----- Original Message -----
From: Han Hwie
Song
Sent: Saturday, December 24, 2005 6:39 PM
Subject: Perobahan waktu dan menimati pesta winter.
essay Menikmati bulan desember, bulan yang penuh dengan kegembiraan Filosofi Tionghoa mengatakan bahwa dunia berputar dan masyarakat berobah; taoisme mengatakan bahwa menurut Tao semua itu berobah secara spontan, disini baik saya ambil sebagi contoh perobahan seasons. Saya
masih ingat tiga-empat minggu yang lalu hawa udara masih nyaman. Banyak penduduk dengan keluarganya duduk di kebun menikmati rembulan dan bintang-bintang, pesta barbecues
dibawah langit yang biru dan bercakap-cakap sampai jauh malam.
Sekarang hari-hari
menjadi pendek jam 17.00 sore sudah gelap dan jam delapan pagi baru mulai terang. Karena hawa yang dingin dan gelap orang lebih baik tinggal didalam rumah yang lebih hangat, nyaman sambil membakar kayu di kachel atau heater. Berkumpul dengan keluarga dan menikmati kehangatan kebersamaan, lilin yang membakar dan pohon cemara yang hijau bergemerlapan dengan lampu serta dekorasi yang indah, inilah keindahan dari bulan desember di Eropa dan chususnya di Holland.
Bulan desember bagi keluarga kami adalah bulan penuh dengan kegembiraan, banyak re-uni dengan keluarga dan teman-teman. Untuk keluarga kami bulan desember adalah bulan banyak dengan hari-hari pesta, dan keluarga kami gembira karena mendapatkan kado-kado, menerima kedatangan keluarga dan teman-teman, membuat makanan yang spesial dan membaca buku untuk mencari resep-resep yang unik untuk pesta yang akan datang. Untuk memenuhi ini kami harus sering kali pergi supermarkt
yang chusus menjual makanan, untuk memenuhi koelkas dan
diepvries. Satu kerepotan
tetapi tokh yang menyenangkan. Hari-hari yang saya maksudkan ialah : Kesatu hari lahir St. Nikolaas beken di Indonesia dengan nama Sinterklaas pada tanggal 5
desember; tanggal 12 desember hari lahir cucu saya yang sekarang ini paling kecil Li-May; tanggal 21 saya punya HUT dan tanggal 25 dan 26 HUT dari Tuhan Jezus, beken dengan Hari Natal, dan achirnya ialah pengantian tahun. Bulan manakah yang begitu penuh dengan kegembiraan seperti bulan desember, maka bagi saya yang sudah senior dan mempunyai penyakit, pada malam-malam hari yang sunyi, aku katakan pada diriku: nikmatilah setiap pesta bersama keluarga di sini dan sekarang. Bulan desember adalah pesta untuk generasi tua dan muda! Kebudayaan Tionghoa mengatakan dengan adanya berbagai hari besar tujuan pertama-tama adalah re-uni dengan keluarga, agar relasi antar mereka tetap dekat dan harmonis. Kedua ialah makan besar bersama dirumah sambil berkongkou di tengah-tengah keluarga dan teman yang dekat, dengan pengertian: tiada sesuatu kegembiraan yang lebih baik dari pada home, dan dipertahankan sweet home selalu. Keadaan dan relasi yang sudah dikenal sedari kecil, dan saling percaya antar keluarga dan teman, sesuai sekali dengan suasana pesta musim winter dan memberikan pesta-pesta yang chusus
ini suatu suasana yang berseri-seri dan
aspirasi yang baik. Istri saya dan saya, karena masih tergolong dalam generasi agak tua, dan terutama istri saya, karena orangtuanya datang dari Fu Zhou, Tiongkok daratan dan saya, engkong datang dari Fuzhou dan mak saya datang dari Xiamen juga Fujian (Hokkian). Maka kami ini, sedikit banyak terikat dengan tradisi dan rituil, terutama dari budaya Tionghoa dan pula sedikit banyak dari Jawa, karena kami dilahirkan, dibesarkan dan interaksi dengan etnis Jawa; istri saya dengan masyarakat Solo dan saya dengan masyarakat Surabaya. Pula kami berdua dan anak-anak kami sudah biasa pindah tempat. Dari Jawa ke Shanghai, lalu ke Hongkong, Nederland, Belgia dan
kembali ke Holland.
Maka istri saya
kalau masak selalu diachiri dengan Chinese atau Jawanese touch dalam pesta-pesta
itu. Pada Hari Ulang Tahun sebagai gantinya bahmi ialah pasta Italia, sebagai
simbol dari panjang usia. Masakannya pasti ada satu yang pedas atau disediakan
sambel. Pesta-pesta
ini merupahkan juga istirahat dari penghidupan umunya di Eropa yang hektis dan
komplex. Pula kami berkumpul dan makan bersama jarang sekali, sehingga kalau ada
kesempatan kami usahakan bisa berkumpul sekeluarga untuk makan bersama. Bagi
cucu-cucu kami mengenal familinya lebih baik, perkenalan ini juga memerlukan
investasi dan pesta-pesta bersama inilah merupahkan satu ketika untuk mereka
saling mengenal dan agar lebih close lagi untuk kemudian hari kalau kita
generasi tua ini sudah meninggalkan dunia dan hubungan kekeluargaan tetap dapat
dilanjutkan. Anak
saya Shiuw-Huey sangat tertarik dengan pajangan meja dengan stijl yang kreatif
dari servis yang dipakai. Bunga tidak lupa selalu ada diatas meja, sebab
bunga-bunga ini memberi suasana yang segar, alamiah dan enak
dipandang. Makanan
yang dimasak harus sebisanya disesuaikan dengan arti dari pesta yang dirayahkan.
Bebrapa minggu sebelumnya dipikr matang-matang apa yang akan di suguhkan nanti. Pada HUT bahmi atau pasta tidak boleh lupa, karena ini adalah simbol dari panjang usia, Ikan (Yi) harus ada pada pesta Tahun Baru, karena ikan adalah simbol dari ada kelebihan (Yi berarti juga masih ada kelebihannya). Didapur
keluarga wanita sibuk dengan masak terutama Ibunya anak-anak, Shiuw-Huey, dan putra saya yang besar Kuo-Ming. Anak saya Kuo-Sen dan menantu saya Gwan-Hoei masing-masing memilih dan meyediakan wine mana yang cocok diminum nanti dengan makanan yang akan disuguhkan. Kita biasanya makan sampai malam dan pada kesempatan ini Kuo-Ming sering banyol sehingga kita banyak ketawa dan tidak terasa jalannya waktu yang cepat. Humor memangnya penting bagi penghidupan manusia, tanpa humor penghidupan akan dirasakan kekurangan dan sulit, apalagi pada masyarakat yang hektis dan penuh dengan stress. Sebagai yang tertua dan terutama berpenyakitan saya diajak belanja oleh putri saya dan sampai dirumah saya hanya melihat saja, tetapi dalam hati saya, saya merasakan senang dengan kebersamaan ini dan kami berdua merasakan puas dengan penghidupan ini, melihat anak-anak kami semua sudah menjadi orang dan mencapai kedudukan seperti cita-cita kami. Aku sadar bahwa aku telah menika dengan salah satu wanita yang paling cantik dan bijaksana didunia ini. Saya sekarang sudah hampir tigapuluhtiga tahun bekerja di Belanda, aku hidup karena pekerjaanku dan sangat intensif dengan negara yang mengadopsi
saya ini, saya mendapatkan bintang ksatria dari Ratu Beatrix dan kami sudah menjadi Warga Negara Belanda, anak-anakku, menantuku semua dan cucuku bicara bahasa Belanda dan menetap disini, karenanya aku cinta pada negeri ini, tetapi aku sadar bahwa aku mempunyai nama Tionghoa, dilahirkan, dibesarkan dan berpendidikan Indonesia! Malam aku dengan tenang dihatiku
merebahkan diri diatas ranjang, dan aku mengucapkan trimakasih pada Tuhan yang Maha Kuasa telah memberikan kebahagian bagi keluarga kami. Dr. Han Hwie-song Breda, 24 Desember 2006 The Netherlands .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS
|
Title: Filosofi Tionghoa mengatakan bahwa dunia itu berputar dan masyarakat berobah, dan taoisme mengatakan bahwamenurut Tao semua it