Investasi China
Oleh: I WIBOWO
"Money can buy everything kata sebuah pepatah. Tidak demikian yang terjadi
pada perusahaan minyak China, CNOOC. Mereka telah menyediakan uang sebesar
18,5 miliar dollar AS untuk membeli perusahaan minyak Unocal, jauh lebih besar
ketimbang pesaing mereka, tetapi perusahaan itu pada 2 Agustus 2005
mengumumkan menarik diri.
Gara-garanya Kongres Amerika Serikat memberi tahu kepada Presiden George
Walker Bush untuk mewaspadai pembelian ini karena pembelian ini dapat
mengancam national energy security. Sebelumnya di media Amerika ramai
dipergunjingkan soal ancaman ini.
Peristiwa ini tentu saja mengagetkan banyak orang. Bukankah CNOOC mengikuti
prosedur jual-beli yang ada? Sesuai dengan prinsip perdagangan bebas, mestinya
tidak ada masalah sejauh transaksi itu sungguh rasional. Namun, sekali lagi,
muncul faktor ancaman terhadap keamanan bangsa. Dengan kata lain,
nasionalisme mengalahkan bisnis, politik mengatasi ekonomi. Siapa bilang
nasionalisme sudah mati?
Kongres Amerika melihat dua hal. Pertama, CNOOC memang sebuah perusahaan
asing, yang berasal dari China. Unocal memang bukan perusahaan minyak terbesar
di Amerika, tetapi dikuasainya Unocal oleh perusahaan asing dapat menimbulkan
ancaman pada keamanan energi mereka. Kedua, CNOOC dalam pandangan anggota
Kongres bukan perusahaan biasa, bukan perusahaan swasta. Perusahaan ini adalah
perusahaan milik negara. Mereka tahu betul bahwa campur tangan negara sangat
besar di situ. Tapi negara yang dimaksud di sini adalah negara yang dikuasai
total oleh Partai Komunis China, sebuah partai tunggal yang tidak demokratis.
Yang terakhir inilah merupakan isu paling mencengkam di kalangan anggota
Kongres.
Yang kecil dilepaskan
Di China dibedakan antara perusahaan milik negara (guoyou qiye),
perusahaan milik kolektif (jiti qiye), perusahaan milik individu (geti
qiye), dan kategori ekonomi lainnya (qita jingji leixing qiye). Perusahaan
milik negara bisa berada di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, atau
kecamatan. Pada umumnya tersebar di wilayah perkotaan. Tak ada angka statistik
yang akurat tentang berapa jumlah perusahaan milik negara, tetapi diperkirakan
berjumlah sekitar 100.000. Ada 2.000-3.000 perusahaan milik negara yang ada di
bawah pemerintah pusat, dan ini perusahaan milik negara yang sangat besar.
Di masa lampau perusahaan milik negara (seterusnya: PMN) memang 100 persen
merupakan usaha milik negara, sesuai dengan prinsip-prinsip komunisme. Akibat
diperkenalkannya sistem pasar, PMN mengalami guncangan besar karena dipaksa
harus menghadapi kompetisi dari perusahaan swasta, baik swasta dalam negeri
maupun swasta luar negeri. Beberapa PMN, terutama yang berukuran kecil dan
menengah, mengalami kebangkrutan.
Reformasi PMN telah dimulai sejak tahun 1979. Pertama, manajemen PMN diubah
dengan menerapkan sistem tanggung jawab. Manajer memikul tanggung jawab,
tetapi sekaligus juga memiliki kebebasan yang tidak dimiliki oleh manajer di
masa Mao dulu. Yang kedua, mereka dapat mencari modal di pasar modal, tetapi
pada kenyataannya saham mayoritas tetap dikuasai oleh pemerintah.
Manajer di PMN China bekerja seperti manajer-manajer lain di dunia.
Bedanya, selain bertanggung jawab kepada rapat pemegang saham secara
eksternal, secara internal ia juga bertanggung jawab kepada orang dalam
(insiders). Dilaporkan meskipun dalam struktur kepengurusan terdapat board of
directors dan juga supervisory board, mereka tidak efektif karena seorang
manajer tidak bisa lepas dari berbagai macam kantor pemerintah dan organisasi
partai (Jie Tang dan Anthony Ward, The Changing Face of Chinese Management,
London: Routledge, 2003, hal 55).
Yang kedua, diperkenalkan strategi zhua da, fang xiao: yang besar
dipertahankan, yang kecil dilepaskan. Peter Nolan mengamati bahwa Pemerintah
China menetapkan 120 kelompok perusahaan untuk dijadikan Tim Nasional, yaitu
perusahaan-perusahaan yang dianggap mempunyai nilai strategis.
Perusahaan-perusahaan itu bergerak di berbagai sektor: listrik (8), batu bara
(3), otomotif (6), elektronik (10), besi dan baja (8), mesin (14), kimia (7),
material untuk konstruksi (5), transportasi (5), ruang angkasa (6),
obat-obatan (5).
Semua PMN ini mendapat berbagai macam fasilitas negara, termasuk mendapat
proteksi dengan tarif impor yang tinggi. Fasilitas paling menentukan adalah
kemudahan untuk mendapat kredit dari bank-bank (yang juga milik
pemerintah)..
Sikap hati-hati dari Kongres Amerika ini tentu saja menuai kritik.
Bagaimana mungkin sebuah negara yang selalu mengkhotbahkan pasar bebas malah
melanggarnya sendiri. Namun mereka tetap bergeming.
Sangat alot
Pada saat ini dan seterusnya Pemerintah Amerika akan terus memantau
transaksi antara perusahaan China dan perusahaan Amerika. Contoh terdekat
adalah pembelian perusahaan Amerika, Maytag, oleh Haier, perusahaan China.
Proses berjalan sangat perlahan dan alot.
Suasana ini berbeda dengan suasana tahun 1980-an ketika di Amerika juga
terjadi kekhawatiran atas pembelian perusahaan, bahkan perusahaan yang
dipandang sebagai American icon, oleh perusahaan Jepang. Alasan nasionalisme
dipakai untuk mencegah perusahaan-perusahaan Jepang menguasai Amerika,
sedangkan dalam hal perusahaan China, kecuali alasan nasionalisme, ada
ketakutan lain yang bersifat politis. Di mata orang Amerika, negara China
lewat PMN mereka dapat menguasai negara dan bangsa mereka.
I Wibowo Ketua Centre for Chinese Studies,
Jakarta