Thanks sekarang ngerti lah - memang keadaan waktu itu terlalu banyak tambah2annya, Kalau perang diluncurkan karena selir menurut saya juga tidak mungkin. Didalam sejarah hanya dogeng dari Homer [greek] perang seperti ini mungkin. Tetapi memang ada kemungkinan kalau keluarga dibunuh habis - wanita2 yg cantik bisa dikidnap oleh yg berkuasa. Tetapi kepentingan negara tidak mungkin diputuskan oleh selir. Tentara Ming sudah lemah karena perang cipil jadi sulit utk membikin kontra coup utk mengalahkan Li ZiCheng
 
Politik diChina utara memang agak aneh - tetapi meminjam pasukan negara lain untuk menguasai keadaan - memang sering dipergunakan  Nuerhachi bisa jadi emperor didaerah Liaoning juga memakai tehnik ini. Tetapi rupanya tentara Ming dibawah Wu Sangkuie sudah terlalu lemah dan bukan tandingan lagi bagi tentara Qing. Salahnya dia adalah utk memakai pasukan Qing sebagai pelopor dan bukan memakai pasukan dia sendiri. Kalau pasukan asing memasuki daerah sendiri sudah pasti pasukan itu tidak akan mundur.
 
Memang Wu Sangkui dianggap penghianat oleh sejarah - tetapi dynasti Ming juga sudah hancur bukan karena perang tetapi kemungkinan besar oleh korupsi dan kelemahan pemerintahan central. Diseluruh dunia dynasti2 mulai dari bawah - menang perang - membikin rakyat makmur dan negara kuat - tetapi setelah terlalu lama berkuasa KKN mulai mengambil alih  Ini kan juga terjadi dgn dynasti Qing.
 
sekali lagi thanks  Andreas

Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Suryadi menulis:

Saat pemerintahan terakhir dinasti Ming, Wu San Gui mendapat tugas menjaga perbatasan penting Shan Hai Guan untuk mencegah masuknya pasukan Manchuria. Pada saat yang bersamaan, dalam negeri China, juga sedang terjadi perang saudara, di mana pasukan pimpinan Li Zhi Cheng (Li Chuang Wang) akhrinya berhasil mengalahkan kerajaan Ming dan memaksa kaisar Ming yang terakhir bunuh diri. Bumbu cerita sih mengatakan setelah mengalahkan kerajaan Ming, Li Zhi Cheng merebut salah satu selir kesayangan Wu San Gui yaitu Chen Yuan Yuan.

Hal ini yang memicu marah Wu San Gui dan membuka gerbang Shan Hai Guan dan mempermudah masuknya pasukan Manchuria menduduki tanah China. Tujuannya adalah memanfaatkan pasukan Manchuria untuk mengalahkan Li Zhi Cheng. Setelah mengalahkan Li Zhi Cheng, bangsa Manchuria mendirikan dinasti baru yaitu dinasti Qing. Wu San Gui mendapatkan gelar Ping Xi Wang dan berkedudukan di daerah Yunnan (daerah yang cukup subur dan makmur namun agak terpencil). Wu San Gui berusaha memupuk kekuatan dan pasukan. Beberapa tahun kemudian dia melancarkan pemberontakan (dan menamakan dirinya Zhou Di = emperor Zhou), namun gagal dan mati karena sakit.

Sebenarnya, dengan atau tanpa Wu San Gui, situasi saat itu memang lebih menguntungkan pasukan Manchuria, dimana kerajaan Ming harus berperang melawan Li Zhi Cheng dalam perang saudara. Siapa pun yang menang, pasti sudah babak belur, jadi pasukan Manchuria tinggal mengambil keuntungan saja. Tindakan Wu San Gui hanyalah mempercepat kemenangan Manchuria saja.

Ada satu catatan tambahan. Menjelang kekalahan kerajaan Ming, ada seorang Jendral (AL) yang terkenal bernama Zheng Cheng Gong. Dia melancarkan suatu serangan ke Taiwan dan mengalahkan tentara Belanda di sana. Setelah itu dia sempat meneruskan pemerintahan kerajaan Ming selama beberapa tahun, sebelum akhirnya keturunannya menerima utusan dari kaisar KangXi dan mengakui kerajaan Qing. Ini sih another story. Nanti saya cari dulu infonya dan kalau sempat baru diceritain.

Salam,
Suryadi




Rinto Jiang:

Wu Sangui waktu itu terjepit oleh beberapa kekuatan. Di satu pihak, Ming telah runtuh dan Li Zicheng berkuasa di Beijing. Di lain pihak, ia sedang berperang dengan pemberontak petani yang marak di perbatasan. Pemberontakan petani ini bukan pasukan Manchuria.

Pertama2, Li Zicheng meminta ia menyerah, Wu menyatakan kesediaannya dan kembali ke Beijing, namun di jalanan ia mendapat kabar bahwa keluarganya sudah dibunuh oleh Li. Makanya ia kembali ke pos perbatasan dan ingin melancarkan balas dendam kepada Li di Beijing.

Nah, sekarang keadaannya menjadi pelik. Ia pertama dikirim oleh Kaisar Chongzhen untuk meredam pemberontakan petani, namun sekarang Ming sudah runtuh dan Kaisar sudah tiada. Li Zicheng yang ingin mendirikan negara baru membunuh keluarganya. Kekuatannya tidak cukup untuk sekaligus memerangi pemberontakan petani dan Li Zicheng. Jalan satu2nya adalah meminta bantuan kepada pasukan Manchu di luar perbatasan. Demikianlah, Wu Sangui kemudian meminjam pasukan Manchu untuk meredakan pemberontakan petani sekaligus kekuatan Li Zicheng di Beijing. Namun tindakannya ini malah menyebabkan Manchu dengan mudah menguasai Tionggoan, makanya Wu Sangui dianggap sebagai pengkhianat dalam sejarah.

Zheng Chenggung yang meneruskan pemberontakan terhadap Qing di Taiwan mati muda dan anaknya meneruskan tahtanya itu. Namun tahun 1683, Taiwan diserang oleh pasukan Qing dan pemberontakan Ming berakhir.


Rinto Jiang



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




SPONSORED LINKS
Indonesia Culture Chinese


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke