----- Original Message -----
Sent: Friday, 20 May, 2005 12:17
Subject: Tidak perlu (Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im)

Pak Akhmad, sebetulnya saya sedang mencari milis yang
berhubungan dengan diskusi antar agama tapi yang tidak diwarnai
kebencian dan caci maki. Boleh bertanya dan mempertanyakan
(mempersoalkan) suatu issue tapi jangan ditanggapi secara over
defensive. Di manakah saya dapat menemukannya
?
 
------------------------------------------------------
 
Memang berdiskusi melalui milis ada kesulitannya tersendiri.
Tidak semua nuansa yang hendak disampaikan dari dalam hati seseorang akan jelas tercurahkan dalam suatu posting di milis.
Terutama dalam soal agama (atau etnis) yang bersangkutan dengan hal yang paling dalam pada kalbu setiap orang.
 
Saya lihat, misalnya, seseorang dalam suatu posting dengan santun menceritakan kelebihan agamanya, tanpa samasekali menyebut agama lain.
Namun karena lengkapnya dia menceritakan kelebihan agamanya itu, di antara majelis pembaca milis, yang sangat banyak dan beragam, toh ada saja yang mengkomentari bahwa dia memuji-muji agamanya penjang lebar begitu berarti dia sedang menjelek-jelekkan agama yang lain! Akhirnya jadi ribut.
 
Padahal yang menanggapi seperti itu pun, bisa memang orangnya pendek fuse-nya, tetapi bisa juga hanya mau bercanda. Tetapi huruf-huruf posting di milis sulit membedakan warna nuansa antara kedua hal itu. Lalu akhirnya jadi ribut.
 
Itu baru membicarakan satu agama. Apalagi kalau topik tentang agama yang berbeda-beda mau didiskusikan dengan berdialog di milis, wah rasanya belum ada milis yang dapat melakukannya dengan mampu menjaga keakuran sesama members-nya secara sustainable.
Kalau ada members lainnya milis ini, yang bisa bantu menyebutkan keberadaan milis yang utopis seperti itu, Alhamdulillah.
 
Itu baru bicara mengenai kemampuan milis khusus agama berdiskusi tentang agama. Apalagi kalau bicara tentang milis umum, atau milis khusus tetapi non-agama. Wah itu sih rasanya bisa dipastikan diskusi agama akan berujung pada keributan.
 
Kalau saya mengusulkan kita tidak bicara tentang agama, apalagi seorang beragama A membicarakan kekurangan agama B, C, D dst, dalam milis ini, itu bukan karena mau otoriter, bukan karena tidak suka bicara tentang agama, tetapi semata-mata karena tidak suka pada dampak keributannya di milis, yang pasti akan muncul sebagai akibat dimunculkannya issue agama.
 
Tetapi kalau ada teman-teman yang bilang bahwa justru adanya keributan itulah seni ber-milis-ria, ha ha ha, ya saya nurut saja. Ribut di milis pun rasanya saya sudah proven kalau lumayan bisa koq, he he he...
 
====================================
 
----- Original Message -----
Sent: Friday, 20 May, 2005 12:48
Subject: Re: Tidak perlu (Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im)

> Bung ABS.... just for the sake of curiosity.....
> memang apa salahnya sih
> membicarakan kekurangan agama ?
 
--------------------------------------
 
Tolong disimak bahwa saya tidak pernah mempermasalahkan pembicaraan mengenai kekurangan agama.
Yang saya prihatinkan adalah orang beragama A, di media publik, mengemukakan kekurangan agama B, dan/atau C dan/atau D, demi untuk men-justifikasi-kan kenapa dia memilih agama A.
Bahkan keprihatinan saya juga tidak terlalu terletak pada apa yang orang semacam itu kemukakan dalam suatu media publik, tetapi apa dampak publik dari pernyataannya itu.
 
Itu sebabnya saya katakan bahwa saya risih menyaksikan tayangan tentang mualaf di media massa (d.h.i. media TV). Sebagai muslim, mungkin saya cenderung untuk menyetujui apa yang dikemukakan si mualaf, tetapi sebagai warga bangsa, saya menkhawatirkan dampak tayangan acara itu pada publik.
 
Keengganan membicarakan agama, baik kelebihan atau pun kekurangannya, di media publik, bagi saya terutama karena:
1. Tidak semua orang dapat mendiskusikan topik yang sensitif, seperti agama dan etnis, dengan santun dan kepala dingin. Bahkan mayoritasnya justru kebalikannya, umumnya kalau sudah mulai bicara tentang agama dan etnis, hati cepat panas, dan debat yang menyerang pribadi segera muncul.
2. Saat ini ada berbagai pihak yang memang sengaja, demi berbagai kepentingannya sendiri-sendiri, meniup-niup api permusuhan dan bahkan kerusuhan, dengan memancing-mancing kemarahan lewat kedua topik sensitif itu. Berkobarnya kerusuhan global hanya karena Newsweek salah menurunkan berita tentang Al Quran di Guantanamo adalah salahsatu contohnya pada tataran internasional. Pada skala nasional, rasanya sudah terlalu banyak contohnya untuk disebut lagi kali ini.
 
Dan dalam media publik yang terbuka, kita tidak akan pernah bisa memastikan siapa yang ada di sekeliling kita dalam suatu diskusi, bagaimana niat mereka masing-masing, dan bagaimana kemampuan pengendalian diri mereka masing-masing.
 
 
Wasalam.


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




Yahoo! Groups Links

Kirim email ke