----- Original Message -----
Sent: Thursday, October 20, 2005 4:48 PM
Subject: Re: Membalas artikel sdr. Aris

Saudara Aris yang baik,
Terima kasih atas atas sambutan anda yang simpatik pada tulisan saya untuk mengingat Penulis besar BaJin. Saya tidak tahu tulisan ini anda muat dimana , karenanya saya muatkan di HKSIS, Nasional List, Tionhoa Net dan KCC-USA, harep di maafkan.

1. Anda menyanyakan Kenapa ya dalam berbagai tulisan saya suka baca sebutan Revolusi Besar Kebudayaan Proletar? Kenapa tidak
disebut saja Revolusi Besar Kebudayaan?

Jawab: Orang menulis RBKP (Revoluisi Besar Kebudayaan Proletar) karena ini adalah versi yang resmi digunakan pada masa itu.

 

2. Kalau ceritera di Jing Hua Feng Yun Lu itu benar, Zhou En-lai berkali-kali tidak diizinkan untuk operasi karena Mao takut Zhou umur panjang dan Zhou yang lebih dicintai rakyat bakal mengkhianati Mao setelah mati. Mao takut mengalami nasib yang sama seperti Stalin …………etc.
Jawab: Dalam hal mengobarkan RBKP memang satu kesalahan, inipun di akui oleh PKT post Mao, diakui sifat kekirikirian dari Mao. Kalau dianalisa sebenarnya RBKP memang adalah perjoangan antara Mao disatu fihak dan Liu Shao-Qi dan Deng Xiao-Ping dilain fihak.
Garis Liu-Deng adalah reformasi agar beleid, policy PKT sesuai pada jamannya. Di PKT pusat kekuasaan Mao kalah dengan Liu dan Deng, karenanya beliau mengobarkan RBKP pada rakyat, dimulai pada anak-anak muda (Garda Merah) yang masih emosionil dan belum terpengaruh dalam politik.

Kalau garis Liu Deng di praktekkan mungkin Tiongkok sudah menjadi negara yang jauh lebih maju dari sekarang, baik dalam hal ekonomi, technologi dan militer. Saya masih ingat bahwa sewaktu saya keluar dari RRT ke Hongkong (1972) dan Belanda (1973), saya merasakan ketinggalan banyak, di Tiongkok pada tahun 1972 saya bekerja dirumah sakit nomor enam yang terkenal tidak pernah mendengar komputer bahkan calculator saja tidak aku pernah dengar dan melihatnya, padahal di Hongkong calculator sudah umum dipakai.

Tentang Perdana Mentri Chou EnLai Mao mempunyai hormat yang tinggi terhadap kepandian beliau ttg.diplomasi. Tanpa Beliau tentu jalannya RBKP lebih kekirikirian lagi. Bukankahkah Chou yang merehabilitasi Deng sampai dua kali dari penyingkiran oleh Mao. Jadi kalau Mao begitu kejam terhadap Chou saya ragukan statement itu. Yang membenci dan akan menjatuhkan Chou adalah The Gang of Four, dan selalu dihalang-halangi oleh Mao. Mungkin ini bisa dilaksanakan sampai Mao mejadi demen sama sekali. Disinilah pengaruh istri yang besar, apalagi istri yang berambisi ingin merebut kekuasaan. Yah ini pengertian saya dengan membaca buku-buku baik dari PKT (dalam bahasa mandarin) maupun dari fihak Barat ahli-ahli sinologi. Salahnya politik PKT ialah mendewa-dewakan Mao (sebetulnya umum berlaku bagi semua negara komunis), sehingga beliau menjadi orang yang ingin didewa-dewakan dan tidak mau melepaskan sifat kultus individu dan kedua kekusaan yang tanpa batas dan waktu. Peng Teh Huia adalah pemimpin perang Korea dan berjasa sangat besar demikian pula jendral-jendral lainnya, jadi menjatuhkan comrades in arms adalah kesalahan yang besar, meskipun mengingat jasa Mao dalam pembebasan negara Tiongkok. Sebetulnya masih banyak yang dapat ditulis disini tetapi berhubung batas batas waktu dan tempat maka aku hentikan saja.

Bahkan Ba Jin mengusulkan untuk mendirikan musium RBKP, agar kesalahan pemimpin RRT tidak terulang lagi, namun ini adalah tema yang sangat sensitif karena belum dapat dilaksanakan. Ini karena masih bayak orang yang memuji Mao terutama kaum miskin dan pula mengingat jasa beliau dan kemampuan beliau yang tinggi sebagi seorang politikus, strategis militer, filosofi, penyair dan historikus. Bahkan juga Deng Xiao Ping mengatakan bahwa melihat Mao harus menganalisa sejarahnya maka oleh Deng meskipun beliau dijatuhkan sampai dua kali masih memberi angka 70 bagi jasahnya dan 30 bagi kesalahannya, bukankah ini mengherankan, tetapi memangnya ini kultur Tionghoa yang tidak melupahkan jasah pemimpinnya, meskipun Mao sendiri tidak mau memikirkan jasa kawan seperjoangannya, karena ambisinya yang kuat! Tetapi policy Mao sudah ditinggalkan RRT sekarang benderanya komunis tetapi politiknya ialah social demokrasi. RRT terus maju kedepan dalam segala bidang tanpa ada kekuatan yang dapat menghalangi sampai sekarang ini.


Salam hangat,

Han Hwie-Song

 



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke