Saya mempostingkan ini dengan tujuan untuk menumbuhkan pemikiran 
kritis bagi semua member dan sekaligus untuk mencegah terjadinya 
debat kusir ataupun debat putar komedi yang tidak ada juntrungannya. 
Sekaligus, dengan menghindari kesalahan2 logika ini, maka kita akan 
menjadi lebih tajam dalam menganalisa masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
Maafkan bila didalam contoh2 tersebut ada menyinggung soal 
keagamaan, akan tetapi contoh2 kasus tersebut terjadi benar dalam 
kasus-kasus diskusi yg pernah saya kumpulkan. Harap dipandang 
sebagai wacana dan sebuah contoh belaka.

Semoga berguna.

=============
+++KESESATAN-KESESATAN LOGIKA+++

1.      Ad hominem: 
menyerang orangnya bukan menjawab isinya. Ketika seorang arguer 
tidak dapat mempertahankan posisinya dengan evidence/ fakta / 
reason, maka mereka mulai mengkritik sisi kepribadian lawannya.

a. Ad Hominem Abusive: menggunakan kata-kata yg menyerang langsung 
penulis alih-alih membantah argumennya.
Contoh : 
Abu : Kekacauan dalam organisasi disebabkan salah satunya oleh 
rendahnya kualitas sumber daya manusia yang ada.
Badu : Ah, itu kan pendapat anda yang sombong dan mau turut campur 
saja urusan orang lain.

Penjelasan:
Si Badu sama sekali tidak memberikan argumentasi lawan ataupun 
menunjukkan kesalahan dari argumentasi si Abu, melainkan menyerang 
pribadi si Abu dengan mengatakan sebagai 'sombong' dan 'mau tahu 
urusan orang'. Apabila sikap si Badu seperti itu, maka apa gunanya 
dilakukan suatu diskusi lagi? Suatu diskusi adalah untuk membahas 
suatu masalah/ issue guna mendapatkan berbagai macam sudut pandang 
dan pemecahannya.


b. Ad Hominem Circumstansial : menggunakan hal-hal di sekitar si 
penulis dalam hubungan yg tidak relevan, untuk menyerang si penulis.
Contoh :
Abu : Kenaikan harga BBM memang sangat diperlukan pemerintah untuk 
mengatasi kesenjangan defisit neraca pembayarannya.
Badu : Ah, kamu kan memang sudah kaya raya, jelas saja tidak 
merasakan penderitaan rakyat.

Penjelasan:
Jawaban si Badu mengenai apakah Abu itu kaya atau tidak, tidak ada 
hubungannya dengan argumentasi yg dikemukakan Abu. Hanya karena si 
Abu kaya, tidak menjadikan argumentasinya tidak valid.
Kedua, disini terdapat gejala Logical Fraud kedua yaitu: Mind 
Reading (membaca pikiran) : bagaimana si Badu tahu isi hati si Abu 
bahwa ia dikatakan tidak merasakan penderitaan rakyat?

c. Ad Hominem Tu Quo Que : mengatakan bahwa si penulis tidak berhak 
menyatakan hal tersebut karena ia tidak melakukan apa yang 
dikatakannya.
Contoh :
Abu : Dalam kondisi tekanan ekonomi seperti sekarang ini maka 
sebaiknya kita menghemat pemakaian energi dan mencegah pemborosan2 
yang tak perlu.
Badu : Ah, mobil anda saja land rover yang terkenal boros bensin, 
anda tidak pantas untuk menganjurkan penghematan.

Penjelasan:
Bagaimana tingkah laku si Abu dalam kenyataannya tidak memiliki 
relevansi untuk menjelaskan kevalidan argumennya. Disamping itu, 
kita tidak tahu sama sekali tentang pertimbangan2 apa yang terdapat 
dalam benak si Abu untuk menggunakan mobil Land Rover.




2.      Appeal to ignorance (Argumentum ex silentio)
Menganggap suatu ketidaktahuan sebagai fakta atas sesuatu. 
Contoh: 
•       Kita tidak memiliki bukti bahwa Tuhan tidak ada, maka dia 
ada.
•       Tidak ada orang yang pernah mengkritik kami selama ini, jadi 
segala sesuatunya pasti baik-baik saja.

Penjelasan:
Ketidaktahuan akan sesuatu hal tidak serta merta mengatakan bahwa 
sesuatu itu ada ataupun tiada. 
Tiadanya orang yang mengkritik selama ini bisa saja disebabkan oleh 
sebab2 lain (misal: sungkan, takut, mengisolasi diri, dsb) yang sama 
sekali tidak serta merta berarti bahwa segala sesuatu berjalan 
dengan baik-baik saja.
Peryataan / statement seperti itu jelas menyalahi kaidah2 logic, 
sehingga tidak perlu dipertimbangkan sebagai sesuatu hal yg 
bermanfaat, karena apabila diteruskan hanyalah mengarah pada debat 
kusir.

3.      Appeal to faith
Contoh : 
•       Bila anda tidak memiliki iman, maka anda tidak akan mengerti.

Penjelasan:
Bila seorang pendebat berdasarkan pada iman sebagai dasar dari 
argumennya, maka tiada lagi yang dapat dibicarakan dalam diskusi. 
Itu namanya bukan diskusi, tapi pemaksaan kepercayaan. Iman, dalam 
definisinya adalah suatu kepercayaan yang tidak berdasar pada 
logika, evidence maupun fakta. Iman berdasarkan pada pikiran yang 
irasional, dan hanya menimbulkan kekeraskepalaan (bebal, fanatik).

4.      Argument from authority (Argumentum ad verecundiam) 
Menggunakan kata-kata "para ahli" atau membawa-bawa otoritas sebagai 
dasar dari argumen instead of menggunakan logic dan fakta untuk 
mendukung argumen itu. 
Contoh : 
•       Profesor X, Doktor Y dari  Pusat Riset  ABC  mengatakan 
berdasarkan penelitian ilmiah  bahwa teori evolusi itu tidak dapat 
dibuktikan,  dan yang benar adalah teori inteligent-design..
•       Di Amerika pernah ada penelitian bahwa ketika orang yang 
meninggal ditimbang secara teliti, maka bobotnya berkurang sedikit. 
Ini membuktikan adanya roh yang meninggalkan tubuhnya
.
Sesuatu tidak lantas menjadi benar hanya karena suatu otoritas 
mengatakan sesuatu hal. Bila pendebat memberikan testimoni dari 
seorang ahli, lihat apakah dilengkapi dengan alasan yang logis dan 
masuk akal, serta hati-hati terhadap keotentikan sumber dan evidence 
di belakangnya. Seringkali suatu penelitian dibuat seakan-akan 
canggih dan kredible tetapi setelah dicek ke komunitas profesinya 
ternyata tidak mendapatkan pengakuan ataupun ditolak mentah2 sebagai 
pseudo-science. Bahkan ada nama-nama ahli atau pusat riset tertentu 
yang fiktif belaka.

Perhatikan juga karena seringkali, yang bersangkutan mengutip 
penelitian tersebut secara sepotong-sepotong (tidak lengkap) dan out 
of context.


5.      Argument from adverse consequences
Contoh :
•       Bencana terjadi karena Dewa / Tuhan menghukum orang yang 
tidak percaya; oleh karena itu kita harus percaya kepada Dewa / 
Tuhan. 
•       Allah telah marah dan menghukum dengan mengirimkan bencana 
Tsunami di Aceh yang menewaskan beratus-ratus ribu muslim, oleh 
karena itu kita harus bertobat dan masuk Kristen.

Hanya karena suatu bencana terjadi, tidak mengatakan sesuatu 
mengenai eksitensi maupun non-eksistensi dari sesuatu.
Ataupun tidak menyatakan suatu keharusan untuk mempercayai sesuatu.

6.      Menakut-nakuti (Argumentum ad Baculum)
Argumen yang didasarkan pada tekanan atau rasa takut.
Contoh:
•       Bila anda tidak percaya kepada Tuhan, maka akan masuk neraka 
dan disiksa secara mengerikan sekali selama-lamanya. 
•       Apabila anda tidak mengakui bahwa pendapat saya adalah 
benar, maka anda adalah seorang pengkhianat.

Penjelasan:
Dengan menakut-nakuti, menekan ataupun mengancam, justru menunjukkan 
betapa lemahnya argumen mereka tanpa bisa memberikan evidence 
ataupun support atas argumentasinya itu. Biasanya hal ini dilakukan 
apabila ybs sudah merasa kepepet dan tidak tahu lagi apa yang harus 
diargumentasikan utk mempengaruhi si lawan bicaranya.

7.      Argumentum ad ignorantiam
Suatu argumen yang mempelesetkan ketidaktahuan seseorang sebagai 
pendukung atas kebenaran argumennya.
Contoh: 
•       Pernyataan kami pasti betul karena tidak ada yang pernah 
membuktikan salah.
•       Anda tidak bisa membuktikan hal yg sebenarnya tentang 
perguruan kami, maka semua yang anda katakan itu pasti salah 
sedangkan pendapat saya pasti benar (karena kami orang dalam).


8.      Argumentum ad populum
Argumen yang digunakan untuk mendapatkan popularitas dengan 
menggunakan issue-issue yang sentimental daripada menggunakan fakta 
atau alasan.
Contoh: 
•       Orang kristen adalah anak Tuhan yang diserang bertubi-tubi 
oleh anak2 gelap. Lihatlah betapa kita selalu dimusuhi dunia, lihat 
saja pada sejarah gereja purba, dimana umat kita disiksa dan dibunuh 
secara keji.
Kenyataannya mengatakan justru sebaliknya, pada abad 2 M baru ada 2% 
gol.Kristen tapi memiliki kekuatan politis dalam kerajaan romawi. 
Merekalah yang membunuhi orang2 pagan (source: Prof.Richard 
Rubinstein, "When Jesus Became a God" ). Kedua, sikap eksklusifitas 
dan fanatisme mereka itulah yang menyebabkan mereka tidak bisa 
diterima secara baik di lingkungan mereka. Jadi akar permasalahan 
justru ada dalam diri mereka sendiri, tapi  dikambing-hitamkan ke 
luar untuk mencari simpati dan dukungan. 

•       Mengapa anda terus menerus membantah argumen kami? Bukankah 
saya sudah memperlakukan anda dengan ramah? 


9.      Bandwagon fallacy
Menyimpulkan suatu idea adalah benar hanya karena banyak orang 
mempercayainya demikian
Contoh: 
•       Sebagian besar orang percaya pada Tuhan, maka Ia pasti ada.
•       Kristen adalah agama mayoritas di dunia, jadi Kristen pasti 
benar.
Hanya karena sekian banyak orang mempercayai sesuatu tidaklah 
membuktikan atau menyatakan fakta mengenai sesuatu. Contohnya adalah 
ketika Galileo mengatakan bahwa bumi bulat, maka ia ditentang oleh 
mayoritas orang dijamannya. Mayoritas mengatakan bumi datar tidak 
serta merta membuktikan kebenarannya.

10.     Begging the question (mengantisipasi jawaban)
Contoh :
•       Kita harus mendorong generasi muda kita untuk menyembah 
kepada Tuhan untuk meningkatkan moralitasnya. 
Tetapi apakah agama atau pemujaan benar-benar menyebabkan 
pertumbuhan moral? Ataukah karena sebab yang lain??? (misalnya: 
pendidikan moral, lingkungan pendukung, sistem manajemennya,  dsb).

11.     Circular Reasoning
Contoh:
•       Tuhan itu ada karena alkitab menyatakan demikian; Alkitab 
diwahyukan oleh Tuhan.
•       Isi buku ini adalah benar, karena buku ini mengatakan 
demikian.
A membuktikan B, B membuktikan A. Pembuktian berputar seperti ini 
jelas tidak valid. Premis A & B sama-sama tidak terbuktikan , maka 
premis A harus dibuktikan secara independent terhadap premis B.

12.     Confusion of correlation and causation
Mengacaukan hubungan antara sebab dan akibat.

Contoh :
•       Mayoritas dari orang sukses di dunia adalah beragama 
kristen, maka masuklah kristen…anda pasti sukses.
Padahal mungkin orang-orang golongan tertentu yang berkumpul dalam 
suatu masyarakat gereja tertentu itulah yang menyebabkan mereka 
terlihat `sukses'.

•       Anak yang menonton acara kekerasan di TV  cenderung untuk 
menjadi ganas ketika ia dewasa.
Apakah program di TV itu menyebabkan kekerasan, ataukah anak-anak 
yang berbakat ganas cenderung menonton acara kekerasan di TV???


13.     Half truths
Suatu pernyataan yang biasanya ditujukan untuk menipu seseorang 
dengan menyembunyikan sebagian fakta / kebenaran. 

Contoh:
•       Orang-orang agama X itu pasti bahagia dan diberkahi Tuhan. 
Sengaja tidak mencantumkan data tentang umatnya yang miskin, 
penyakitan, broken home, dsb)


14.     Communal reinforcement
Suatu proses dimana suatu klaim menjadi suatu kepercayaan kuat 
melalui suatu  pernyataan yang diulang-ulang oleh suatu anggota 
komunitas. Proses ini independent terhadap kebenaran klaim tersebut 
dan tidak didukung oleh data empiris yang signifikan untuk 
menggaransi bahwa kepercayaan itu didukung oleh alasan yang 
reasonable. 
•       Percaya Yesus pasti masuk surga. (semata-mata hanya karena 
banyak orang yg meneriakkan hal yg sama) 
Kebohongan yang diulang2 terus dalam jangka waktu yg lama, akan 
menjadi seperti sebuah fakta. Hanya melalui penyelidikan dan 
analisis yang seksamalah kita bisa menilainya.


15.     Non-sequitur (nggak nyambung)
Suatu kesimpulan yang diambil tidak didasarkan pada suatu premis 
ataupun evidence/ fakta.
•       Sekarang ini banyak muncul nabi-nabi palsu. Kesimpulan: 
membuktikan bahwa sekarang adalah akhir jaman. 
Padahal munculnya tokoh-tokoh agama itu disebabkan oleh sebab yang 
lain yang bukan karena akhir jaman.
Disamping itu, pelabelan tokoh-tokoh agama sebagai 'nabi-nabi palsu' 
adalah penjangkaran (anchoring) yang manipulatif sekedar utk 
melegitimasi asumsinya tanpa satu dasar-dasar penilaian yang 
obyektif.


16.     Post Hoc, ergo propter hoc (itu terjadi sebelumnya, maka itu 
disebabkan olehnya)
Semacam non-sequitur, tetapi berdasarkan waktu.
•       Lihat, ia menjadi sakit setelah pergi ke Klenteng, maka 
Klenteng adalah tempat iblis; Ia sembuh dari penyakitnya setelah roh 
jahat diusir oleh pendeta kami. 
Padahal sakitnya / sembuh sakitnya tidak  disebabkan oleh sesuatu 
yang ada hubungannya dengan kepergiannya ke Klenteng ataupun doa. 
Bisa saja penyakitnya disebabkan oleh infeksi bakteri / virus di 
tempat lain atau terjadi jauh2 hari sebelumya dimana membutuhkan 
masa inkubasi tertentu utk kemunculannya. Hanya kebetulanlah 
penyakit itu muncul pada hari yg sama.
Demikian juga kesembuhannya, bisa disebabkan oleh faktor-faktor 
alamiah ataupun gejala periodikal dari muncul-lenyapnya suatu 
penyakit kronis. Disamping itu seringkali yang terjadi adalah ybs 
juga pergi ke dokter dan meminum obat. Obat itulah yg menyebabkan 
kesembuhannya, meskipun seringkali fakta ini diabaikan sekedar utk 
memuaskan sentimental keagamaannya. 

17.     Red Herring
Sering terjadi….sang pendebat buru-buru mengalihkan perhatian / 
subyek pembicaraan. 

18.     Statistic of small number
Satu kasus digunakan untuk menjudge keseluruhan. Hanya karena suatu 
kejadian, tidak dapat mewakili kemungkinan keseluruhannya. 
•       Lihat setelah ia menjadi Budhis hidupnya menderita, berarti 
agama Buddha itu sesat.

19.     Straw man (manusia jerami)
Membuat suatu skenario yang salah (image yang menyesatkan) kemudian 
menyerangnya. Ini sangat sering digunakan dalam diskusi kita. 
Contohnya: 
•       Budhisme itu agama pesimis, coba bayangkan bukankah hidup 
kita harus optimis?.  
Padahal agama Buddha bukan berparadigma pesimistis maupun optimistis 
tetapi mencoba untuk melihat suatu permasalahan secara realistis.

•       Karena mengajarkan Karma, maka bila seorang Buddhist melihat 
seorang yg tenggelam di sungai maka ia tidak perlu menolongnya 
karena itu adalah karma ybs.  (source: Adam Liauw, milis Debat-
Alkitab)
Ini merupakan statement yg diungkapkan di sebuah mimbar agama 
tertentu. Jelas-jelas ini merupakan suatu penghasutan yang tidak 
benar untuk mengada-adakan alasan merusak nama Buddhism.


20.     Dua salah menjadi benar 
Dalam suatu penalaran logis, suatu premis salah tidak semata-mata 
menjustifikasi suatu premis salah lain menjadi benar.
Contoh :
•       Premis A :Di negara ini hukum tidak ditegakkan secara baik. 
(salah)
Premis B : Banyak sekali koruptor yang dibiarkan bebas. (salah)
Oleh karena itu, sah-sah saja bagi saya untuk melakukan korupsi 
karena memang negara tidak menegakkan hukum. Salah pemerintah 
sendiri kenapa tidak menggunakan perangkat hukum untuk  menangkap 
saya. 


•       Orang Islam merusaki gereja adalah agama sesat, maka oleh 
karena itu saya berhak untuk mengkonversi mereka menjadi Kristen 
dengan cara apapun.
Menilai suatu agama melalui generalisasi dari hanya beberapa oknum 
yang berkelakuan negatif jelas bukan merupakan suatu tindakan yang 
bijaksana. Perlu dicari kompleksitas permasalahannya terlebih 
dahulu. Selanjutnya, tindakan konversi yang juga bukan merupakan 
tindakan yang etis tentu tidak layak untuk digunakan sebagai alasan 
pembenarannya.
.








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/YNG3nB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke