2005 10:28 AM Subject: [budaya_tionghua] Fw: Re: Pejuang Etnis-Tionghoa yang dilupakan Pak Saleh yth, Indonesia Chinese dimasa Perang Dunia II juga tidak sedikit yang berperan, ikut berkorban dalam melawan Jepang. Hanya saja, sangat disayangkan tidak terangkat menjadi Pahlawan Nasional, dilupakan atau bahkan bisa dikatakan digelapkan dalam sejarah Indonesia. Syukur kalau para ahli sejarah bisa mulai meneliti masalah perjuangan etnis Tionghoa di Indonesia, ya. Sekalipun saya juga tidak bisa mengajukan photo-photo yang bersangkutan, namun demikian ada baiknya juga beberapa nama diantaranya tetap bisa diajukan agar diketahui terutama pamuda-pemudi Indonesia, bahwa benar-benar ada etnis Tionghoa yang berjuang bersama rakyat Indonesia dalam setiap gerakan. Dan yang pasti, sekalipun ketika itu mereka tetap menyandang nama 3 suku yang Tionghoa itu, tidak menegasi ke-SETIA-an dan loyalitas mereka pada Indonesia, dimana mereka dilahirkan dan dibesarkan. ? Di-tahun 30-an BRIGADE INTERNATIONAL, kekuatan bersenjata melawan fasis Franco, satu-satunya orang yang mewakili Rakyat Indonesia adalah Dr. Tio Oen Bik , anak Tuban-Jawa Timur! Dr. Tio Oen Bik yang baru lulus sebagai dokter di Nederland, atas prakarsa Perhimpunan Indonesia di Nederland, bersedia ikut dalam Brigade International mewakili Indonesia. Ingat, sekalipun bernama tiga suku yang bernada Tionghoa, Tio Oen Bik, tetap mewakili Rakyat Indonesia, bukan mewakili rakyat Tiongkok. ? Ir.Soekarno dalam usaha persiapan membangun kembali PNI dan mendirikan PARTINDO, juga mendapatkan bantuan dari teman-teman seperjuangan Suku Tionghoa, antara lain yang pernah disebut, Liem Seng Tee, pemilik pabrik rokok kretek Djie Sam Soe ( 2 3 4 ), Tan Ping Tjiat dari Surabaya dan Liem Sui Chuan dari Bandung. Dan mereka ini dinyatakan oleh Ir.Soekarno sebagai orang yang selalu memihak kepentingan rakyat Indonesia! ? GERINDO (Gerakan Rakyat Indonesia) yang didirikan pada tgl. 18 Mei 1937 dibawah pimpinan A.K. Gani; Moh. Yamin; Amir Syarifudin; S. Mangunsarkoro dan Wilopo, adalah organisasi yang menghidupkan kembali pendirian Indische Partij, yang menyatukan semua kekuatan rakyat Indonesia dalam perjuangan melawan penjajah tanpa membedakan suku; agama dan keturunan yang ada. Oei Gee Hwat sekretaris Pengurus Besar PTI (Partai Tionghoa Indonesia) adalah salah satu anggota GERINDO ketika itu. ? Pendiri PTI, Liem Koen Hian untuk mendorong golongan peranakan Tionghoa sebagai putra Indonesia, yang bisa merasa senasib dengan rakyat Indonesia, bisa bersama-sama rakyat Indonesia berjuang melawan penjajah Belanda mencapai kemerdekaan, disusunlah staf pengurus Harian "MATA HARI" yang dipimpin oleh Kwee Hing Tjiat. Pendirian Harian "MATA HARI", yang dipropagandakan ketika itu adalah: sebagai kenyataan lahir di Indonesia, maka sama halnya dengan putra-putra Indonesia, wajib bekerja-sama, ber-setiakawan, bergotong-royong melawan penjajah Belanda dan membangun Indonesia untuk kemakmuran hidup bersama. Dan penerbitan Harian "MATA HARI" ini mendapatkan sokongan dan dukungan kuat dari pejuang-pejuang kemerdekaan seperti Ir.Soekarno, Dr.Tjipto Mangunkusumo; Mr. Iwa Kusumasumantri; Drs.Moh. Hatta; Mr. Amir Syarifudin; Mr.Moh.Yamin; dan Mr. Achmad Subardjo. ? Didalam BPRI (Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia), yang dipimpin oleh Bung Tomo, kita juga bisa melihat adanya pemuda Tionghoa yang ikut aktif, seperti Gam Hian Tjong dan Auwyang Tjoe Tek. Dan menurut keterangan, Auwyang Tjoe Tek didalam PBRI termasuk ahli membikin peluru, pengalaman yang didapatnya semasa ikut perjuangan bersenjata di Tiongkok. Sedang didalam Laskar Merah ketika itu, juga terdapat pemuda Tionghoa, pemain sepakbola terkenal - The Djoe Eng. Jadi, disamping banyak pemuda-pemuda Tionghoa yang terjun langsung didalam Laskar-laskar perjuangan melawan penjajah Belanda, tentu juga tidak bisa dilupakan adanya organisasi-organisasi suku Tionghoa yang ikut langsung dalam gerakan-gerakan Kemerdekaan, seperti Angkatan Muda Tionghoa, yang mengorganisasi pemuda-pemuda Tionghoa untuk ikut perjuangan kemerdekaan. ? KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) pertama, ternyata juga mengikut sertakan wakil peranakan Tionghoa, Drs. Yap Tjwan Bing dan Liem Koen Hian. Kemudian ditambah lagi 2 orang peranakan Tionghoa, yaitu Tan Ling Djie dan Inyo Beng Goat. Sedang Tan Ling Djie dalam sidang KNIP kedua, dipilih sebagai anggota Badan Pekerja. Dan menjelang sidang KNIP di Solo, jumlah anggota KNIP ditambah lagi seorang peranakan Tionghoa, yaitu Siauw Giok Tjhan. Kemudian, menjelang sidang KNIP di Malang untuk mengesahkan Perjanjian Linggarjati, ditambah lagi 2 orang peranakan Tionghoa, yaitu Dr. Oey Hway Kim dan Ir. Tan Boen An. Disamping itu, masih ada peranakan Tionghoa yang mewakili partai politik, misalnya Oei Gee Hwat sebagai wakil Partai Sosialis dan Lauw King Hoo sebagai wakil Partai Komunis Indonesia. Kalau wakil-wakil peranakan Tionghoa yang di-ikut sertakan dalam Volksraad, jaman penjajah Belanda, adalah wakil-wakil pengusaha besar, maka didalam KNIP hanya Drs. Yap Tjwan Bing yang bisa dikatakan pengusaha, karena memiliki beberapa apotik. ? Hasil Pemilihan Umum pertama, yang kita kenal sebagai satu-satunya pemilihan umum yang benar-benar demokratis, ternyata juga bisa menghasilkan 2 orang wakil peranakan Tionghoa, yaitu Siauw Giok Tjhan dari daftar calon BAPERKI dan Oei Hay Djun dari daftar calon PKI. Dan kita masih tetap bisa melihat adanya nama-nama bersuku tiga yang mewakili Partai2 politik yang ada ketika itu, seperti Oei Tjing Hien mewakili Masyumi; Tan Oen Hong dan Tan Kiem Liong mewakili NU; Lie Poo Yoe mewakili PNI; Tjoo Tik Tjoen mewakili PKI dan Tjung Tin Yan SH mewakili Partai Katholik. ? Kemudian kita juga masih sempat melihat adanya seorang bernama tiga suku yang duduk didalam kabinet Gotong-royong di akhir kekuasaan Presiden Soekarno, yaitu Menteri-negara Oei Tjoe Tat. Nah, berbeda dengan etnis Tionghoa-Indonesia yang sempat pulang ke-daratan Tiongkok, ternyata ada juga yang terangkat jadi Pahlawan Nasional dalam bertempur melawan Jepang. Baru saja saya temukan dalam majalah Khusus "Memperingati 50 Tahun KAA" yang diterbitkan Alumni Sekolah Bandung di Hong Kong, rupanya ada seorang Pahlawan-Nasional anak Bandung, yang bernama Nio Tiam Seng! Nio Tiam Seng setelah lulus sekolah menengah Tionghoa Bandung, pulang kembali ke Tiongkok untuk meneruskan sekolah, dan terdorong oleh semangat melawan agresi Jepang, dia masuk kesekolah Angkatan Udara, Setelah lulus ditahun 1937, langsung ikut dalam skuadron pertempuran melawan Jepang. Dalam pertempuran udara melawan Jepang di Propinsi Shantung, dekat Han-kou pada tgl. 11 Juni 1939, pesawat tempur E-15 bernomor 2307 tertembak jatuh, dan Nio Tiam Sheng tewas dengan gagah berani melawan agresi Jepang. Beliau mendapat kehormatan sebagai Pahlawan Nasional yang dikebumikan di Taman Pahlawan Melawan Jepang Nanking. Salam, ChanCT .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/