Seringkali kita dikejutkan oleh peringatan tentang ancaman bom di satu gedung.  Maka isi suatu gedung bertingkat direpotkan oleh pengosongan , penyisiran oleh ahli  bom. Maka timbullah rasa kecemasan dan ketakutan mendalam. Ternyata ancaman tersebut adalah ancaman palsu.

Ancaman bom palsu adalah bagian dari teror yang dilakukan oleh orang jahat atau orang yang berpenyakit jiwa. Bahkan peledakan bom teror yang sebenarnya, punya tujuan panjang untuk membuat cemas dan menimbulkan ketakutan masyarakat  banyak yang tidak terkena bom secara langsung. 

Saya mencurigai bahwa kiriman email yang bercerita tentang bahaya perkosaan, adanya rencana 10 Mei jilid dua, atau VCD yang macam-macam itu adalah bagian teror yang dikirim orang jahat pula. Persis seperti ancaman bom palsu. 

Bagaimana kita menyikapinya ? Tentunya kita tidak bisa menganggap sepi suatu ancaman bom. Kita mesti tetap waspada dan tetap sabar menghadapi prosedur keamanan. Tapi saya kira kita harus bisa tidak ditenggelamkan oleh irama lagu para teroris tersebut dengan berada didalam ketakutan yang berlebihan, apa lagi  timbul perasaan curiga yang tidak-tidak terhadap lingkungan sekitar. 

Yang penting dicatat adalah bahwa kita jangan gampang menyebarkan email "ancaman" kepada orang lain. Kita  wajib  sangat berhati-hati, agar  kita sendiri tidak  masuk perangkap orang jahat untuk membantu mereka dalam  menebar  teror rasa ketakutan.

Salam,
Abdullah Hasan.



On 12/6/05, Catherine Seafia <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
Apakah itu VCD Tragedi Pemerkosaan Mei'98?
Sungguh biadab kalau hal itu benar-benar terjadi !!
Semestinya segera laporkan saja ke pihak berwajib atau
ke Komnas HAM, agar si penjual VCD itu segera
tertangkap.
Sudah cukup aksi kebinatangan itu terjadi sampai
disitu saja !!

Saya jadi teringat kejadian Betawi dulu, sekitar 10
ribu WNI Keturunan Tionghoa dibantai. Bisa jadi, hal
itu dipicu karena kecemburuan sosial, yang
mengakibatkan munculnya prasangka-prasangka etnis yang
buruk terhadap kaum Tionghoa.

Betapa bodohnya mereka yang hanya melihat etnis
Tionghoa itu hanyalah Om Liem saja. Banyak etnis
Tionghoa juga hidup dalam kesusahan. Coba saja lihat
di daerah Pangkal Pinang, banyak kaum Tionghoa yang
hidup dalam kemiskinan. Mereka bekerja sebagai tukang
becak, pembantu rumah tangga.

Seharusnya pemerintah segera menyadari hal ini
secepatnya, agar tidak akan terulang lagi
tragedi-tragedi yang sangat memalukan bagi diri kita
sendiri sebagai Warga Negara Indonesia, yang sudah
dari sononya dikodratkan penuh dengan beragam etnis
dan budaya.

Kemana ruh kebersamaan dan persaudaraan itu??
Kemana peri-kemanusiaan kita, bangsa Indonesia??
Sudah sakitkah bangsa ini??

Melihat persoalan diperdagangkannya kembali VCD-VCD
itu, janganlah kita kembali terprovokasi dengan
melontarkan wacana-wacana, yang akhirnya menimbulkan
rasa ketakutan yang berlebihan. Karena hal itu tidak
akan memecahkan masalah, tapi hanya akan memperkeruh
suasana, dengan saling curiga dengan sesama.

Bicara soal marah, takut dan dendam, hal itu sangatlah
Wajar, tapi janganlah kita terus menerus menoleh ke
belakang, tetaplah terus menatap ke depan. Saya yakin
keadilan dan kebenaran adalah hukum yang abadi di
dunia ini.


Salam

Catherine


---



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke